Jembatan putus, siswa SD belajar di lapangan
A
A
A
Sindonews.com – Sebanyak 200-an siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Hurlang Muara Nauli 2, yang terletak di Dusun IV Desa Hurlang Muara Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) terpaksa melakukan kegiatan belajar mengajar di lapangan terbuka beratapkan pohon kelapa.
Hal itu terjadi lantaran jembatan penghubung yang terbuat dari batang pohon kelapa menuju lokasi sekolah tersebut putus total beberapa waktu lalu.
Kepala Sekolah (Kasek) SD Negeri No.157008 Hurlang Muara Nauli 2, Jenhut Hutauruk menuturkan, proses belajar mengajar para siswa di luar sekolah sudah berlangsung selama tiga hari, sejak Senin 7 Januari 2013 lalu hingga hari ini.
Kendati belajar di lapanmgan, para siswa mulai terlihat semangat mengikuti proses belajar yang dibagi per kelompok per kelas.
“Meski di lokasi terbuka, tetapi proses belajar mengajar berjalan dengan baik terlebih cuaca selama tiga hari cerah. Namun, permasalahan ini harus segera dicari solusinya setidak tidaknya memperbaiki jembatan yang terputus,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (9/1/2013).
Dia mengungkapkan, kegiatan belajar mengajar di bawah pohon kelapa terpaksa dilakukan mengingat para guru dan anak didik kesulitan untuk menyeberangi muara sungai ke sekolah.
“Untuk itu kita mengharapkan partisipasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) serta masyarakat sekitar untuk dapat bergotong-royong memperbaiki jembatan putus tersebut,” ucapnya.
Dia juga menambahkan, jembatan penghubung ke sekolah mereka selama ini masih terbuat dari pohon kelapa. Namun jembatan tersebut putus total setelah dihantam banjir, Minggu 6 Januari 2013 malam lalu.
Dikatakan, selain gedung sekolah yang terisolir, ada juga sejumlah penduduk yang bertempat tinggal di arah sekolah, namun mereka memakai sampan untuk menyeberangi muara sungai.
Hal itu terjadi lantaran jembatan penghubung yang terbuat dari batang pohon kelapa menuju lokasi sekolah tersebut putus total beberapa waktu lalu.
Kepala Sekolah (Kasek) SD Negeri No.157008 Hurlang Muara Nauli 2, Jenhut Hutauruk menuturkan, proses belajar mengajar para siswa di luar sekolah sudah berlangsung selama tiga hari, sejak Senin 7 Januari 2013 lalu hingga hari ini.
Kendati belajar di lapanmgan, para siswa mulai terlihat semangat mengikuti proses belajar yang dibagi per kelompok per kelas.
“Meski di lokasi terbuka, tetapi proses belajar mengajar berjalan dengan baik terlebih cuaca selama tiga hari cerah. Namun, permasalahan ini harus segera dicari solusinya setidak tidaknya memperbaiki jembatan yang terputus,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (9/1/2013).
Dia mengungkapkan, kegiatan belajar mengajar di bawah pohon kelapa terpaksa dilakukan mengingat para guru dan anak didik kesulitan untuk menyeberangi muara sungai ke sekolah.
“Untuk itu kita mengharapkan partisipasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) serta masyarakat sekitar untuk dapat bergotong-royong memperbaiki jembatan putus tersebut,” ucapnya.
Dia juga menambahkan, jembatan penghubung ke sekolah mereka selama ini masih terbuat dari pohon kelapa. Namun jembatan tersebut putus total setelah dihantam banjir, Minggu 6 Januari 2013 malam lalu.
Dikatakan, selain gedung sekolah yang terisolir, ada juga sejumlah penduduk yang bertempat tinggal di arah sekolah, namun mereka memakai sampan untuk menyeberangi muara sungai.
(ysw)