Tuntut Kapolda turun, Kapolri dihadiahi pakaian dalam
A
A
A
Sindonews.com - Aksi menuntut pencopotan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Brigjen Pol Dewa Parsana kembali digelar. Dalam aksi tersebut, pengunjuk rasa menyerahkan sebuah pakaian dalam wanita sebagai simbol ketakutan Kapolri untuk mencopot Kapolda Sulteng tersebut.
Ratusan massa aksi bergerak menuju Markas Polda Sulteng, di Jalan Samratulangi, Palu Timur, Senin (14/1/2013). Kedatangan ratusan massa aksi yang regabung dalam Forum Peduli Ummat Islam Sulteng tersebut menuntut Kapolri agar secepatnya mencopot Dewa Parsana, dari Jabatan Kapolda Sulteng.
Setelah berorasi secara bergantian, perwakilan pengunjuk rasa kemudian menyerahkan pakaian dalam wanita dan diserahkan kepada eorang perwira Polda Sulteng, AKP Dwi Harsono.
Pengunjuk rasa menilai, Dewa Parsana telah gagal memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat Sulteng. Termasuk sejumlah kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota kepolisian serta penembakan warga.
Aksi unjukrasa kemudian dilanjutkan ke Gedung DPRD Sulteng. Di halaman gedung wakil rakyat tersebut, perwakilan pengunjuk rasa lagi-lagi menyerahkan pakaian dalam wanita yang langsung diterima oleh Satpol PP yang sedang melakukan pengamanan.
Penyerahan pakaian dalam kepada DPRD Sulteng dilakukan karena pengunjuk rasa menilai DPRD Sulteng tidak tegas menyuarakan aspirasi rakyat Sulteng, dalam menuntut pencopotan Kapolda Sulteng.
Aksi kekerasan di Sulteng, baik yang dilakukan personel kepolisian maupun konflik-konflik di masyarakat dinilai terus saja terjadi dan menjadi momok sendiri di masyarakat.
Ratusan massa aksi bergerak menuju Markas Polda Sulteng, di Jalan Samratulangi, Palu Timur, Senin (14/1/2013). Kedatangan ratusan massa aksi yang regabung dalam Forum Peduli Ummat Islam Sulteng tersebut menuntut Kapolri agar secepatnya mencopot Dewa Parsana, dari Jabatan Kapolda Sulteng.
Setelah berorasi secara bergantian, perwakilan pengunjuk rasa kemudian menyerahkan pakaian dalam wanita dan diserahkan kepada eorang perwira Polda Sulteng, AKP Dwi Harsono.
Pengunjuk rasa menilai, Dewa Parsana telah gagal memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat Sulteng. Termasuk sejumlah kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota kepolisian serta penembakan warga.
Aksi unjukrasa kemudian dilanjutkan ke Gedung DPRD Sulteng. Di halaman gedung wakil rakyat tersebut, perwakilan pengunjuk rasa lagi-lagi menyerahkan pakaian dalam wanita yang langsung diterima oleh Satpol PP yang sedang melakukan pengamanan.
Penyerahan pakaian dalam kepada DPRD Sulteng dilakukan karena pengunjuk rasa menilai DPRD Sulteng tidak tegas menyuarakan aspirasi rakyat Sulteng, dalam menuntut pencopotan Kapolda Sulteng.
Aksi kekerasan di Sulteng, baik yang dilakukan personel kepolisian maupun konflik-konflik di masyarakat dinilai terus saja terjadi dan menjadi momok sendiri di masyarakat.
(rsa)