Air menggenang, Bandara Samarinda lumpuh

Sindonews.com - Banjir yang melanda kota Samarinda, Kalimantan Timur ternyata juga berimbas ke Bandara Temindung. Bandara yang berada di tengah kota ini ikut terendam banjir hingga mengakibatkan penghentian penerbangan selama satu hari. Total seluruh penerbangan dari dan menuju bandara ini dihentikan.

Menurut Kepala Seksi Keamanan dan Keselamatan Bandara Temindung Rusmanto, landasan pacu yang tergenang pencapai 471 meter. Bandara ini memiliki panjang 1.050 meter dengan maksimal penggunaan efektif 950 meter.

“Tinggi genangan air di run way mencapai 7 sentimeter. Tidak semuanya tergenang penuh, sebagian besar ada yang hanya sisinya saja,” kata Rusmanto, Selasa (29/1/2013).

Pagi tadi dua pesawat sempat mendarat dengan aman di bandara ini. Pesawat pertama adalah pesawat jenis ATR 42 seri 400 milik maskapai Kalstaryang datang sesuai jadwal pada pukul 08.00 Wita. Pesawat ini seharusnya berangkat lagi ke Kabupaten Berau untuk mengangkut penumpang. Pesawat akhirnya terbang menuju Balikpapan tanpa penumpang.

Tak lama berselang sekira pukul 09.05 Wita, pesawat Cesna Caravan mendarat dari Tanjung Selor dengan selamat. Pesawat ini kembali terbang dengan hanya tiga penumpang dari 12 penumpang yang semestinya diangkut.

“Beban pesawat harus dikurangi agar bisa menggunakan landasan pacu yang pendek. Pesawat dengan tujuan Berau dialihkan melalui Balikpapan dan penumpang naik dari Bandara Sepinggan, Balikpapan,” tambahnya.

Hingga siang tadi, air yang menggenangi bandara tak kunjung surut. Setelah berkoordinasi dengan ATC, akhirnya bandara ditutup hingga pukul 19.00 Wita. Untuk esok hari, pihak bandara kemungkinan akan melihat situasi dan kondisi air. Jika memungkinkan, bandara akan dibuka kembali.

Banjir yang mengguyur Samarinda membuat sebagian kota ini terendam banjir. Banjir naik sejak pukul 01.30 Wita dan mencapai puncaknya satu jam kemudian. Rata-rata ketinggian banjir mencapai paha orang dewasa. Air mulai surut sejak pagi tadi, namun masih ada beberapa wilayah rawan banjir yang masih tergenang.