KB mandek, ledakan penduduk Sulbar mengkhawatirkan
A
A
A
Sindonews.com - Dalam kurun waktu satu dasawarsa, program KB di Sulawesi Barat (Sulbar) tidak berjalan. Akibatnya ledakan penduduk mulai mengkhawatirkan. Setiap tahun tercatat, ada pertambahan penduduk sekira 30 ribu jiwa.
Wakil Gubernur Sulbar, Aladin S. Mengga, menuding era desentralisasi dengan kewenangan otonomi daerah (otoda) mengakibatkan program KB tidak lagi populer. Akibatnya, laju pertambahan penduduk semakin pesat.
Disebutkan, selama kurun waktu 10 tahun terakhir program KB tidak berjalan sebagaimana yang dicanangkan. Ini dibuktikan dengan hasil survey penduduk tahun 2010.
Ketika itu diprediksi pertumbuhan penduduk akan turun. Namun kenyataannya justru meningkat sekira 30-35 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen.
"Apalagi di Sulbar, daerah yang baru dibangun dan sedang berkembang. Berdasarkan hasil survey, pertumbuhan penduduknya di atas rata-rata nasional, yakni sebesar
2,67 persen," ungkapnya di hotel d'Maleo, Jumat (1/3/2013).
KB, tambah Aladdin, mestinya menjadi program investasi pembangunan manusia Indonesia yang memberikan hasil riil. Dinikmati tidak sekejap, namun jangka panjang.
"Disadari atau tidak, banyak manfaat KB. Antara lain menurunkan angka kemiskinan, kematian ibu dan anak, mendorong kesetaraan gender dan membantu memerangi HIV/AIDS," katanya.
Berdasarkan data sensus nasional bulan Maret 2008-Maret 2010, Sulbar berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin secara bertahap. Dari 16,73 persen pada tahun 2008 menjadi 15,29 persen pada 2009. Kemudian turun lagi menjadi sebesar 13,58 persen pada tahun 2010.
Wakil Gubernur Sulbar, Aladin S. Mengga, menuding era desentralisasi dengan kewenangan otonomi daerah (otoda) mengakibatkan program KB tidak lagi populer. Akibatnya, laju pertambahan penduduk semakin pesat.
Disebutkan, selama kurun waktu 10 tahun terakhir program KB tidak berjalan sebagaimana yang dicanangkan. Ini dibuktikan dengan hasil survey penduduk tahun 2010.
Ketika itu diprediksi pertumbuhan penduduk akan turun. Namun kenyataannya justru meningkat sekira 30-35 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen.
"Apalagi di Sulbar, daerah yang baru dibangun dan sedang berkembang. Berdasarkan hasil survey, pertumbuhan penduduknya di atas rata-rata nasional, yakni sebesar
2,67 persen," ungkapnya di hotel d'Maleo, Jumat (1/3/2013).
KB, tambah Aladdin, mestinya menjadi program investasi pembangunan manusia Indonesia yang memberikan hasil riil. Dinikmati tidak sekejap, namun jangka panjang.
"Disadari atau tidak, banyak manfaat KB. Antara lain menurunkan angka kemiskinan, kematian ibu dan anak, mendorong kesetaraan gender dan membantu memerangi HIV/AIDS," katanya.
Berdasarkan data sensus nasional bulan Maret 2008-Maret 2010, Sulbar berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin secara bertahap. Dari 16,73 persen pada tahun 2008 menjadi 15,29 persen pada 2009. Kemudian turun lagi menjadi sebesar 13,58 persen pada tahun 2010.
(ysw)