26 titik kerusakan di Kulonprogo belum tertangani
A
A
A
Sindonews.com - Bencana yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Kulonprogo menyebabkan sejumlah sarana rusak. Saat ini terdapat 26 titik kerusakan berbagai fasilitas yang belum tertangani.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah sendiri memprioritaskan perbaikan pada 10 fasilitas melalui anggaran negara.
Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPDB Eko Susanto mengatakan, skala prioritaskan ditentukan untuk 10 titik karena mengalami kerusakan cukup parah. Fasilitas itu, juga membutuhkan anggaran besar di atas Rp500 juta.
"Jadi karena anggarannya cukup besar, kami mengusulkan perbaikannya melalui APBN. Karena menggunakan APBD jelas tidak mungkin karena hanya bisa menjangkau yang nilai kerusakannya di bawah Rp200 juta," kata Eko, Kamis (17/1/2013).
Dia menjelaskan, Ke-10 titik yang jadi prioritas perbaikan antara lain relokasi SD Suroloyo, jembatan Dlingseng di Banjaroyo, jembatan Kaligintung, dan beberapa titik di sekitar Tawangsasi.
"Kami masih menunggu kepastian anggarannya," kata Eko.
Menurutnya, selama ini BPBD masih mengalami beberapa kendala. BPBD, kata dia, hanya berupa lembaga koordinasi, dan pelaksanaan teknis di lapangan tetap menjadi tanggung jawab instansi terkait. Sehingga belum ada sinergi dalam penganggaran untuk penanganan efek bencana.
"Kadang ketika kami memiliki program terutama yang kecil-kecil jadi terlupakan. Jadi sinergi dalam penganggaran ini yang belum berjalan baik, karena kami sendiri kan hanya lembaga koordinasi," terangnya.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, meninjau beberapa jembatan yang rusak karena bencana alam dan sudah selesai pembangunannya.
“Bantuan sarana dari pemerintah pusat ini sangat membantu karena APBD Kulonprogo sangat terbatas,” katanya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah sendiri memprioritaskan perbaikan pada 10 fasilitas melalui anggaran negara.
Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPDB Eko Susanto mengatakan, skala prioritaskan ditentukan untuk 10 titik karena mengalami kerusakan cukup parah. Fasilitas itu, juga membutuhkan anggaran besar di atas Rp500 juta.
"Jadi karena anggarannya cukup besar, kami mengusulkan perbaikannya melalui APBN. Karena menggunakan APBD jelas tidak mungkin karena hanya bisa menjangkau yang nilai kerusakannya di bawah Rp200 juta," kata Eko, Kamis (17/1/2013).
Dia menjelaskan, Ke-10 titik yang jadi prioritas perbaikan antara lain relokasi SD Suroloyo, jembatan Dlingseng di Banjaroyo, jembatan Kaligintung, dan beberapa titik di sekitar Tawangsasi.
"Kami masih menunggu kepastian anggarannya," kata Eko.
Menurutnya, selama ini BPBD masih mengalami beberapa kendala. BPBD, kata dia, hanya berupa lembaga koordinasi, dan pelaksanaan teknis di lapangan tetap menjadi tanggung jawab instansi terkait. Sehingga belum ada sinergi dalam penganggaran untuk penanganan efek bencana.
"Kadang ketika kami memiliki program terutama yang kecil-kecil jadi terlupakan. Jadi sinergi dalam penganggaran ini yang belum berjalan baik, karena kami sendiri kan hanya lembaga koordinasi," terangnya.
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, meninjau beberapa jembatan yang rusak karena bencana alam dan sudah selesai pembangunannya.
“Bantuan sarana dari pemerintah pusat ini sangat membantu karena APBD Kulonprogo sangat terbatas,” katanya.
(ysw)