PVBMG teliti longsor Talegong
A
A
A
Sindonews.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mulai meneliti tebing sepanjang dua kilometer yang longsor di Desa Sukalaksana, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut Jumat 15 Februari 2013 lalu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat mengatakan, penelitian di tebing setinggi 100 meter tersebut melibatkan Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim).
“Hasil dari penelitian ini akan dijadikan dasar kebutuhan relokasi permukiman warga di sekitar lokasi longsor, yakni Kampung Pasirangin dan Kampung Cilamping,” kata Zatzat Senin (18/2/2013).
Secara kasat mata, kata Zatzat, longsoran tebing tersebut tidak akan membahayakan permukiman. Sebab, jarak antara tebing dengan permukiman berjarak lebih dari 50 meter sedangkan dengan sawah warga berjarak sekira 30 meter.
“Namun, warga trauma dengan longsor tersebut dan memilih tinggal di rumah saudaranya yang jauh dari tebing,” ucapnya.
Meski begitu, warga sendiri saat ini sudah dapat beraktivitas kembali di areal pertanian.
“Menjelang sore hari, warga kembali ke lokasi pengungsian. Ketakutan warga masih sangat besar karena curah hujan di kawasan itu tinggi,” ucapnya.
Camat Talegong Nurodin menyebutkan, jumlah warga yang masih bertahan di tenda daerat tercatat sebanyak 38 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 138 jiwa. Warga, sangat memerlukan bantuan berupa bahan makanan.
“Makanya, logistik seperti makanan dan peralatan terus kami pasok ke pengungsian,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munazat mengatakan, penelitian di tebing setinggi 100 meter tersebut melibatkan Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim).
“Hasil dari penelitian ini akan dijadikan dasar kebutuhan relokasi permukiman warga di sekitar lokasi longsor, yakni Kampung Pasirangin dan Kampung Cilamping,” kata Zatzat Senin (18/2/2013).
Secara kasat mata, kata Zatzat, longsoran tebing tersebut tidak akan membahayakan permukiman. Sebab, jarak antara tebing dengan permukiman berjarak lebih dari 50 meter sedangkan dengan sawah warga berjarak sekira 30 meter.
“Namun, warga trauma dengan longsor tersebut dan memilih tinggal di rumah saudaranya yang jauh dari tebing,” ucapnya.
Meski begitu, warga sendiri saat ini sudah dapat beraktivitas kembali di areal pertanian.
“Menjelang sore hari, warga kembali ke lokasi pengungsian. Ketakutan warga masih sangat besar karena curah hujan di kawasan itu tinggi,” ucapnya.
Camat Talegong Nurodin menyebutkan, jumlah warga yang masih bertahan di tenda daerat tercatat sebanyak 38 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 138 jiwa. Warga, sangat memerlukan bantuan berupa bahan makanan.
“Makanya, logistik seperti makanan dan peralatan terus kami pasok ke pengungsian,” katanya.
(ysw)