3 rumah warga terseret arus Sungai Bengawan Solo
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak tiga rumah amrol terbawa terseret tebing Sungai Bengawan Solo, di antaranya rumah milik Tuminah (65), Sarjiman (40), dan Teguh Jiwandono (35), di Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, ambrol.
Rumah Tuminah dihuni tujuh orang. Rumah Sarjiman dihuni enam orang. Sedangkan, rumah Teguh Jiwandono dihuni lima orang. Namun, beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Bagian dapur dan kamar mandi rumah milik Tuminah hancur. Puing-puing bangunannya terlihat masuk ke Sungai Bengawan Solo. Untuk menghindari kerusakan lebih parah, warga bergotong-royong membongkar bagian belakang rumah Tuminah yang berdinding tembok berukuran 6 meter x 15 meter tersebut.
Begitu pula, bagian belakang rumah milik Teguh Jiwandono dan Sarjiman terlihat ambrol. Puing bangunan dan perabotan ikut terseret longsor dan masuk ke sungai. Rumah Teguh Jiwandono berdinding kayu dengan ukuran 6 meter x 12 meter. Sedangkan, rumah Sarjiman berdinding kayu dan tembok berukuran 9 meter x 8 meter.
Menurut Teguh Jiwandono, tebing Sungai Bengawan Solo tiba-tiba longsor. Tebing yang longsor sepanjang 30 meter dengan kedalaman lima meter. "Bagian dapur dan kandang ambrol terbawa longsor," ujarnya.
Teguh mengatakan, untuk sementara ia dan keluarganya akan menginap di rumah salah seorang kerabatnya. Ia khawatir, longsor tebing Sungai Bengawan Solo itu akan melebar dan menghancurkan seluruh bangunan rumahnya.
"Saya belum tahu selanjutnya bagaimana. Tetapi, saya berharap bisa segera pindah dari lokasi ini," ungkapnya.
Menurut Marjuki (45), salah seorang keluarga Tuminah mengaku, terpaksa membongkar bagian belakang rumah karena khawatir akan terjadi longsor susulan.
"Untuk sementara, kami akan mengungsi ke lokasi yang lebih aman," ujar Marjuki.
Selain tiga rumah tersebut, ratusan rumah warga lainnya di dekat Sungai Bengawan Solo juga terancam terkena longsoran tebing Sungai Bengawan Solo. Kondisi tanah di sepanjang tebing Sungai Bengawan Solo itu labil dan sewaktu-waktu mudah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Kasiyanto menyatakan, belum mendapatkan laporan resmi dari pihak kecamatan terkait kejadian tiga rumah warga yang ambrol tersebut.
"Saya belum mendapatkan laporan dari kecamatan," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung bertindak menolong warga yang rumahnya ambrol tersebut, sebelum ada laporan dari kecamatan. Hal itu, kata dia, diatur dalam Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Bencana.
Rumah Tuminah dihuni tujuh orang. Rumah Sarjiman dihuni enam orang. Sedangkan, rumah Teguh Jiwandono dihuni lima orang. Namun, beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Bagian dapur dan kamar mandi rumah milik Tuminah hancur. Puing-puing bangunannya terlihat masuk ke Sungai Bengawan Solo. Untuk menghindari kerusakan lebih parah, warga bergotong-royong membongkar bagian belakang rumah Tuminah yang berdinding tembok berukuran 6 meter x 15 meter tersebut.
Begitu pula, bagian belakang rumah milik Teguh Jiwandono dan Sarjiman terlihat ambrol. Puing bangunan dan perabotan ikut terseret longsor dan masuk ke sungai. Rumah Teguh Jiwandono berdinding kayu dengan ukuran 6 meter x 12 meter. Sedangkan, rumah Sarjiman berdinding kayu dan tembok berukuran 9 meter x 8 meter.
Menurut Teguh Jiwandono, tebing Sungai Bengawan Solo tiba-tiba longsor. Tebing yang longsor sepanjang 30 meter dengan kedalaman lima meter. "Bagian dapur dan kandang ambrol terbawa longsor," ujarnya.
Teguh mengatakan, untuk sementara ia dan keluarganya akan menginap di rumah salah seorang kerabatnya. Ia khawatir, longsor tebing Sungai Bengawan Solo itu akan melebar dan menghancurkan seluruh bangunan rumahnya.
"Saya belum tahu selanjutnya bagaimana. Tetapi, saya berharap bisa segera pindah dari lokasi ini," ungkapnya.
Menurut Marjuki (45), salah seorang keluarga Tuminah mengaku, terpaksa membongkar bagian belakang rumah karena khawatir akan terjadi longsor susulan.
"Untuk sementara, kami akan mengungsi ke lokasi yang lebih aman," ujar Marjuki.
Selain tiga rumah tersebut, ratusan rumah warga lainnya di dekat Sungai Bengawan Solo juga terancam terkena longsoran tebing Sungai Bengawan Solo. Kondisi tanah di sepanjang tebing Sungai Bengawan Solo itu labil dan sewaktu-waktu mudah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Kasiyanto menyatakan, belum mendapatkan laporan resmi dari pihak kecamatan terkait kejadian tiga rumah warga yang ambrol tersebut.
"Saya belum mendapatkan laporan dari kecamatan," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa langsung bertindak menolong warga yang rumahnya ambrol tersebut, sebelum ada laporan dari kecamatan. Hal itu, kata dia, diatur dalam Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Bencana.
(mhd)