Penanganan kasus korupsi di daerah terhambat
Senin, 17 Desember 2012 - 02:11 WIB

Penanganan kasus korupsi di daerah terhambat
A
A
A
Sindonews.com - Penanganan kasus korupsi di daerah dihadapkan oleh berbagai kendala. Belum adanya sikap pro aktif dari seluruh kalangan masyarakat, dinilai menjadi salah satu tantangan upaya pemberantasan korupsi.
Hal tersebut setidaknya mencuat dalam Workshop Anti Korupsi yang digelar, di SMAN 1 Garut, Minggu 16 Desember 2012 siang. Program Officer Transparency International (TI) Indonesia Lia Toriana menyebutkan, tantangan lain pada upaya pemberantasan adalah belum adanya jaminan perlindungan hukum bagi pelapor tindakan korupsi.
“Ketiadaan jaminan hukum yang jelas ini setidaknya membuat sebagian besar orang-orang yang mengetahui adanya praktek korupsi menjadi cenderung diam,” kata Lia saat ditemui, Minggu 16 Desember 2012.
Meski begitu, tambah dia, peran serta dari masyarakat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mencegah adanya tindak korupsi sejak dini. Dorongan dari masyarakat luas dinilai sangat efektif dalam membantu upaya para penegak hukum menangani kasus korupsi.
“Masyarakat harus menjadi pendorong upaya penegakan hukum. Harus aktif. Untuk mencapai itu, generasi muda mesti memiliki pengetahuan dasar tentang korupsi,” ujarnya.
Kegiatan diskusi yang merupakan tindak lanjut dari peringatan Hari Anti Korupsi Internasional 2012 ini setidaknya melibatkan 150 peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Para peserta, umumnya diberi pengetahuan dasar mengenai bentuk-bentuk dari tindakan korupsi.
“Karena bagian dari masyarakat, para generasi muda harus menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi di lingkungan masing-masingnya. Melalui diskusi ini, diharapkan mereka bisa kritis menanggapi berbagai persoalan korupsi dari hal yang paling sederhana,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Garut Governance Watch (GGW) Agus Rustandi mengatakan, para peserta workshop setidaknya berasal dari perwakilan 15 SMA dan 11 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah universitas di Garut.
“Kegiatan diskusi ini merupakan roadshow yang akan berakhir hingga 25 Desember mendatang. Sebelum digelar di Garut, diskusi yang melibatkan para generasi muda ini juga telah digelar di Makassar beberapa waktu lalu. Pada penutupan nanti, diskusi ini juga akan dilaksanakan di Yogyakarta,” tukasnya.
Hal tersebut setidaknya mencuat dalam Workshop Anti Korupsi yang digelar, di SMAN 1 Garut, Minggu 16 Desember 2012 siang. Program Officer Transparency International (TI) Indonesia Lia Toriana menyebutkan, tantangan lain pada upaya pemberantasan adalah belum adanya jaminan perlindungan hukum bagi pelapor tindakan korupsi.
“Ketiadaan jaminan hukum yang jelas ini setidaknya membuat sebagian besar orang-orang yang mengetahui adanya praktek korupsi menjadi cenderung diam,” kata Lia saat ditemui, Minggu 16 Desember 2012.
Meski begitu, tambah dia, peran serta dari masyarakat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk mencegah adanya tindak korupsi sejak dini. Dorongan dari masyarakat luas dinilai sangat efektif dalam membantu upaya para penegak hukum menangani kasus korupsi.
“Masyarakat harus menjadi pendorong upaya penegakan hukum. Harus aktif. Untuk mencapai itu, generasi muda mesti memiliki pengetahuan dasar tentang korupsi,” ujarnya.
Kegiatan diskusi yang merupakan tindak lanjut dari peringatan Hari Anti Korupsi Internasional 2012 ini setidaknya melibatkan 150 peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Para peserta, umumnya diberi pengetahuan dasar mengenai bentuk-bentuk dari tindakan korupsi.
“Karena bagian dari masyarakat, para generasi muda harus menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi di lingkungan masing-masingnya. Melalui diskusi ini, diharapkan mereka bisa kritis menanggapi berbagai persoalan korupsi dari hal yang paling sederhana,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Garut Governance Watch (GGW) Agus Rustandi mengatakan, para peserta workshop setidaknya berasal dari perwakilan 15 SMA dan 11 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah universitas di Garut.
“Kegiatan diskusi ini merupakan roadshow yang akan berakhir hingga 25 Desember mendatang. Sebelum digelar di Garut, diskusi yang melibatkan para generasi muda ini juga telah digelar di Makassar beberapa waktu lalu. Pada penutupan nanti, diskusi ini juga akan dilaksanakan di Yogyakarta,” tukasnya.
(rsa)