Kenal hitungan hari, Siti menghilang
A
A
A
Sindonews.com - Keluarga Fatimah (62), warga Dusun Tapen, RT 009/002, Hargomulyo, Kokap, Kulonprogo, Jawa Tengah (Jateng), gelisah. Pasalnya, buah hati mereka Siti Mustofiah (32) tak kembali ke rumah sejak Jumat 4 Januari 2013 lalu. Korban diduga dibawa kabur kenalannya yang bernama Arifin.
Fatimah mengatakan, peristiwa yang menimpa buah hatinya bermula saat Siti dikenalkan kepada Arifin oleh tetangganya Suistrimah, sepekan sebelumnya. Perkenalan itu berujung dengan kunjungan Arifin ke rumah korban, pada Kamis 3 Januari 2013.
"Katanya sih teman bisnisnya, Kamis malam memang bertamu ke rumah, tapi saya belum sempat berbicara dengan Arifin. Yang saya dengar katanya dari Purworejo, tapi ada yang bilang ibunya dari Solo. Saya tidak tahu mana yang benar," kata Fatimah, di Kokap, Kulonprogo, Kamis (10/1/2013).
Keesokan paginya, lanjut Fatimah, buah hatinya pamit bekerja seperti biasa di toko buah di Pasar Cikli, Kulur, Temon. Namun korban tidak kembali hingga esok harinya. Kelurga yang mulai cemas mencoba menghubungi telepon selulernya.
"Saat dihubungi katanya masih di Pasar Cikli. Terus ditanyai kakaknya kenapa tidak pulang. Tapi waktu di telepon itu ada suara laki-laki marah-marah suruh tutup telepon, katanya bukan keluarga," terangnya.
Dia menjelaskan, dua hari kemudian salah satu tetangganya sempat melihat korban di Pasar Jombokan bersama pria sedang membeli batagor. Menurutnya, keluarga bingung karena sikap Siti berubah setelah berkenalan dengan Arifin.
Kakak korban, Siti Mukholifah menambahkan, keluarga sudah berupaya mencari korban ke berbagai tempat. Keluarga sudah melaporkan kejadian itu kepada kepolisian, Sabtu 7 Januari 2013.
"Kita lapor ke lantas karena korban pergi tidak membawa SIM, tanpa helm, mengendarai Yamaha Mio AB 2881 CL. Jadi kalau sewaktu-waktu razia dan ada kendaraan dengan pelat nomor itu agar langsung diamankan saja," katanya.
Baik Fatimah maupun Mukholifah berharap, korban segera ditemukan dan kembali ke rumah.
"Semoga tidak apa-apa, cepat sadar lagi dan kembali ke rumah. Kami akan terus berupaya mencari. Untuk keluarga lain harus hati-hati jika ada yang bertamu ke rumah," kata Fatimah.
Fatimah mengatakan, peristiwa yang menimpa buah hatinya bermula saat Siti dikenalkan kepada Arifin oleh tetangganya Suistrimah, sepekan sebelumnya. Perkenalan itu berujung dengan kunjungan Arifin ke rumah korban, pada Kamis 3 Januari 2013.
"Katanya sih teman bisnisnya, Kamis malam memang bertamu ke rumah, tapi saya belum sempat berbicara dengan Arifin. Yang saya dengar katanya dari Purworejo, tapi ada yang bilang ibunya dari Solo. Saya tidak tahu mana yang benar," kata Fatimah, di Kokap, Kulonprogo, Kamis (10/1/2013).
Keesokan paginya, lanjut Fatimah, buah hatinya pamit bekerja seperti biasa di toko buah di Pasar Cikli, Kulur, Temon. Namun korban tidak kembali hingga esok harinya. Kelurga yang mulai cemas mencoba menghubungi telepon selulernya.
"Saat dihubungi katanya masih di Pasar Cikli. Terus ditanyai kakaknya kenapa tidak pulang. Tapi waktu di telepon itu ada suara laki-laki marah-marah suruh tutup telepon, katanya bukan keluarga," terangnya.
Dia menjelaskan, dua hari kemudian salah satu tetangganya sempat melihat korban di Pasar Jombokan bersama pria sedang membeli batagor. Menurutnya, keluarga bingung karena sikap Siti berubah setelah berkenalan dengan Arifin.
Kakak korban, Siti Mukholifah menambahkan, keluarga sudah berupaya mencari korban ke berbagai tempat. Keluarga sudah melaporkan kejadian itu kepada kepolisian, Sabtu 7 Januari 2013.
"Kita lapor ke lantas karena korban pergi tidak membawa SIM, tanpa helm, mengendarai Yamaha Mio AB 2881 CL. Jadi kalau sewaktu-waktu razia dan ada kendaraan dengan pelat nomor itu agar langsung diamankan saja," katanya.
Baik Fatimah maupun Mukholifah berharap, korban segera ditemukan dan kembali ke rumah.
"Semoga tidak apa-apa, cepat sadar lagi dan kembali ke rumah. Kami akan terus berupaya mencari. Untuk keluarga lain harus hati-hati jika ada yang bertamu ke rumah," kata Fatimah.
(rsa)