Ribuan itik di Polman mati mendadak
A
A
A
Sindonews.com – Serangan virus flu burung (H5N1) yang menjangkiti unggas di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) menyebabkan ribuan itik dan ayam di tiga kecamatan yakni Kecamatan Wonomulyo, Limboro dan Balanipa mati mendadak.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polman, Basir Halim, mengatakan, jumlah itik dan ayam yang mati tercatat sebanyak kurang lebih 1.920 ekor. Kematian itu merupakan kasus yang terjadi selama dua pekan terakhir.
Ketika data itik dan ayam yang mati mendadak tersebut diterima, pihaknya belum mengetahui apakah itu positif virus H5N1. Namun, setelah dilakukan penelitian dengan mengambil sampelnya, hasil uji laboratorium atas sampel itik yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Sulawesi Selatan, ternyata kematian itik disebabkan karena virus flu burung (H5N1) tipe-A.
Dengan kasus itu, lanjut Basir, pihaknya tengah berupaya untuk mengeliminasi penyebaran virus flu burung menyebar ke wilayah lain.
Selain itu, sebagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus H5N1 itu, telah dilakukan pemusnahan unggas secara massal di wilayah yang terjangkit bersama dengan tim dari Dinas Peternakan Provinsi Sulbar.
“Selain dimusnahkan, juga dilakukan penyemprotan desinfektan terutama di lokasi yang sudah positif kejangkitan virus H5N1,” jelas Basir kepada SINDO, Rabu (9/1/2013).
Langkah lain yang dilakukan untuk mencegah virus tersebut meluas, pemerintah dalam hal ini tim terpadu pencegahan virus H5N1 juga melakukan pencegahan penyebaran dengan memperketat pengawasan lalu lintas ternak terutama itik di perbatasan kabupaten dan provinsi.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polman, Basir Halim, mengatakan, jumlah itik dan ayam yang mati tercatat sebanyak kurang lebih 1.920 ekor. Kematian itu merupakan kasus yang terjadi selama dua pekan terakhir.
Ketika data itik dan ayam yang mati mendadak tersebut diterima, pihaknya belum mengetahui apakah itu positif virus H5N1. Namun, setelah dilakukan penelitian dengan mengambil sampelnya, hasil uji laboratorium atas sampel itik yang dilakukan di Balai Besar Veteriner Sulawesi Selatan, ternyata kematian itik disebabkan karena virus flu burung (H5N1) tipe-A.
Dengan kasus itu, lanjut Basir, pihaknya tengah berupaya untuk mengeliminasi penyebaran virus flu burung menyebar ke wilayah lain.
Selain itu, sebagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus H5N1 itu, telah dilakukan pemusnahan unggas secara massal di wilayah yang terjangkit bersama dengan tim dari Dinas Peternakan Provinsi Sulbar.
“Selain dimusnahkan, juga dilakukan penyemprotan desinfektan terutama di lokasi yang sudah positif kejangkitan virus H5N1,” jelas Basir kepada SINDO, Rabu (9/1/2013).
Langkah lain yang dilakukan untuk mencegah virus tersebut meluas, pemerintah dalam hal ini tim terpadu pencegahan virus H5N1 juga melakukan pencegahan penyebaran dengan memperketat pengawasan lalu lintas ternak terutama itik di perbatasan kabupaten dan provinsi.
(ysw)