Tanah longsor hantam rumah warga
A
A
A
Sindonews.com - Bencana tanah longsor melanda Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Bencana tersebut mengakibatkan rumah milik Boniyem (65), mengalami rusak parah terutama pada dinding bagian kiri.
Berdasarakan pantauan di lapangan, rumah Boniyem terletak di bawah lahan yang tertanami pohon bambu dengan ketinggian sekira 15 meter. Sehingga dinding rumah bagian kiri tersebut tidak kuat menahan longsoran yang membawa rumpun bambu sampai jebol.
Menurut Boniyem, sebelum terjadi tanah longsor, wilayah Kecamatan Salaman diguyur hujan sejak pukul 14.00 WIB hingga malam. Tebing yang penuh dengan pohon bambu tiba-tiba mengalami longsor dengan ketinggian sekira 15 meter, dan lebar 10 meter.
“Bukan hanya tanah, tapi terdapat rumpun bambu yang ikut terseret. Akibatnya, dinding rumah sebelah kiri jebol. Waktu itu saya sedang di dapur. Setelah ada longsoran lalu saya langsung dipanggil oleh tetangga,” katanya, Selasa (29/1/2013).
Selain menjebol dinding, longsoran tersebut juga mengakibatkan kerusakan sejumlah perabotan rumah. Diantaranya televisi, lemari, serta atap rumah dan tempat tidur.
Bencana tanah longor ini, ungkap dia, merupakan kali kedua setelah sekitar tujuh hari sebelumnya tebing tersebut mengalami longsor dalam kapasitas kecil.
“Kalau hujan wilayah sini memang agak mengkhawatirkan,” paparnya.
Ditambahkannya, kondisi tebing dengan tanah yang mudah terkikis tersebut juga mengancam rumah milik Nur Rohman yang berada tepat di atas tebing. Jarak rumah tersebut dengan tebing hanya kurang dari satu meter.
“Kondisi rumahbagian belakang sangat menkhawatirkan, apalagi nanti jika ada longsor susulan,” tuturnya.
Sekretaris Desa Ngargoretno, Slamet Riyanto mengungkapkan, wilayahnya merupakan daerah paling rawan tanah longsor di Kecamatan Salaman. Dari enam dusun yang terdapat di Desa Ngargoretno, lima diantaranya berada diwilayah rawan. Kelima dusun tersebut yakni Dusun Selorejo terdapat 125 KK, Sumber Sari 85 KK, Wonokerto 80 KK, Wonosoka 43KK, Tegal Ombo 126KK.
Untuk antisipasi, Pemerintah Desa sudah mengimbau kepada warganya untuk berpindah tempat tinggal. Namun, warga tidak mengindahkan dengan alasan ingin dekat dengan keluarga.
“Yang terpenting kita juga selalu waspada dan mengamankan anggota keluarga terdahulu apabila terjadi longsor,” jelasnya.
Sementara Camat Salaman Edi Wasono bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang terjun ke lokasi untuk memberikan bantuan bagi korban. Namun, pihaknya belum bisa memberikan kepastian mengenai jumlah kerugian yang dialami.
“Bantuan bencana akan diberikan untuk korban yang rumahnya rusak. Tapi, jumlah kergian belum bisa dipastikan, kira-kira jutaan,” tandas Edi.
Berdasarakan pantauan di lapangan, rumah Boniyem terletak di bawah lahan yang tertanami pohon bambu dengan ketinggian sekira 15 meter. Sehingga dinding rumah bagian kiri tersebut tidak kuat menahan longsoran yang membawa rumpun bambu sampai jebol.
Menurut Boniyem, sebelum terjadi tanah longsor, wilayah Kecamatan Salaman diguyur hujan sejak pukul 14.00 WIB hingga malam. Tebing yang penuh dengan pohon bambu tiba-tiba mengalami longsor dengan ketinggian sekira 15 meter, dan lebar 10 meter.
“Bukan hanya tanah, tapi terdapat rumpun bambu yang ikut terseret. Akibatnya, dinding rumah sebelah kiri jebol. Waktu itu saya sedang di dapur. Setelah ada longsoran lalu saya langsung dipanggil oleh tetangga,” katanya, Selasa (29/1/2013).
Selain menjebol dinding, longsoran tersebut juga mengakibatkan kerusakan sejumlah perabotan rumah. Diantaranya televisi, lemari, serta atap rumah dan tempat tidur.
Bencana tanah longor ini, ungkap dia, merupakan kali kedua setelah sekitar tujuh hari sebelumnya tebing tersebut mengalami longsor dalam kapasitas kecil.
“Kalau hujan wilayah sini memang agak mengkhawatirkan,” paparnya.
Ditambahkannya, kondisi tebing dengan tanah yang mudah terkikis tersebut juga mengancam rumah milik Nur Rohman yang berada tepat di atas tebing. Jarak rumah tersebut dengan tebing hanya kurang dari satu meter.
“Kondisi rumahbagian belakang sangat menkhawatirkan, apalagi nanti jika ada longsor susulan,” tuturnya.
Sekretaris Desa Ngargoretno, Slamet Riyanto mengungkapkan, wilayahnya merupakan daerah paling rawan tanah longsor di Kecamatan Salaman. Dari enam dusun yang terdapat di Desa Ngargoretno, lima diantaranya berada diwilayah rawan. Kelima dusun tersebut yakni Dusun Selorejo terdapat 125 KK, Sumber Sari 85 KK, Wonokerto 80 KK, Wonosoka 43KK, Tegal Ombo 126KK.
Untuk antisipasi, Pemerintah Desa sudah mengimbau kepada warganya untuk berpindah tempat tinggal. Namun, warga tidak mengindahkan dengan alasan ingin dekat dengan keluarga.
“Yang terpenting kita juga selalu waspada dan mengamankan anggota keluarga terdahulu apabila terjadi longsor,” jelasnya.
Sementara Camat Salaman Edi Wasono bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang terjun ke lokasi untuk memberikan bantuan bagi korban. Namun, pihaknya belum bisa memberikan kepastian mengenai jumlah kerugian yang dialami.
“Bantuan bencana akan diberikan untuk korban yang rumahnya rusak. Tapi, jumlah kergian belum bisa dipastikan, kira-kira jutaan,” tandas Edi.
(rsa)