Pantura terendam, arus lalin dialihkan
A
A
A
Sindonews.com - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Kudus dalam beberapa hari terakhir membuat Jalur Pantura, tepatnya di Jalan Lingkar depan Terminal Induk Jati Kudus tergenang.
Akibatnya, arus lalu lintas penghubung Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melintasi jalur tersebut pun terhambat. Genangan air di Jalur Pantura Kudus tersebut seakan menyambut kendaraan dari arah barat (Demak-Semarang-Jakarta) yang hendak menuju arah timur (Pati-Surabaya). Sebab genangan tersebut tidak jauh dari perbatasan Demak-Kudus.
Berdasarkan pantauan di lapangan, genangan air terlihat sejak lampu traffic light, dekat Terminal Induk Jati Kudus ke arah timur sepanjang 300 meter.
Ketinggian air bervariasi antara 20-30 cm. Bahkan, di bagian tepi sebelah kiri jalan kedalamannya sekira 40 cm. Sejumlah kendaraan, terlebih bus besar dan truk tronton, terlihat antre dan berjalan perlahan melewati genangan tersebut.
Kasatlantas Polres Kudus AKP Cahyo Widiatmoko mengatakan, karena badan Jalan Pantura di dekat Terminal Induk Jati tersebut tergenang, maka pihaknya melakukan pengalihan arus lalu lintas kendaraan.
Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi ketersendatan arus lalu lintas di jalur tersebut. Untuk kendaraan besar, seperti bus dan truk maupun tronton dari arah barat (Semarang-Jakarta) yang hendak menuju timur (Rembang-Surabaya) tetap diarahkan untuk melewati jalur tersebut.
Sebab kendaraan besar dan berat tersebut diyakini mampu melewati genangan air sehingga tidak sampai mogok di tengah jalan.
Sedang untuk kendaraan kecil seperti mobil pribadi atau sepeda motor diarahkan agar melewati arah kawasan perkotaan Kudus. Dari arah kota, mobil pribadi atau sepeda motor tersebut akan sampai di lampu traffic light Ngembal, Kudus, dan bisa melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju Pati-Rembang-Surabaya.
“Untung saja kita punya dua jalur itu. Kalau tidak dialihkan bahaya juga. Kalau ada sepeda motor atau mobil mogok di tengah jalan yang tergenang, pasti arus lalu lintas akan terganggu. Terlebih di dekat itu, ada traffic light,” kata Cahyo, di Kudus, Selasa (15/1/2013).
Menurutnya, badan jalan yang tergenang tersebut sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor roda dua. Sebab ketinggian air di badan jalur pantura tersebut dapat membuat sepeda motor mogok.
Selain itu, terdapat juga sejumlah lubang di badan jalan tersebut. Jika tidak hati-hati, pengendara sepeda motor dapat terperosok dalam lubang yang tertutup air banjir itu.
Namun berdasarkan pantauan, tetap saja ada pengendara sepeda motor yang nekat melewati badan jalan yang tergenang tersebut. Agar tidak mogok, pengendara sepeda motor terlihat berjalan di sisi bagian kanan badan jalan yang ketinggian airnya sekira 20 cm. Langkah itu juga dilakukan, untuk menghindari lubang yang berada di tengah badan jalan nasional tersebut.
Seorang pengendara sepeda motor, Budi mengaku terpaksa melewati badan jalan yang tergenang tersebut. Sebab dia ingin menuju salah satu hotel yang jaraknya berkisar 500 meter dari lampu traffic light dekat Terminal Induk Jati Kudus.
“Kalau harus memutar lewat kota, jarak tempuhnya jauh. Jadi saya nekat menerobos,” tandasnya.
Akibatnya, arus lalu lintas penghubung Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melintasi jalur tersebut pun terhambat. Genangan air di Jalur Pantura Kudus tersebut seakan menyambut kendaraan dari arah barat (Demak-Semarang-Jakarta) yang hendak menuju arah timur (Pati-Surabaya). Sebab genangan tersebut tidak jauh dari perbatasan Demak-Kudus.
Berdasarkan pantauan di lapangan, genangan air terlihat sejak lampu traffic light, dekat Terminal Induk Jati Kudus ke arah timur sepanjang 300 meter.
Ketinggian air bervariasi antara 20-30 cm. Bahkan, di bagian tepi sebelah kiri jalan kedalamannya sekira 40 cm. Sejumlah kendaraan, terlebih bus besar dan truk tronton, terlihat antre dan berjalan perlahan melewati genangan tersebut.
Kasatlantas Polres Kudus AKP Cahyo Widiatmoko mengatakan, karena badan Jalan Pantura di dekat Terminal Induk Jati tersebut tergenang, maka pihaknya melakukan pengalihan arus lalu lintas kendaraan.
Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi ketersendatan arus lalu lintas di jalur tersebut. Untuk kendaraan besar, seperti bus dan truk maupun tronton dari arah barat (Semarang-Jakarta) yang hendak menuju timur (Rembang-Surabaya) tetap diarahkan untuk melewati jalur tersebut.
Sebab kendaraan besar dan berat tersebut diyakini mampu melewati genangan air sehingga tidak sampai mogok di tengah jalan.
Sedang untuk kendaraan kecil seperti mobil pribadi atau sepeda motor diarahkan agar melewati arah kawasan perkotaan Kudus. Dari arah kota, mobil pribadi atau sepeda motor tersebut akan sampai di lampu traffic light Ngembal, Kudus, dan bisa melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju Pati-Rembang-Surabaya.
“Untung saja kita punya dua jalur itu. Kalau tidak dialihkan bahaya juga. Kalau ada sepeda motor atau mobil mogok di tengah jalan yang tergenang, pasti arus lalu lintas akan terganggu. Terlebih di dekat itu, ada traffic light,” kata Cahyo, di Kudus, Selasa (15/1/2013).
Menurutnya, badan jalan yang tergenang tersebut sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor roda dua. Sebab ketinggian air di badan jalur pantura tersebut dapat membuat sepeda motor mogok.
Selain itu, terdapat juga sejumlah lubang di badan jalan tersebut. Jika tidak hati-hati, pengendara sepeda motor dapat terperosok dalam lubang yang tertutup air banjir itu.
Namun berdasarkan pantauan, tetap saja ada pengendara sepeda motor yang nekat melewati badan jalan yang tergenang tersebut. Agar tidak mogok, pengendara sepeda motor terlihat berjalan di sisi bagian kanan badan jalan yang ketinggian airnya sekira 20 cm. Langkah itu juga dilakukan, untuk menghindari lubang yang berada di tengah badan jalan nasional tersebut.
Seorang pengendara sepeda motor, Budi mengaku terpaksa melewati badan jalan yang tergenang tersebut. Sebab dia ingin menuju salah satu hotel yang jaraknya berkisar 500 meter dari lampu traffic light dekat Terminal Induk Jati Kudus.
“Kalau harus memutar lewat kota, jarak tempuhnya jauh. Jadi saya nekat menerobos,” tandasnya.
(rsa)