DPRD Kaltim harap Mabes Polri terlibat penanganan
A
A
A
Sindonews.com - Banyaknya kasus perampokan yang terjadi di Samarinda namun tak juga diungkap kepolisian membuat DPRD Kaltim prihatin. Karena terus meresahkan, dewan meminta agar Mabes Polri ikut turun mengungkap kasus perampokan di Samarinda.
“Kasus perampokan di Samarinda terbilang profesional, pelakunya sangat terlatih. Kalau terus-terusan tidak terungkap, tentu saja sangat meresahkan,” kata Ketua Komisi I Bidang Hukum dan HAM DPRD Kaltim Sudarno, Selasa (12/2/2012).
Banyak kasus perampokan di Samarinda yang belum terungkap. Sejumlah bank pernah dirampok di kota ini seperti BRI dan UOB Buana. Terakhir pada 4 Januari 2013 lalu Pegadaian Syariah Samarinda juga dirampok dengan kerugian mencapai Rp6,7 miliyar.
”Mabes Polri harus turun, karena ini merupakan bagian kemanan nasional. Sebab pelaku sangat terlatih dan saya yakin memiliki sindikat kejahatan dari luar Kaltim,” kata Sudarno.
Ia menambahkan, aksi pelaku perampokan memang disiapkan secara matang. Dari sini Sudarno meyakini jika pelaku sangat professional, apalagi dilakukan di siang hari dan terkadang tidak menggunakan penutup wajah. Untuk menghilangkan jejak pelaku mengambil hardisk penyimpan rekaman CCTV.
“Kalau pelakunya warga sini, sudah dengan mudah dikenali karena masih ada saksi mata. Mereka juga memiliki senjata api,” tambahnya.
Mengenai isu jaringan terorisme, Sudarno menyatakan kemungkinan ke arah tersebut cukup besar sebab pelaku sangat terlatih.
Ia menjelaskan, orang-orang yang terlatih seperti itu hanya dari aparat TNI maupun Polri. Selebihnya tentu orang-orang sipil yang pernah mengikuti pelatihan khusus seperti pelaku terorisme.
“Kasus perampokan di Samarinda terbilang profesional, pelakunya sangat terlatih. Kalau terus-terusan tidak terungkap, tentu saja sangat meresahkan,” kata Ketua Komisi I Bidang Hukum dan HAM DPRD Kaltim Sudarno, Selasa (12/2/2012).
Banyak kasus perampokan di Samarinda yang belum terungkap. Sejumlah bank pernah dirampok di kota ini seperti BRI dan UOB Buana. Terakhir pada 4 Januari 2013 lalu Pegadaian Syariah Samarinda juga dirampok dengan kerugian mencapai Rp6,7 miliyar.
”Mabes Polri harus turun, karena ini merupakan bagian kemanan nasional. Sebab pelaku sangat terlatih dan saya yakin memiliki sindikat kejahatan dari luar Kaltim,” kata Sudarno.
Ia menambahkan, aksi pelaku perampokan memang disiapkan secara matang. Dari sini Sudarno meyakini jika pelaku sangat professional, apalagi dilakukan di siang hari dan terkadang tidak menggunakan penutup wajah. Untuk menghilangkan jejak pelaku mengambil hardisk penyimpan rekaman CCTV.
“Kalau pelakunya warga sini, sudah dengan mudah dikenali karena masih ada saksi mata. Mereka juga memiliki senjata api,” tambahnya.
Mengenai isu jaringan terorisme, Sudarno menyatakan kemungkinan ke arah tersebut cukup besar sebab pelaku sangat terlatih.
Ia menjelaskan, orang-orang yang terlatih seperti itu hanya dari aparat TNI maupun Polri. Selebihnya tentu orang-orang sipil yang pernah mengikuti pelatihan khusus seperti pelaku terorisme.
(ysw)