Awas, beredar mie berformalin di Bangkalan
A
A
A
Sindonews.com – Mie basah yang diduga kuat mengandung bahan pengawet mayat (formalin) ditemukan beredar di salah satu pasar tradisional Bangkalan. Kini, mie basah yang dinilai berbahaya bagi kesehatan tersebut diteliti lebih lanjut dan pedagangnya mendapat pembinaan.
Kasi Gizi Dinas Kesehatan Bangkalan, Ciptaning Tekat, menyatakan, mie basah yang mengandung formalin ditemukan saat pihaknya melakukan pembinaan ke sejumlah pedagang sembako, di Pasar Tradisional Ki Lemah Duwur Bangkalan. Mie tersebut dijual oleh beberapa pedagang.
“Dalam pembinaan yang kami lakukan, kami menemukan mie basah yang mengandung formalin. Padahal tidak boleh dijual pada masyarakat,” ujarnya, Senin (14/1/2013).
Ciptaning menjelaskan, penjualan mie basah berformalin tersebut selain tanpa ada izin dari BPOM, juga sangat berbahaya bila dikonsumsi. Dia juga mengimbau para pedagang yang terlanjur menjualnya, untuk tidak lagi menjual dan juga tidak melakukan kulakan lagi.
Pihak Dinkes sendiri, lebih memilih langkah antisipasi dengan cara melakukan pembinaan dan sekaligus penyluluhan agar tidak menjual lagi. Dinkes juga tidak melakukan penarikan pada barang tersebut, hanya himbau untuk menarik sendiri dan tidak dijualnya lagi.
“Tapi apabila masih kami temukan ada yang menjual akan kami lakukan penarikan paksa,” tegasnya.
Selain menemukan mie basah yang mengandung formalin. Dinkes juga menemukan adanya terasi yang juga bercampur formalin, di pasar tradisional Kecamatan Kwanyar dan Arosbaya.
Sementara itu, Shaleha salah seorang pedagang sembako di pasar tradisional ki Lemah Duwur Bangkalan mengatakan, mie basah tersebut banyak di minati masyarakat.
Alasannya, selain harganya tergolong murah, juga isinya banyak sekali sehingga mengundang daya tarik pembeli. Soal mie basah tersebut mengandung formalin. Dia mengaku baru tahu setelah ada pembinaan dari Dinkes.
“Ya, karena banyak diminati saya kulakan terus. Baru tahu kalau mengandung bahan pengawet,” urainya.
Para pedagang mengaku, mie basah tersebut didapat saat kulakan di beberapa tempat di antaranya pasar Osowilangon, Pabean dan Kaputran Surabaya.
Kasi Gizi Dinas Kesehatan Bangkalan, Ciptaning Tekat, menyatakan, mie basah yang mengandung formalin ditemukan saat pihaknya melakukan pembinaan ke sejumlah pedagang sembako, di Pasar Tradisional Ki Lemah Duwur Bangkalan. Mie tersebut dijual oleh beberapa pedagang.
“Dalam pembinaan yang kami lakukan, kami menemukan mie basah yang mengandung formalin. Padahal tidak boleh dijual pada masyarakat,” ujarnya, Senin (14/1/2013).
Ciptaning menjelaskan, penjualan mie basah berformalin tersebut selain tanpa ada izin dari BPOM, juga sangat berbahaya bila dikonsumsi. Dia juga mengimbau para pedagang yang terlanjur menjualnya, untuk tidak lagi menjual dan juga tidak melakukan kulakan lagi.
Pihak Dinkes sendiri, lebih memilih langkah antisipasi dengan cara melakukan pembinaan dan sekaligus penyluluhan agar tidak menjual lagi. Dinkes juga tidak melakukan penarikan pada barang tersebut, hanya himbau untuk menarik sendiri dan tidak dijualnya lagi.
“Tapi apabila masih kami temukan ada yang menjual akan kami lakukan penarikan paksa,” tegasnya.
Selain menemukan mie basah yang mengandung formalin. Dinkes juga menemukan adanya terasi yang juga bercampur formalin, di pasar tradisional Kecamatan Kwanyar dan Arosbaya.
Sementara itu, Shaleha salah seorang pedagang sembako di pasar tradisional ki Lemah Duwur Bangkalan mengatakan, mie basah tersebut banyak di minati masyarakat.
Alasannya, selain harganya tergolong murah, juga isinya banyak sekali sehingga mengundang daya tarik pembeli. Soal mie basah tersebut mengandung formalin. Dia mengaku baru tahu setelah ada pembinaan dari Dinkes.
“Ya, karena banyak diminati saya kulakan terus. Baru tahu kalau mengandung bahan pengawet,” urainya.
Para pedagang mengaku, mie basah tersebut didapat saat kulakan di beberapa tempat di antaranya pasar Osowilangon, Pabean dan Kaputran Surabaya.
(ysw)