Digaji Rp150 ribu sebulan, petugas kebersihan mogok
A
A
A
Sindonews.com - Petugas kebersihan di Pasar Bendungan, Wates, Kulonprogo mogok kerja sejak lima hari lalu. Akibatnya, sampah menumpuk di beberapa titik mulai dari depan pasar, dalam hingga bagian belakang.
Parjono (43) salah satu petugas kebersihan mengatakan, aksi mogok dilakukan karena gaji yang diberikan tidak layak. Selama ini, petugas kebersihan yang berjumlah dua orang hanya dibayar Rp150 ribu per bulan.
Angka itu dianggap tidak sebanding dengan beban kerja yang cukup berat. Apalagi, upah mereka ternyata jauh lebih rendah dari petugas kebersihan di pasar lain.
"Di Pasar Wates sudah dibayar Rp250 ribu. Padahal di sana yang tugas empat orang," kata Parjono, Senin (7/1/2013).
Parjono mengatakan, bersama rekannya Wakidi, dirinya memastikan tidak akan bekerja kembali sebelum ada kepastian kenaikan gaji.
"Kami minta paling enggak disamakan dengan petugas di pasar lain sekitar Rp250 ribu. Sudah sempat dijanjikan tapi tidak ada realisasinya," kata dia.
Giyatno (52) salah satu pedagang mengaku keberatan dengan aksi mogok petugas kebersihan. Sebab, mogok itu membuat sampah yang seharusnya terangkut jadi menumpuk Dan menimbulka bau tak sedap. Tapi di sisi lain, dia tidak menyalahkan petugas kebersihan.
"Kalau melihat beban kerjanya memang bayaran sebesar yang mereka terima itu kurang layak. Kami ingin segera aga penyelesaian agar sampah bisa diangkut lagi, tidak menumpuk seperti sekarang," kata dia.
Menurutnya, selama ini pedagang yabg berjumlah 600 lebih dipungut bayaran Rp1.200 setiap hari. Rp1.000 untuk retribusi dan Rp200 untuk kebersihan.
"Pembayaran selalu lancar, tapi uangnya kemana kami tidak tahu," terangnya.
Parjono (43) salah satu petugas kebersihan mengatakan, aksi mogok dilakukan karena gaji yang diberikan tidak layak. Selama ini, petugas kebersihan yang berjumlah dua orang hanya dibayar Rp150 ribu per bulan.
Angka itu dianggap tidak sebanding dengan beban kerja yang cukup berat. Apalagi, upah mereka ternyata jauh lebih rendah dari petugas kebersihan di pasar lain.
"Di Pasar Wates sudah dibayar Rp250 ribu. Padahal di sana yang tugas empat orang," kata Parjono, Senin (7/1/2013).
Parjono mengatakan, bersama rekannya Wakidi, dirinya memastikan tidak akan bekerja kembali sebelum ada kepastian kenaikan gaji.
"Kami minta paling enggak disamakan dengan petugas di pasar lain sekitar Rp250 ribu. Sudah sempat dijanjikan tapi tidak ada realisasinya," kata dia.
Giyatno (52) salah satu pedagang mengaku keberatan dengan aksi mogok petugas kebersihan. Sebab, mogok itu membuat sampah yang seharusnya terangkut jadi menumpuk Dan menimbulka bau tak sedap. Tapi di sisi lain, dia tidak menyalahkan petugas kebersihan.
"Kalau melihat beban kerjanya memang bayaran sebesar yang mereka terima itu kurang layak. Kami ingin segera aga penyelesaian agar sampah bisa diangkut lagi, tidak menumpuk seperti sekarang," kata dia.
Menurutnya, selama ini pedagang yabg berjumlah 600 lebih dipungut bayaran Rp1.200 setiap hari. Rp1.000 untuk retribusi dan Rp200 untuk kebersihan.
"Pembayaran selalu lancar, tapi uangnya kemana kami tidak tahu," terangnya.
(ysw)