Rumah bantuan, kok persis kandang ayam!

Minggu, 23 Desember 2012 - 13:53 WIB
Rumah bantuan, kok persis kandang ayam!
Rumah bantuan, kok persis kandang ayam!
A A A
Sindonews.com – Pemukiman rumah yang diberikan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Musi Rawas (Mura) kepada suku anak dalam (SAD), diduga dibangun asal-asalan dan tidak tepat rencana. Buktinya, fasilitas yang diberikan tidak manusiawi dan tidak layak huni.

Seperti pembangunan unit rumah yang diperuntukan bagi SAD di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, dimana pembangunan rumah yang menjadi program pemerintah pusat lewat dana APBN tersebut sangat jauh dari batas kewajaran dengan ukuran rumah hanya 2 x 3 meter.

"Rumah bantuan pemerintah sangat kecil, seperti kandang ayam dan lantainya tanah. Saya dan keluarga harus berhimpitan saat tidur diatas bambu," kata Bebek (59) salah satu SAD di Desa Sungai Jernih, saat ditemui di rumahnya, Minggu (23/12/2012).

Ia mengaku, kecilnya rumah yang dibangun pemerintah tersebut membuat ia harus menjalankan aktivitas mulai dari tidur serta memasak ditempat yang sama. Udara pengap harus dirasakan karena hanya memiliki satu pintu dan satu jendela.

Bapak enam anak ini menjelaskan, bangunan rumah yang didirinya pemerintah berdinding papan dengan atap asbes tersebut saat ditempatinya lima tahun tanpa ada isi. Bahkan tidak ada dana bantuan seperti yang diprogramkan pemerintah selama tiga tahun yang lalu terhadap SAD dengan memberikan bantuan perabotan, uang, dan pendidikan.

"Ya hanya rumah ini, yang lain kami diminta berusaha sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya harus masuk ke hutan mengumpulkan getah karet. Dalam seminggu mampu mengumpulkan lima kilo getah karet," kata dia.

Hal senada dikatakan, Sutarjo (49) warga SAD ini juga mengatakan, dirinya dan anggota keluarga lainnya harus tidur berhimpitan dalam satu rumah. Apalagi jika seluruh anggota keluarga yang berjumlah empat orang tinggal didalam rumah tidak cukup untuk tidur.

"Kita dengan perabot rumah dan dapur lainnya yang menjadi satu kesatuan didalam rumah,” ungkapnya.

Sementara itu, Sadiman (60) Kepala Dusun (Kadus) SAD menyebutkan di Desa Sungai Jernih terdapat 32 unit rumah yang merupakan bantuan dari pemerintah. Seluruhnya berukuran 2 x 3 meter. Padahal rencananya bangunan rumah itu berukuran 6 x 4 meter.

"Rumah tersebut sangat kecil terlebih rata rata keluarga disini memiliki banyak anak. Sehingga, rumah yang dibangun terkesan asal-asalan dan tidak sesuai dengan rencana pembangunan rumah yang telah ditentukan," protesnya.

Terpisah Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Mura, Susilawati melalui Kasi Pembinaan Pemberdayaan Komunitas Adat Tertinggal, Zailan mengatakan, hingga sekarang pembangunan rumah bagi suku anak dalam sejak 2006 keseluruhan mencapai 300 unit, sesuai dengan bahan bangunan rumah
(BBR) untuk pemukiman.

"Kapasitas ada yang bahan bangunan rumah ukurannya 3x6 meter. Normal dan layak huni untuk ukuran 4x6 meter sesuai dengan keadaan mereka yang ada dilapangan," sebutnya.

Zailan menambahkan, SAD yang menempati unit-unit rumah bantuan pemerintah tersebut diawal penempatannya diberikan program bantuan selama tiga tahun berupa uang.

"Biar mereka bisa membeli perabotan rumah dan sebagainya," jelasnya.

Sedangkan, untuk penyediaan rumah SAD lainnya tersebar di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Nibung sebanyak 100 unit rumah; Desa Harapan Makmur, Kecamatan Muara Lakitan terdapat 35 unit; Desa Muara Tiku, Kecamatan Karang Jaya sebanyak 50 unit.

"Di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit ada 35 unit rumah," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8437 seconds (0.1#10.140)