Ini lokasi rawan banjir di Bulukumba
A
A
A
Sindonews.com - Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Bulukumba menandai lima lokasi rawan terjadi banjir dalam kota saat musim hujan. Kelima wilayah ini berada di Jalan Teko-lajae, Kusuma bangsa, Kelurahan Loka, Jalan Lanto Daeng Pasewang dan Jalan Rambutan.
Kepala PSDA Bulukumba Andi Baso Maskur mengungkapkan, bahwa lima lokasi ini masuk dalam zona rawan banjir karena drainase dan pembuangan air sudah tidak mampu lagi menampung debit air.
“Hampir tiap tahun terjadi banjir diwilayah ini. Makanya, kita sementara carikan solusinya sebelum terjadi banjir,” ungkap Andi Baso ketika dihubungi, Sabtu (12/1/2013).
Andi Baso menambahkan, pihaknya berusaha segera melakukan pengerukan lumpur terhadap beberapa titik untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Sebab, kondisi lumpur yang membuat pendangkalan kanal terjadi, sehingga membuat ratusan rumah dalam kota akan terendam.
“Kami upayakan dalam waktu dekat ini sudah dilakukan. Sebab, sudah mendesak untuk dilakukan pengerukan. Anggaran juga sudah dianggarkan dalam APBD 2013 ini,” tutur dia.
Selain itu, lanjut dia, PSDA Bulukumba juga akan bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukan rehabilitasi terhadap beberapa drainase.
Andi Baso mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang bermukiman di sekitar kanal agar tidak membuang sampah ke kanal maupun drainase.
"Kesadaran masyarakat masih kurang. Seharusnya, sampah jangan dibuang ke kanal atau drainase. Karena itu akan menyebabkan banjir," jelasnya.
Selain lima lokasi ini, ungkap Andi Baso, kawasan yang dianggap rawan terjadi banjir adalah sungai Manyampa yang berlokasi di poros Bulukumba-Bira, Kecamatan Ujung Loe.
“Mudah-mudahan tidak terjadi banjir disana. Sebab, kalau air naik ada beberapa titik di daerah ini terendam,” ucap mantan Sekretaris Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD) Bulukumba ini.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi C DPRD Bulukumba Andi Zulkarnaen Pangky mengemukakan, bahwa rehabilitasi drainase dan pembangunan tanggul baru memang sudah mendesak.
“Dalam kota memang perlu ada perhatian serius. Jangan banjir tahun lalu kembali terjadi tahun ini. Pemerintah harus mencarikan solusinya supaya tidak terjadi lagi,” jelas Zulkarnaen.
Kepala PSDA Bulukumba Andi Baso Maskur mengungkapkan, bahwa lima lokasi ini masuk dalam zona rawan banjir karena drainase dan pembuangan air sudah tidak mampu lagi menampung debit air.
“Hampir tiap tahun terjadi banjir diwilayah ini. Makanya, kita sementara carikan solusinya sebelum terjadi banjir,” ungkap Andi Baso ketika dihubungi, Sabtu (12/1/2013).
Andi Baso menambahkan, pihaknya berusaha segera melakukan pengerukan lumpur terhadap beberapa titik untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Sebab, kondisi lumpur yang membuat pendangkalan kanal terjadi, sehingga membuat ratusan rumah dalam kota akan terendam.
“Kami upayakan dalam waktu dekat ini sudah dilakukan. Sebab, sudah mendesak untuk dilakukan pengerukan. Anggaran juga sudah dianggarkan dalam APBD 2013 ini,” tutur dia.
Selain itu, lanjut dia, PSDA Bulukumba juga akan bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melakukan rehabilitasi terhadap beberapa drainase.
Andi Baso mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang bermukiman di sekitar kanal agar tidak membuang sampah ke kanal maupun drainase.
"Kesadaran masyarakat masih kurang. Seharusnya, sampah jangan dibuang ke kanal atau drainase. Karena itu akan menyebabkan banjir," jelasnya.
Selain lima lokasi ini, ungkap Andi Baso, kawasan yang dianggap rawan terjadi banjir adalah sungai Manyampa yang berlokasi di poros Bulukumba-Bira, Kecamatan Ujung Loe.
“Mudah-mudahan tidak terjadi banjir disana. Sebab, kalau air naik ada beberapa titik di daerah ini terendam,” ucap mantan Sekretaris Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD) Bulukumba ini.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi C DPRD Bulukumba Andi Zulkarnaen Pangky mengemukakan, bahwa rehabilitasi drainase dan pembangunan tanggul baru memang sudah mendesak.
“Dalam kota memang perlu ada perhatian serius. Jangan banjir tahun lalu kembali terjadi tahun ini. Pemerintah harus mencarikan solusinya supaya tidak terjadi lagi,” jelas Zulkarnaen.
(ysw)