Usai kuliah, Ketua KPPS Pamekasan dibacok
A
A
A
Sindonews.com – Ketua kelompok pemungutan suara (KPPS) salah satu tempat pemungutan suara (TPS) Syarito (25), warga Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, Jawa Timur menjadi korban pembacokan saat pulang kuliah, Kamis 10 Januari 2013 sekira pukul 17.00 WIB.
Dalam pembacokan tersebut, diduga korban dibacok berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pamekasan, yang digelar pada Rabu 9 Januari 2013 lalu.
Kejadian tragis ini bermula ketika Syarito pulang kuliah dari kampus Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan. Tiba-tiba di tengah jalan, Sarito dicegat oleh dua oarang mereka adalah Hebbah, warga dusun Montor Lao’, Desa Bujur Tengah dan Muslem warga Bujur Timur.
Korban memang kenal terhadap para pelaku itu, makanya dia tidak menaruh curiga sedikitpun. Namun, tiba-tiba kedua pelaku langsung membabatkan celurit kepada Syarito. Beruntung korban menggunakan helm sehingga sabetan benda tajam tersebut tidak mengenai kepalanya.
Tetapi, korban mengalami luka di bagian wajah dan lengan karena dipukuli pelaku sesaat setelah pembacokan. Pelaku diduga salah satu pendukung calon yang kalah.
Saat ini korban dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Sampang, Madura, Jawa Timur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sehari sebelum kejadian pelaku sempat menghubungi korban memfasilitasi warga dari tempat lain untuk mencoblos meskipun tidak punya hak pilih. Korban menolak permintaan pelaku. Diduga pelaku sakit hati dengan penolakan itu hingga tega menganiaya korban.
Saat dihubungi, Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman mengatakan, penganiayaan itu merupakan tindak pidana umum. Pihaknya belum menemukan keterkaitan dengan pelaksanaan Pilkada Pamekasan.
Menurutnya, status korban yang merupakan Ketua KPPS hanya kebetulan dan saat kejadian tidak dalam kapasitas menjalankan tugas-tugas sebagai penyelenggara pemilu.
"Ini tindak pidana murni dan akan kami usut tuntas. Antara pelaku dengan korban saling kenal dan masih ada hubungan keluarga," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (10/1/2013).
Dalam pembacokan tersebut, diduga korban dibacok berkaitan dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pamekasan, yang digelar pada Rabu 9 Januari 2013 lalu.
Kejadian tragis ini bermula ketika Syarito pulang kuliah dari kampus Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan. Tiba-tiba di tengah jalan, Sarito dicegat oleh dua oarang mereka adalah Hebbah, warga dusun Montor Lao’, Desa Bujur Tengah dan Muslem warga Bujur Timur.
Korban memang kenal terhadap para pelaku itu, makanya dia tidak menaruh curiga sedikitpun. Namun, tiba-tiba kedua pelaku langsung membabatkan celurit kepada Syarito. Beruntung korban menggunakan helm sehingga sabetan benda tajam tersebut tidak mengenai kepalanya.
Tetapi, korban mengalami luka di bagian wajah dan lengan karena dipukuli pelaku sesaat setelah pembacokan. Pelaku diduga salah satu pendukung calon yang kalah.
Saat ini korban dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, Sampang, Madura, Jawa Timur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sehari sebelum kejadian pelaku sempat menghubungi korban memfasilitasi warga dari tempat lain untuk mencoblos meskipun tidak punya hak pilih. Korban menolak permintaan pelaku. Diduga pelaku sakit hati dengan penolakan itu hingga tega menganiaya korban.
Saat dihubungi, Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman mengatakan, penganiayaan itu merupakan tindak pidana umum. Pihaknya belum menemukan keterkaitan dengan pelaksanaan Pilkada Pamekasan.
Menurutnya, status korban yang merupakan Ketua KPPS hanya kebetulan dan saat kejadian tidak dalam kapasitas menjalankan tugas-tugas sebagai penyelenggara pemilu.
"Ini tindak pidana murni dan akan kami usut tuntas. Antara pelaku dengan korban saling kenal dan masih ada hubungan keluarga," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (10/1/2013).
(mhd)