Hama tikus merajalela disejumlah kabupaten
A
A
A
Sindonews.com - Selain di Kabupaten Temanggung, ternyata hama tikus juga merajalela di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah.
Berdasarkan data Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Temanggung, tikus menyerang 338 hektare tanaman padi berumur 7-60 hari di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo.
13 kecamatan yang terserang tikus adalah Purwodadi, Purworejo, Grabag, Bayan, Kemiri, Bener, Pituruh, Butuh, Bruno, Gebang, Loano, Banyuurip, dan Kutoarjo. Untuk itu telah dilakukan upaya pengendalian sebanyak 321 hektar.
Di Kabupaten Wonosobo, serangan tikus pada tanaman padi bermur 50 - 80 hari seluas 102,4 hektar di tujuh kecamatan. Tujuh kecamatan itu adalah Selomerto, Sapuran, Kalikajar, Wonosobo, Kertek, Leksono, dan Watumalang. Upaya pengendalian dilakukan pada 151,7 hektare tanaman.
Serangan tikus di Kabupaten Magelang terjadi pada 162,02 hektare tanaman berumur 15-120 hari di lima kecamatan, yakni Secang, Mertoyudan, Kaliangkrik, Grabag, dan Bandongan. Upaya pengendalian telah dilakukan seluas 657,65 hektare.
Di Kota Magelang, serangan tikus hanya terjadi di Kecamatan Magelang Utara dan Magelang Selatan dengan total luasan satu hektare tanaman padi berumur 15-60 hari. Namun upaya pengendalian yang dilakukan seluas sembilan hektare.
Tikus juga menyerang 391,04 hektare tanaman usia 30-90 hari di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen. Untuk itu telah dilakukan upaya pengendalian seluas 762 hektare.
Sekretaris Gapoktan Gemah Ripah di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang Mustofa (38) mengatakan, dari 43 hektare tanaman padi di Desa Pagersari, 40 hektare diantaranya diserang tikus. Seluas 35 hektare tanaman padi saat ini mengalami gagal panen, dan lima hektare diantaranya mengalami rusak berat.
Kendatipun demikian, hasil panen dari lima hektare tanaman padi itu pun tidak bisa diharapkan karena berkurang drastis dibanding biasanya. Jika biasanya tiap 1.000 meter persegi tanaman padi memberikan hasil panen empat hingga lima kuintal gabah, kali ini hanya menghasilkan maksimal satu kuintal gabah saja.
”Salah seorang rekan petani, pemilik 1.000 meter persegi tananam padi bahkan mengatakan, kali ini dia hanya mendapatkan 30 kg gabah saja,” ujarnya, Selasa (5/3/2013).
Menurut Mustofa, ini adalah serangan tikus terparah setelah sebelumnya, dalam lima tahun terakhir, Desa Pagersari bebas dari serangan tikus. Serangan tikus ini makin memperparah kondisi tanaman yang sebenarnya sudah hampir mengering, berwarna kemerahan karena terlalu sering tersiram air hujan.
Petugas pengamat hama dan penyakit tanaman Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah, Pratondo, daerah-daerah yang diserang hama tikus, sebenarnya sudah diberi bantuan obat-obatan dan sarana untuk memberantas tikus.
Namun, di lapangan, upaya pemberantasan tikus seringkali kurang efektif karena tidak dilakukan secara serempak.
”Warga semestinya berkomitmen untuk memberantas hama tikus secara serentak karena hama ini akan terus berpotensi menyerang tanaman padi sepanjang tahun,” tandasnya.
Berdasarkan data Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Temanggung, tikus menyerang 338 hektare tanaman padi berumur 7-60 hari di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo.
13 kecamatan yang terserang tikus adalah Purwodadi, Purworejo, Grabag, Bayan, Kemiri, Bener, Pituruh, Butuh, Bruno, Gebang, Loano, Banyuurip, dan Kutoarjo. Untuk itu telah dilakukan upaya pengendalian sebanyak 321 hektar.
Di Kabupaten Wonosobo, serangan tikus pada tanaman padi bermur 50 - 80 hari seluas 102,4 hektar di tujuh kecamatan. Tujuh kecamatan itu adalah Selomerto, Sapuran, Kalikajar, Wonosobo, Kertek, Leksono, dan Watumalang. Upaya pengendalian dilakukan pada 151,7 hektare tanaman.
Serangan tikus di Kabupaten Magelang terjadi pada 162,02 hektare tanaman berumur 15-120 hari di lima kecamatan, yakni Secang, Mertoyudan, Kaliangkrik, Grabag, dan Bandongan. Upaya pengendalian telah dilakukan seluas 657,65 hektare.
Di Kota Magelang, serangan tikus hanya terjadi di Kecamatan Magelang Utara dan Magelang Selatan dengan total luasan satu hektare tanaman padi berumur 15-60 hari. Namun upaya pengendalian yang dilakukan seluas sembilan hektare.
Tikus juga menyerang 391,04 hektare tanaman usia 30-90 hari di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen. Untuk itu telah dilakukan upaya pengendalian seluas 762 hektare.
Sekretaris Gapoktan Gemah Ripah di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang Mustofa (38) mengatakan, dari 43 hektare tanaman padi di Desa Pagersari, 40 hektare diantaranya diserang tikus. Seluas 35 hektare tanaman padi saat ini mengalami gagal panen, dan lima hektare diantaranya mengalami rusak berat.
Kendatipun demikian, hasil panen dari lima hektare tanaman padi itu pun tidak bisa diharapkan karena berkurang drastis dibanding biasanya. Jika biasanya tiap 1.000 meter persegi tanaman padi memberikan hasil panen empat hingga lima kuintal gabah, kali ini hanya menghasilkan maksimal satu kuintal gabah saja.
”Salah seorang rekan petani, pemilik 1.000 meter persegi tananam padi bahkan mengatakan, kali ini dia hanya mendapatkan 30 kg gabah saja,” ujarnya, Selasa (5/3/2013).
Menurut Mustofa, ini adalah serangan tikus terparah setelah sebelumnya, dalam lima tahun terakhir, Desa Pagersari bebas dari serangan tikus. Serangan tikus ini makin memperparah kondisi tanaman yang sebenarnya sudah hampir mengering, berwarna kemerahan karena terlalu sering tersiram air hujan.
Petugas pengamat hama dan penyakit tanaman Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah, Pratondo, daerah-daerah yang diserang hama tikus, sebenarnya sudah diberi bantuan obat-obatan dan sarana untuk memberantas tikus.
Namun, di lapangan, upaya pemberantasan tikus seringkali kurang efektif karena tidak dilakukan secara serempak.
”Warga semestinya berkomitmen untuk memberantas hama tikus secara serentak karena hama ini akan terus berpotensi menyerang tanaman padi sepanjang tahun,” tandasnya.
(ysw)