Lima rumah di Garut terancam longsor
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak lima rumah warga di Kampung Nyalindung RT01/01, Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, terancam longsor.
Lokasi lima rumah yang total dihuni oleh sebanyak 23 jiwa tersebut setidaknya berada di bibir tebing dengan kondisi tanah labil dan retak-retak.
“Jika hujan deras turun mengguyur perkampungan pada malam hari, kami tidak bisa tidur nyenyak. Kami was-was bila sewaktu-waktu tanah dan rumah kami longsor seketika,” kata salah seorang warga pemilik rumah Opo Suparman (64), di Kampung Nyalindung, Garut, Selasa (8/1/2013).
Menurut Opo, sebagai antisipasi, selama ini dia dan empat tetangganya yang juga tinggal di rumah terancam longsor, memasang pagar bambu dan karung berisi tanah. Pasalnya, jarak antara rumah dengan tanah tebing yang hampir longsor ini kurang lebih sekira satu meter saja.
“Sewaktu di musim kemarau beberapa waktu lalu, lebar pekarangan rumah saya lebih dari ini. Sekarang, hanya tersisa satu meter saja,” ucapnya.
Selain rumah Opo, empat rumah lain yang terancam longsor adalah milik Oyib (55), Maryati (45), Yuningsih (50), dan Rumanah (60). Longsor bukan hanya mengancam lima rumah yang terletak di atas tebing, beberapa rumah di bawah tebing pun ikut terancam tertimpa longsoran.
Warga berharap, pemerintah dapat memperhatikan kondisi mereka. Hingga kini pemerintah tingkat kecamatan hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut belum pernah sekalipun berkunjung atau meninjau kelokasi tersebut.
“Padahal, Kampung Nyalindung termasuk kawasan kota atau hanya sekira tiga kilometer dari pusat kota Garut. Sepertinya, pemerintah baru akan datang meninjau lokasi kami tinggal bila longsor itu benar-benar terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ngamplang, Endang Saprudin, menyatakan, Kampung Nyalindung di mulai dari RT01, 02, 03, RW 01 merupakan lokasi siaga satu rawan bencana longsor. Di daerah itu, sebut dia, sedikitnya terdapat 126 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 467 jiwa.
"Jadi saya tegaskan, bukan hanya lima rumah tapi seluruh di kampung itu semuanya juga rawan longsor. Daerah itu masuk prioritas perhatian kami, kalau turun hujan jangankan warga saya pun tak bisa tidur karena takut terjadi bencana " kata Endang.
Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Garut Agus Saepudin mengatakan, hingga kini pihaknya belum pernah menerima laporan terkait ancaman longsor di Kampung Nyalindung, Desa Ngamplang. Bahkan, dia sendiri belum mengetahui lokasi persis kawasan tersebut kendati berdekatan dengan kawasan kota.
“Kami akan cek ke kawasan tersebut. Selama ini, kami baru menerima laporan dari Kecamatan Cilawu berupa longsor yang terjadi di Desa Kolot. Kami minta, untuk masalah seperti ini, seharusnya pemerintah di tingkat desa dapat tepat dan benar dalam pelaporannya. Karena memang, dimusim hujan ini banyak sekali wilayah dengan pergerakan tanahnya,” pungkasnya.
Lokasi lima rumah yang total dihuni oleh sebanyak 23 jiwa tersebut setidaknya berada di bibir tebing dengan kondisi tanah labil dan retak-retak.
“Jika hujan deras turun mengguyur perkampungan pada malam hari, kami tidak bisa tidur nyenyak. Kami was-was bila sewaktu-waktu tanah dan rumah kami longsor seketika,” kata salah seorang warga pemilik rumah Opo Suparman (64), di Kampung Nyalindung, Garut, Selasa (8/1/2013).
Menurut Opo, sebagai antisipasi, selama ini dia dan empat tetangganya yang juga tinggal di rumah terancam longsor, memasang pagar bambu dan karung berisi tanah. Pasalnya, jarak antara rumah dengan tanah tebing yang hampir longsor ini kurang lebih sekira satu meter saja.
“Sewaktu di musim kemarau beberapa waktu lalu, lebar pekarangan rumah saya lebih dari ini. Sekarang, hanya tersisa satu meter saja,” ucapnya.
Selain rumah Opo, empat rumah lain yang terancam longsor adalah milik Oyib (55), Maryati (45), Yuningsih (50), dan Rumanah (60). Longsor bukan hanya mengancam lima rumah yang terletak di atas tebing, beberapa rumah di bawah tebing pun ikut terancam tertimpa longsoran.
Warga berharap, pemerintah dapat memperhatikan kondisi mereka. Hingga kini pemerintah tingkat kecamatan hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut belum pernah sekalipun berkunjung atau meninjau kelokasi tersebut.
“Padahal, Kampung Nyalindung termasuk kawasan kota atau hanya sekira tiga kilometer dari pusat kota Garut. Sepertinya, pemerintah baru akan datang meninjau lokasi kami tinggal bila longsor itu benar-benar terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ngamplang, Endang Saprudin, menyatakan, Kampung Nyalindung di mulai dari RT01, 02, 03, RW 01 merupakan lokasi siaga satu rawan bencana longsor. Di daerah itu, sebut dia, sedikitnya terdapat 126 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 467 jiwa.
"Jadi saya tegaskan, bukan hanya lima rumah tapi seluruh di kampung itu semuanya juga rawan longsor. Daerah itu masuk prioritas perhatian kami, kalau turun hujan jangankan warga saya pun tak bisa tidur karena takut terjadi bencana " kata Endang.
Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Garut Agus Saepudin mengatakan, hingga kini pihaknya belum pernah menerima laporan terkait ancaman longsor di Kampung Nyalindung, Desa Ngamplang. Bahkan, dia sendiri belum mengetahui lokasi persis kawasan tersebut kendati berdekatan dengan kawasan kota.
“Kami akan cek ke kawasan tersebut. Selama ini, kami baru menerima laporan dari Kecamatan Cilawu berupa longsor yang terjadi di Desa Kolot. Kami minta, untuk masalah seperti ini, seharusnya pemerintah di tingkat desa dapat tepat dan benar dalam pelaporannya. Karena memang, dimusim hujan ini banyak sekali wilayah dengan pergerakan tanahnya,” pungkasnya.
(rsa)