Pilgub Jabar akan berlangsung dua putaran?

Selasa, 26 Februari 2013 - 15:52 WIB
Pilgub Jabar akan berlangsung dua putaran?
Pilgub Jabar akan berlangsung dua putaran?
A A A
Sindonews.com - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) diprediksi Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika (PK2S) Universitas Padjajaran (Unpad) belum tentu berlangsung satu putaran.

Hal itu dituturkan Ketua PK2S Unpad Toni Toharudin. Menurutnya, antara satu putaran dan dua putaran masih berpeluang sama besarnya. Hal ini berdasarkan hasil quick count yang dirilis lembaga-lembaga survei swasta maupun oleh tim sukses pasangan calon.

Setidaknya ada enam lembaga survei yang merilis hasil quick count-nya, yakni Lembaga Survei Indonesia (LSI), Jaringan Survei Indonesia (JSI), Lingkar Survei Indonesia, Indobarometer, yang menyatakan kemenangan bagi pasangan nomor 4 Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar; dan Tim Pitaloka-Teten (Paten), dan Tim Dede-Lex, yang justru hasilnya berbeda.

“Idealnya perbedaan antar lembaga dalam kandidat harus ada dalam batas interpal yang sama,” kata Toni Toharudin, di Unpad, Bandung, Selasa (26/2/2013).

Perbedaan mencolok itu misalnya antara hasil LSI dan Tim Paten, di mana LSI merilis pasangan nomor 4 yang menang dengan angka 33,99 persen, namun Tim Paten justru merilis tak seorang pun pasangan calon yang mencapai angka 30 persen.

“Hasil quick count Tim Paten itu riskan jika dipakau untuk menentukan hasil akhir (pemenang),” tandasnya.

Begitu juga perbandingan antara Tim Paten, Tim Dede-Lex, dengan lembaga survei lainnya yang sangat mencolok.

“Apabila quick count menunjukkan perbedaan sangat ketat antar kandidat seperti Paten dan LSI, maka keputusan menentukan pemenang akan sangat riskan,” tambahnya.

Dengan begitu, hasil quick count yang dilakukan lembaga survei tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan pasangan mana yang menang pada Pilgub Jabar yang dihelat 24 Februari, kemarin.

Dia menjelaskan, perbedaan hasil quick count antar lembaga survei sangat mungkin terjadi karena desain atau metode yang dipakai, angka sampling error, jumlah non sampling error, surveyor yang asal atau bahkan nakal, kemudian randomisasi yang kurang baik.

Misalnya, lanjut Tony, LSI mengambil sampel dari 300 TPS yang ada di 26 kabupaten/kota di Jabar. Namun jika sampel yang diambil tidak acak, itu akan berakibat pada akurasi data.

“Jadi quick count hanya alat pembanding bukan sebagai alat menghitung hasil akhir. Hasil akhir hanya ditentukan KPU Jabar yang melakukan hitungan manual alias real count. Jadi masyarakat harus cerdas menyikapi hasil quick count ini,” paparnya.

Dia menyarankan, sebaiknya hasil quick count dibandingkan dengan data real count yang dilakukan KPU. Saat ini, data real count KPU Jabar pukul 13.00 WIB, dari TPS yang masuk ke KPU Jabar baru mencapai 73 persen atau 55,435 TPS dari 74.948 TPS yang ada di Jabar.

Sedangkan suara yang sudah masuk sesuai jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) baru mencapai 45,889 persen atau 14.930.744 suara. DPT Pilgub Jabar sebanyak 32,5 juta orang.

Lanjut Toni, artinya masih ada sekira 30 persen data TPS yang belum masuk ke KPU atau sekira 10 juta DPT lagi yang belum masuk. Dengan posisi sisa DPT yang cukup besar itu, masih dimungkinkan terjadi perubahan raihan suara.

“Jika dari 30 persen itu lebih banyak suara ke nomor 3 dan 5, berarti Pilgub bisa dua putaran,” katanya.

Meski begitu, diakuinya peluang Aher-Deddy menang satu putaran juga sangat besar. Itu tergantung dari data real count KPU yang masih menyisakan 30 persen suara.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9582 seconds (0.1#10.140)