Pelaksanaan UKG harus disesuaikan tahun akademik
A
A
A
Sindonews.com - Uji Kompetensi Guru (UKG) disarankan agar menyesuaikan tahun akademik baru atau tahun ajaran. Hal itu dimaksudkan agar tidak berbenturan dengan kewajiban guru mengajar.
“Sebaiknya disesuaikan dengan tahun akademik. Lebih tepat lagi kalau disesuaikan pula dengan jadwal libur sekolah, supaya tidak mengganggu konsentrasi guru dalam menjalankan tugasnya,” ujar Pengamat Pendidikan IKIP PGRI Semarang Zainal Arifin, Kamis (10/1/2013).
Menurutnya, penentuan waktu yang tepat juga akan berpengaruh besar pada nilai UKG. Pasalnya, beban kerja guru pada hari-hari aktif sudah berat sehingga bila pelaksanaannya digelar pada hari-hari aktif, kemungkinan besar hasilnya pasti anjlok.
“Memenuhi beban mengajar sehari-hari saja guru sudah kerja keras. Belum lagi kalau sudah mendekati masa-masa Ujian Nasional, kerjanya tambah bertumpuk. Kalau digelar pas waktu-waktu aktif, ya pasti hancur-hancuran nilainya,” katanya.
Oleh karena itu, pelaksanaan UKG yang dilakukan pada waktu jeda sekolah atau pada waktu libur adalah langkah paling tepat.
“Kalau pas liburan otak gurunya bisa lebih fresh. Mereka pun bisa mempersiapkan diri secara lebih baik,” tandasnya.
Dia menambahkan, untuk meningkatkan kualitas pendidik, mau tidak mau guru harus diukur dan dinilai kualitasnya, diantaranya melalui UKG yang digelar. Dari hasil yang didapat, baru dapat ditentukan pembinaan model bagaimana untuk dapat meningkatkan kualitas guru.
“Untuk menghasilkan anak didik yang berkualitas, mau tidak mau pendidiknya juga harus berkualitas. Bibit bagus, kalau orang yang mengolah tidak bagus, hasilnya juga tidak akan bagus. Semua saling berkait,” tukasnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh memberikan dua opsi pelaksanaan UKG, yakni dilaksanakan pada awal tahun atau disesuaikan dengan tahun akademik.
“Sebaiknya disesuaikan dengan tahun akademik. Lebih tepat lagi kalau disesuaikan pula dengan jadwal libur sekolah, supaya tidak mengganggu konsentrasi guru dalam menjalankan tugasnya,” ujar Pengamat Pendidikan IKIP PGRI Semarang Zainal Arifin, Kamis (10/1/2013).
Menurutnya, penentuan waktu yang tepat juga akan berpengaruh besar pada nilai UKG. Pasalnya, beban kerja guru pada hari-hari aktif sudah berat sehingga bila pelaksanaannya digelar pada hari-hari aktif, kemungkinan besar hasilnya pasti anjlok.
“Memenuhi beban mengajar sehari-hari saja guru sudah kerja keras. Belum lagi kalau sudah mendekati masa-masa Ujian Nasional, kerjanya tambah bertumpuk. Kalau digelar pas waktu-waktu aktif, ya pasti hancur-hancuran nilainya,” katanya.
Oleh karena itu, pelaksanaan UKG yang dilakukan pada waktu jeda sekolah atau pada waktu libur adalah langkah paling tepat.
“Kalau pas liburan otak gurunya bisa lebih fresh. Mereka pun bisa mempersiapkan diri secara lebih baik,” tandasnya.
Dia menambahkan, untuk meningkatkan kualitas pendidik, mau tidak mau guru harus diukur dan dinilai kualitasnya, diantaranya melalui UKG yang digelar. Dari hasil yang didapat, baru dapat ditentukan pembinaan model bagaimana untuk dapat meningkatkan kualitas guru.
“Untuk menghasilkan anak didik yang berkualitas, mau tidak mau pendidiknya juga harus berkualitas. Bibit bagus, kalau orang yang mengolah tidak bagus, hasilnya juga tidak akan bagus. Semua saling berkait,” tukasnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh memberikan dua opsi pelaksanaan UKG, yakni dilaksanakan pada awal tahun atau disesuaikan dengan tahun akademik.
(rsa)