Keluarga korban KM Tirta Samudera kecewa

Selasa, 15 Januari 2013 - 19:26 WIB
Keluarga korban KM Tirta Samudera kecewa
Keluarga korban KM Tirta Samudera kecewa
A A A
Sindonews.com - Nur Wulansari (39) tak menyangka kabar mengenai kondisi cuaca yang buruk di laut menjadi percakapan terakhir dengan suaminya Harry Martijanto (46) anak buah Kapal Tirta Samudera XXI beberapa waktu lalu.

Kendati sudah menerima kematian suaminya, namun Wulan masih memendam kekecewaan terhadap pemilik KM Tirta Samudera yang tidak menginformasikan peristiwa tersebut kepada keluarga korban. Bahkan, saat bertemu ketika jenazah dievakuai pihak perusahaan hanya meminta maaf tanpa ada pembicaraan lebih lanjut.

Perempuan yang tinggal di Dusun Bangsren RT 25 RW 11 Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang ini dengan nada berat mengaku tidak menyangka jika kapal yang mengalami musibah itu adalah yang ditumpangi suaminya.

“Saya melihat berita mengenai kapal tenggelam lewat televisi. Tapi saya tindak menyangka kalau suami saya juga ada di kapal tersebut,” ujarnya saat SINDO turut mengucapkan belasungkawa, Selasa (15/1/2013).

Wulan, begitu sapaan akrabnya juga mengatakan sebelum kejadian tenggelamnya kapal yang ditumpangi suaminya itu tidak mendapat firasat apapun. Sejak Herry berpamitan pada Kamis 27 Desember 2012 lalu. Dia hanya merasakan kecemasan yang begitu mendalam saat lima hari sebelum kejadian, suaminya tidak memberikan kabar.

“Terakhir kali, Mas Harry memberi kabar lewat telepon pada Selasa (8/1). Dia mengabarkan bahwa kondisi cuaca di laut sangat buruk. Selain itu, kapalnya berulangkali mengalami mogok dan kehabisan logistik," katanya.
Padahal dalam kondisi normal, dari Palembang menuju Gresik hanya membutuhkan waktu lima hari.

Sampai akhirnya, Wulan dan kedua anaknya hanya dapat menyambut kedatangan suaminya dalam peti jenazah, Senin 14 Januari 2013, sekira pukul 22.00. Setelah sempat disemayamkan di rumah duka, jenazah langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat pada pukul 23.00 WIB.

Wulan mengungkapkan kekecewaannya terhadap perusahaan pemilik kapal Tirta Samudra XXI yang tidak segera memberi kabar peristiwa kecelakaan itu. Wulan justru mendapatkan kabar mengenai musibah itu dari media.

Dia lantas mencari informasi melalui internet dan meminta adiknya, Wahyu Eka Nugraha (35) berangkat ke Rembang untuk mendapatkan kejelasan mengenai nasib suaminya.

“Saya cemas setelah melihat televisi tentang musibah kapal suami saya. Apalagi, pemilik kapal pun tidak memberikan informasi atas ke musibah tersebut,“ kenang Wulan yang sehari-sehari berjualan pakaian ini.

Hingga proses pemakaman jenazah usai, pemilik kapal belum pernah mengunjungi atau setidaknya berbelasungkawa atas meninggalnya Hery.

Bahkan, saat Wahyu Eka Nugraha datang ke Rembang pun, ia tidak mendapatkan informasi mengenai nasib kakak iparnya dari pemilik kapal.

Informasi justru didapatnya dari Komandan Basarnas Semarang. Pada saat proses evakuasi pun, menurut Wahyu, tak terlihat ada pihak perusahaan pemilik kapal yang menunggu.

Namun, Wahyu mengaku sempat bertemu dengan pihak perusahaan pemilik kapal, setelah jenazah selesai dievakuasi. Dalam petemuan yang tidak lama itu, kata Wahyu, pihak perusahaan hanya menyampaikan permintaan maaf.

“Tidak ada pembicaraan lebih. Mereka hanya minta maaf saja,” kata Wahyu.

Saat ini, dia harus menanggung sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Selain itu, harus mengurus dua buah hatinya dari hasil pernikahan dengan Harry yakni Airlangga Davega (12) dan Bintang Galaksi (7).
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5681 seconds (0.1#10.140)