Status Anas dinilai penyebab kekalahan Dede-Lex
A
A
A
Sindonews.com - Prahara yang menimpa Partai Demokrat secara terus menerus diyakini menjadi penyebab utama anjloknya suara calon gubernur dan calon wakil gubernur Dede Yusuf-Lex Laksamana di Pilgub Jabar.
Kekalahan itu salah satunya disebabkan oleh ditetapkannya Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum sebagai tersangka korupsi dalam kasus proyek Hambalang.
"Salah satunya penyebab kekalahan Dede karena masalah Pak Anas. Diumumkannya Anas menjadi tersangka KPK, sehari sebelum pencoblosan dan hal itu berdampak luar biasa. Seperti bara api disiram air," ujar Ketua DPC Partai Demokrat Kota Depok, Agung Witjaksono, Senin (25/02/2013).
Agung menambahkan, tiga minggu sebelum pencoblosan Dede-Lex menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) berada di puncak. Kondisi itu membuat tim terus mempertahankannya. Namun masalah Anas membuat kondisi berubah drastis.
"Untuk masalah internal suaranya hilang lima persen. Ada juga yang golput. Jika hitung sih kecil tapi berpengaruh," imbuhnya.
Agung menjelaskan, masalah eksternal yang membuat Dede kalah adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak jelas. Sebab banyak warga yang mempunyai hak pilih tidak masuk DPT. Kemudian juga suara Golkar terpecah. Ada yang lari ke pasangan Aher-Demiz dan Rieke-Teten.
"Kami lihat banyak yang harus diperbaiki. Memang antara yang hak pilih dengan undangan tidak sebanding. Ini harus dibenahi, tapi kami tidak akan memperkarakan. Selain itu suara Golkar ada yang ke Aher dan Rieke. Jika suara Golkar utuh maka akan terjadi dua putaran," tandasnya.
Kekalahan itu salah satunya disebabkan oleh ditetapkannya Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum sebagai tersangka korupsi dalam kasus proyek Hambalang.
"Salah satunya penyebab kekalahan Dede karena masalah Pak Anas. Diumumkannya Anas menjadi tersangka KPK, sehari sebelum pencoblosan dan hal itu berdampak luar biasa. Seperti bara api disiram air," ujar Ketua DPC Partai Demokrat Kota Depok, Agung Witjaksono, Senin (25/02/2013).
Agung menambahkan, tiga minggu sebelum pencoblosan Dede-Lex menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) berada di puncak. Kondisi itu membuat tim terus mempertahankannya. Namun masalah Anas membuat kondisi berubah drastis.
"Untuk masalah internal suaranya hilang lima persen. Ada juga yang golput. Jika hitung sih kecil tapi berpengaruh," imbuhnya.
Agung menjelaskan, masalah eksternal yang membuat Dede kalah adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tidak jelas. Sebab banyak warga yang mempunyai hak pilih tidak masuk DPT. Kemudian juga suara Golkar terpecah. Ada yang lari ke pasangan Aher-Demiz dan Rieke-Teten.
"Kami lihat banyak yang harus diperbaiki. Memang antara yang hak pilih dengan undangan tidak sebanding. Ini harus dibenahi, tapi kami tidak akan memperkarakan. Selain itu suara Golkar ada yang ke Aher dan Rieke. Jika suara Golkar utuh maka akan terjadi dua putaran," tandasnya.
(rsa)