Bermain, 2 bocah tewas tercebur di kolam ikan

Senin, 07 Januari 2013 - 02:14 WIB
Bermain, 2 bocah tewas tercebur di kolam ikan
Bermain, 2 bocah tewas tercebur di kolam ikan
A A A
Sindonews.com - Dua bocah ditemukan tewas mengenaskan setelah tercebur di kolam ikan di Dusun Surodadi, Desa Bengkal, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. Diduga keduanya tidak bisa berenang untuk menyelamatkan diri saat terpeleset jatuh ke dalam kolam setinggi lima meter tersebut.

Kedua korban diketahui bernama Ifti Khatul (8), anak pasangan Abdul Khadil dan Muamanah, serta Atika Hidayat (7), anak dari Sambudi dan Lastri.

Peristiwa mengenaskan tersebut bermula saat kedua korban tengah bermain di kolam ikan depan Masjid Desa Bengkal bersama sejumlah temannya.

Tanpa diduga, Atika terpeleset dan jatuh ke dalam kolam. Melihat itu, Ifti berusaha menolong. Namun, Ifti justru ikut tenggelam karena kolam tersebut memiliki ketinggian yang melebihi kapasitas orang dewasa.

Muhammad Mansyur (33), warga setempat mengatakan, sejumlah teman korban sudah berteriak meminta tolong. Sejumlah warga kemudian mendatangi lokasi untuk menyelamatkan keduanya. Sayang, saat akan ditolong, keduanya sudah tidak bernyawa lagi.

"Setelah sampai di lokasi, keduanya sudah terapung," katanya, Minggu 6 Januari 2013.

Menurutnya, warga yang berada di lokasi langsung mengevakuasi korban untuk kemudian diserahkan kepada orangtuanya masing-masing.

"Jenazah kedua bocah itu langsung di bawa ke rumahnya masing-masing," lanjutnya.

Abdul Khadil, orangtua Ifti mengaku masih syok akibat kejadian tersebut. Sehingga belum bisa memberikan komentar terkait kejadian yang menimpa anaknya itu.

Sementara Ketua LSM Sahabat Perempuan, Wariyatun menyatakan kejadian tewasnya kedua bocah tersebut diduga akibat kelalaian pengawasan orangtua terhadap anak.

"Di desa masih banyak lahan bermain bagi anak-anak. Namun, biasanya orantua lemah dalam memberikan pengawasan. Apalagi orangtua juga punya tanggungjawab bekerja," ujarnya saat dikonfirmasi lewat telpon.

Ditambahkannya, saat ini banyak lahan di desa yang dijadikan lokasi perumahan. Namun, tidak banyak yang memberikan fasilitas tempat bermain bagi anak-anak. Sehingga keinginan anak dalam bermain sedikit tidak terkontrol.

"Saya kurang paham betul, kejadiannya di lokasi yang seperti apa (kota/desa). Yang pasti orangtua punya andil besar dalam pengawasan anak-anaknya," paparnya.

Selain itu, dia juga meminta kepada aparatur desa, seperti lurah, ketua RT/RW untuk ikut berperan memberikan pengarahan mengenai peran orangtua terhadap anak.

"Baiknya lagi, yang terkait bisa terjun ke lapangan ikut memantau dan melakukan pengawasan," tandasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5856 seconds (0.1#10.140)