Polisi waspadai 'serangan fajar' di Pilgub Jabar
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan Calon Pilgub Jabar dimungkinkan menjalankan politik uang alias serangan fajar pada masa tenang Pilgub Jabar yang berlaku saat ini sebelum pencoblosan Minggu 24 Februari 2013.
Tujuan praktek politik kotor ini tidak lain untuk merebut hati pemilih, dengan harapan lancar melenggang menuju Gedung Sate, pusat pemerintahan Provinsi Jabar.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, pada masa tenang ini pihaknya menerapkan Siaga 1. Status ini berlaku mulai Kamis 21 Februari kemarin hingga H+1 atau sehari setelah pencoblosan Senin 25 Februari 2013.
Martinus menjelaskan, politik uang menjadi salah satu gerakan yang diwaspadai kepolisian pada masa tenang ini.
"Masa tenang ini kami identifikasi yang terkait dengan kecenderungan kepada pelanggaran hukum tindak pidana. Pertama black campign, bujuk rayu iming-iming (politik uang), teror lewat sms, perkelahian kelompok. Nah ini kami identifikai untuk lakukan antisipasi," kata Martinus saat dikonfirmasi, Jumat (22/2/2013).
Untuk mengetahui gerakan politik uang dan lain-lain itu, pihaknya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat. Dia juga berharap masyarakat melaporkan hal itu sebagai informasi awal.
"Dalam masa tenang dalam tanda petik yah patut terjadi dugaan-dugaan itu," tambahnya.
Mengenai SMS yang dinilai sebagai pelanggaran adalah yang mengandung pesan bermuatan teror, paksaan, intimidasi untuk memilih calon tertentu.
Kepolisian siap menerima laporan masyarakat yang menerima SMS tersebut. "Misalnya SMS ancaman, teror, intimidasi. Dengan adanya laporan, dari nomor pengirimnya kita bisa dapat," terangnya.
Namun jika ada SMS yang bersifat persuasif atau ajakan mencoblos pada calon tertentu tanpa ancaman dan teror, menurut Martinus tidak termasuk yang diwaspadai.
"Kalau ajakan kan tidak terkait intimidasi dan teror," tegasnya.
Pada status siaga 1 ini, Polda Jabar menyiapkan 21.730 personel, sebagian personel diberangkatkan ke Polres-polres di Kabupaten/Kota di Jabar, sebagian lagi stand by di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.
Untuk diketahui, Minggu 24 Februari nanti warga Jabar menentukan pemimpinnya. Ada lima pasang kandidat yang maju, yakni pasangan Nomor 1 Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep NS Toyib, Nomor 2 Irianto MS Syaffiudin-Tatang Farhanul Hakim, Nomor 3 inkumben Dede Yusuf-Lex Laksamana, Nomor 4 inkumben Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, Nomor 5 Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.
Tujuan praktek politik kotor ini tidak lain untuk merebut hati pemilih, dengan harapan lancar melenggang menuju Gedung Sate, pusat pemerintahan Provinsi Jabar.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, pada masa tenang ini pihaknya menerapkan Siaga 1. Status ini berlaku mulai Kamis 21 Februari kemarin hingga H+1 atau sehari setelah pencoblosan Senin 25 Februari 2013.
Martinus menjelaskan, politik uang menjadi salah satu gerakan yang diwaspadai kepolisian pada masa tenang ini.
"Masa tenang ini kami identifikasi yang terkait dengan kecenderungan kepada pelanggaran hukum tindak pidana. Pertama black campign, bujuk rayu iming-iming (politik uang), teror lewat sms, perkelahian kelompok. Nah ini kami identifikai untuk lakukan antisipasi," kata Martinus saat dikonfirmasi, Jumat (22/2/2013).
Untuk mengetahui gerakan politik uang dan lain-lain itu, pihaknya melakukan komunikasi dan koordinasi dengan masyarakat. Dia juga berharap masyarakat melaporkan hal itu sebagai informasi awal.
"Dalam masa tenang dalam tanda petik yah patut terjadi dugaan-dugaan itu," tambahnya.
Mengenai SMS yang dinilai sebagai pelanggaran adalah yang mengandung pesan bermuatan teror, paksaan, intimidasi untuk memilih calon tertentu.
Kepolisian siap menerima laporan masyarakat yang menerima SMS tersebut. "Misalnya SMS ancaman, teror, intimidasi. Dengan adanya laporan, dari nomor pengirimnya kita bisa dapat," terangnya.
Namun jika ada SMS yang bersifat persuasif atau ajakan mencoblos pada calon tertentu tanpa ancaman dan teror, menurut Martinus tidak termasuk yang diwaspadai.
"Kalau ajakan kan tidak terkait intimidasi dan teror," tegasnya.
Pada status siaga 1 ini, Polda Jabar menyiapkan 21.730 personel, sebagian personel diberangkatkan ke Polres-polres di Kabupaten/Kota di Jabar, sebagian lagi stand by di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.
Untuk diketahui, Minggu 24 Februari nanti warga Jabar menentukan pemimpinnya. Ada lima pasang kandidat yang maju, yakni pasangan Nomor 1 Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep NS Toyib, Nomor 2 Irianto MS Syaffiudin-Tatang Farhanul Hakim, Nomor 3 inkumben Dede Yusuf-Lex Laksamana, Nomor 4 inkumben Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, Nomor 5 Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.
(rsa)