KPUD gelar debat publik para kandidat
A
A
A
Sindonews.com - Hari ini, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Maraenim menggelar debat publik bagi para kandidat calon bupati (Cabup) dan calon wakil bupati (Cawabup), di Gedung Lima Putri.
Dengan debat publik tersebut, diharapkan para kandidat yang akan bertarung dapat membedah visi misi dan uji pemahamannya di berbagai bidang. Dalam debat publik tersebut, tampak para kandidat diberondong pertanyaan dari para panelis.
Kegiatan debat kandidat ini berlangsung dalam tiga sesi. Yakni pemaparan visi dan misi secara singkat oleh masing-masing pasangan kandidat, pertanyaan dari para penelis, dan pernyataan penutup (closing statement) dari masing-masing kandidat.
Adapun para penelis yang dihadirkan masing-masing, Prof Sirozi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah (RF) Palembang, Prof Didiek Susetyo dari Universitas Sriwijaya (Unsri) dan H Maramis dari Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
Pada sesi pertama, Prof Sirozi bertanya kepada pasangan kandidat nomor urut satu yakni Asri AG -Rachman Djalili (Asli- Rajas) terkait perubahan paradigma pembangunan yang semula berfokus pada Sumber Daya Alam (SDA) beralih ke Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kami sangat setuju dengan paradigma ini. Sebab, SDA sangat terbatas. Untuk itu, fokus pembangunan yang berbasis SDM sangat dibutuhkan. Sehingga, diperlukan SDM yang memiliki daya saing,” ujar Asri saat menjawab pertanyaan panelis, Kamis (28/2/2013).
Untuk itu, kata dia, pihaknya telah merancang sistem pendidikan yang mampu meningkatkan mutu SDM. Baik secara formal ataupun informal. Sehingga, nantinya anak-anak tak hanya mendapatkan pengetahuan namun juga keterampilan. Namun, demikian pembangunan yang berbasis SDA juga tidak akan ditinggalkan. Sebab, di Kabupaten Muaraenim banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan SDA, khususnya mereka yang ada di desa-desa.
“Untuk itu kami akan mensinergikan antara dua fokus ini. Baik SDM ataupun SDA yang penting berpihak kepada rakyat,” papar Asri
Selanjutnya, saat bertanya kepada pasangan nomor urut dua yakni Eddy Hermanto-Herfian Sofyan Danal (EH), Prof Didiek Susetyo membahas mengenai fenomena pengolahan ekonomi yang berbasis lokal.
Menjawab pertanyaan tersebut, pasangan ini mengatakan bahwa mereka juga menginginkan adanya ekonomi kerakyatan yang berbasis lokal dan akan memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kita juga akan memanfaatkan SDA dengan sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, melalui program Rp1 Miliar Satu Desa, kami ingin membuat masyarakat bisa merdeka dengan membangun usaha sendiri dengan kemampuan mereka," papar Eddy.
Sementara itu, pada sesi kedua, pasangan nomor empat yakni Syahril Djemalip-Muhammad Giri Ramanda Nazaputra Kiemas (SG Master) ditanya mengenai permasalahan hukum dalam pengelolaan batubara oleh.
H Maramis, pasangan nomor urut empat memaparakan akan membantu para penambang rakyat sesuai dengan aturan dan mekanisme hukum yang berlaku.
"Setelah kami bertemu langsung dengan para penambang rakyat, kami berpendapat jika PTBA saja bisa maka mereka juga seharusnya bisa,” terang Syahril.
Syahril menuturkan bahwa jika nantinya mereka terpilih akan membantu para penambang rakyat tersebut melalui revisi peraturan daerah (Perda) sehingga mereka tidak perlu takut lagi. Selain itu harus ada kerjasama antara pemilik lahan dan penambang sehingga ada harmonisasi diantara keduanya.
Dengan debat publik tersebut, diharapkan para kandidat yang akan bertarung dapat membedah visi misi dan uji pemahamannya di berbagai bidang. Dalam debat publik tersebut, tampak para kandidat diberondong pertanyaan dari para panelis.
Kegiatan debat kandidat ini berlangsung dalam tiga sesi. Yakni pemaparan visi dan misi secara singkat oleh masing-masing pasangan kandidat, pertanyaan dari para penelis, dan pernyataan penutup (closing statement) dari masing-masing kandidat.
Adapun para penelis yang dihadirkan masing-masing, Prof Sirozi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah (RF) Palembang, Prof Didiek Susetyo dari Universitas Sriwijaya (Unsri) dan H Maramis dari Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
Pada sesi pertama, Prof Sirozi bertanya kepada pasangan kandidat nomor urut satu yakni Asri AG -Rachman Djalili (Asli- Rajas) terkait perubahan paradigma pembangunan yang semula berfokus pada Sumber Daya Alam (SDA) beralih ke Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kami sangat setuju dengan paradigma ini. Sebab, SDA sangat terbatas. Untuk itu, fokus pembangunan yang berbasis SDM sangat dibutuhkan. Sehingga, diperlukan SDM yang memiliki daya saing,” ujar Asri saat menjawab pertanyaan panelis, Kamis (28/2/2013).
Untuk itu, kata dia, pihaknya telah merancang sistem pendidikan yang mampu meningkatkan mutu SDM. Baik secara formal ataupun informal. Sehingga, nantinya anak-anak tak hanya mendapatkan pengetahuan namun juga keterampilan. Namun, demikian pembangunan yang berbasis SDA juga tidak akan ditinggalkan. Sebab, di Kabupaten Muaraenim banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan SDA, khususnya mereka yang ada di desa-desa.
“Untuk itu kami akan mensinergikan antara dua fokus ini. Baik SDM ataupun SDA yang penting berpihak kepada rakyat,” papar Asri
Selanjutnya, saat bertanya kepada pasangan nomor urut dua yakni Eddy Hermanto-Herfian Sofyan Danal (EH), Prof Didiek Susetyo membahas mengenai fenomena pengolahan ekonomi yang berbasis lokal.
Menjawab pertanyaan tersebut, pasangan ini mengatakan bahwa mereka juga menginginkan adanya ekonomi kerakyatan yang berbasis lokal dan akan memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kita juga akan memanfaatkan SDA dengan sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Selain itu, melalui program Rp1 Miliar Satu Desa, kami ingin membuat masyarakat bisa merdeka dengan membangun usaha sendiri dengan kemampuan mereka," papar Eddy.
Sementara itu, pada sesi kedua, pasangan nomor empat yakni Syahril Djemalip-Muhammad Giri Ramanda Nazaputra Kiemas (SG Master) ditanya mengenai permasalahan hukum dalam pengelolaan batubara oleh.
H Maramis, pasangan nomor urut empat memaparakan akan membantu para penambang rakyat sesuai dengan aturan dan mekanisme hukum yang berlaku.
"Setelah kami bertemu langsung dengan para penambang rakyat, kami berpendapat jika PTBA saja bisa maka mereka juga seharusnya bisa,” terang Syahril.
Syahril menuturkan bahwa jika nantinya mereka terpilih akan membantu para penambang rakyat tersebut melalui revisi peraturan daerah (Perda) sehingga mereka tidak perlu takut lagi. Selain itu harus ada kerjasama antara pemilik lahan dan penambang sehingga ada harmonisasi diantara keduanya.
(rsa)