Kepulangan jenazah Farhan dikawal ratusan mahasiswa
![Kepulangan jenazah Farhan...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2013/02/25/25/721466/vCaxn2LCXT.jpg)
Kepulangan jenazah Farhan dikawal ratusan mahasiswa
A
A
A
Sindonews.com - Farhan bin Ahe (23), anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) asal UIN Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang ditemukan tewas di Gunung Ganda Dewata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, dipulangkan ke kampung halamannya, di Kelurahan Puawang, Kecamatan Bangge Timur, Kabupaten Majene.
Dengan jarak tempuh perjalanan selama satu jam dari Polewali, setibanya di Majene, jenazah mahasiswa asal jurusan Fakultas Teknik (Fatek) itu langsung di makamkan oleh pihak keluarga.
Ratusan mahasiswa baik dari UIN Makassar, maupun Unasman mengiringi pemulangan dan mengantar Farhan hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
Berdasarkan pantauan, jenazah Farhan yang diberangkatkan dari Kabupaten Mamasa sekira pukul 10.30 Wita itu tiba di kampus Unasman pada pukul 14.30 Wita. Suasana duka pun menyelimuti Kampus Unasman.
Dari jauh, sirine mobil patwal dan ambulans yang membawa jenazah Farhan sudah terdengar di kampus. Peluk disertai tangis pun pecah menyambut kedatangan jenazah Farhan.
Sebelum di pulangkan ke kampung halamannya, bertempat di Mesjid kampus Unasman, jenazah Farhan terlebih dahulu dimandikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan salat jenazah oleh ratusan mahasiswa yang dipimpin langsung Ketua Yayasan Al Asyariah, KH Syibli Sahabuddin.
Kepergian Farhan membuat para sahabatnya merasa kehilangan. Terlebih, seangkatan kampus dan sesama bendera organisasi. Betapa tidak, Farhan yang dikenal sebagai sosok yang baik dan penyabar itu, tiba-tiba harus pergi untuk selamanya menghadap sang khalik.
“Sudah mau diapa. Kami ikhlas menerima kepergian sahabat Farhan. Semoga amal dan ibadah almarhum semasa hidup diterima dan ditempatkan di sisi Allah,” ujar Herman, salah satu mahasiswa Fatek yang ikut mengantar Farhan, Senin (25/2/2013).
Seperti diketahui, Farhan merupakan satu dari kelima pendaki yang dinyatakan hilang di gunung tertinggi di Sulbar itu. Namun, empat pendaki lainnya ditemukan dengan selamat. Sementara, Farhan ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa di sekitaran sungai yang jauh dari jalur normal atau posko.
Almarhum Farhan ditemukan sekira 20 hari setelah ditetapkan hilang, tepatnya pada 20 Februari, pekan lalu oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan Mapala Sulselbar di sekitar sungai yang letaknya jauh dari posko (luar jalur).
Dengan jarak tempuh perjalanan selama satu jam dari Polewali, setibanya di Majene, jenazah mahasiswa asal jurusan Fakultas Teknik (Fatek) itu langsung di makamkan oleh pihak keluarga.
Ratusan mahasiswa baik dari UIN Makassar, maupun Unasman mengiringi pemulangan dan mengantar Farhan hingga ke tempat peristirahatan terakhir.
Berdasarkan pantauan, jenazah Farhan yang diberangkatkan dari Kabupaten Mamasa sekira pukul 10.30 Wita itu tiba di kampus Unasman pada pukul 14.30 Wita. Suasana duka pun menyelimuti Kampus Unasman.
Dari jauh, sirine mobil patwal dan ambulans yang membawa jenazah Farhan sudah terdengar di kampus. Peluk disertai tangis pun pecah menyambut kedatangan jenazah Farhan.
Sebelum di pulangkan ke kampung halamannya, bertempat di Mesjid kampus Unasman, jenazah Farhan terlebih dahulu dimandikan. Setelah itu, dilanjutkan dengan salat jenazah oleh ratusan mahasiswa yang dipimpin langsung Ketua Yayasan Al Asyariah, KH Syibli Sahabuddin.
Kepergian Farhan membuat para sahabatnya merasa kehilangan. Terlebih, seangkatan kampus dan sesama bendera organisasi. Betapa tidak, Farhan yang dikenal sebagai sosok yang baik dan penyabar itu, tiba-tiba harus pergi untuk selamanya menghadap sang khalik.
“Sudah mau diapa. Kami ikhlas menerima kepergian sahabat Farhan. Semoga amal dan ibadah almarhum semasa hidup diterima dan ditempatkan di sisi Allah,” ujar Herman, salah satu mahasiswa Fatek yang ikut mengantar Farhan, Senin (25/2/2013).
Seperti diketahui, Farhan merupakan satu dari kelima pendaki yang dinyatakan hilang di gunung tertinggi di Sulbar itu. Namun, empat pendaki lainnya ditemukan dengan selamat. Sementara, Farhan ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa di sekitaran sungai yang jauh dari jalur normal atau posko.
Almarhum Farhan ditemukan sekira 20 hari setelah ditetapkan hilang, tepatnya pada 20 Februari, pekan lalu oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan Mapala Sulselbar di sekitar sungai yang letaknya jauh dari posko (luar jalur).
(rsa)