100 tahun lagi, suhu bumi naik 1 derajat celcius

Rabu, 28 November 2012 - 05:00 WIB
100 tahun lagi, suhu...
100 tahun lagi, suhu bumi naik 1 derajat celcius
A A A
Sindonews.com - Indonesia sebagai negara kepulauan merasakan langsung dampak dari perubahan iklim dunia yang telah terjadi saat ini. Hal ini pula yang membuat Indonesia menjadi semakin rentan terhadap perubahan iklim.

Menurut Pengelola Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana (SPS) UGM Prof Dr Sudibyakto, strategi mitigasi dan adaptasi menjadi kunci utama bagi masyarakat dunia, khususnya Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim.

”Mitigasi dan adaptasi menjadi kunci utama kita hadapi perubahan iklim. Ini sudah dan sedang terjadi, jadi saat ini waktunya kita memikirkan upaya pengurangan resiko perubahan iklim sekaligus melakukan penyesuaian terhadap iklim yang sudah terjadi,” ujar Sudibyakto, di SPS UGM, Selasa 27 November 2012.

Sudibyakto mengungkapkan, semakin tinggi suhunya, daya tampung bumi akan semakin kecil. Panas bumi pun mampu mempengaruhi percepatan kerusakan ekosistem karena suhu yang tinggi membuat ekosistem tidak mampu mereduksi panasnya. Dan saat ini, manusia sudah mulai merasakan dampaknya, seperti banjir air laut (rob) atau perubahan frekuensi dan intensitas hujan.

“Suhu bumi makin hari makin meningkat. Bahkan diperkirakan 100 tahun lagi suhu bumi akan naik 1 derajat celsius. Meski terlihat kecil, hal tersebut mampu mempengaruhi semua aspek kehidupan di dunia karena panas bumi memperngaruhi daya tampung bumi sendiri,” tuturnya.

Dikatakan Sudibyakto, pengaruh perubahan iklim di tiap daerah memang berbeda-beda. Untuk wilayah DIY, kondisi perubahan iklim juga mulai dirasakan hingga muncul istilah kondisi hujan kritis Merapi. Perubahan frekuensi dan intensitas hujan di puncak Merapi mempengaruhi terjadinya bencana banjir lahar dingin di wilayah DIY.

”Hujan di puncak Merapi mampu mengubah lava menjadi lahar dingin yang kita tahu mengaliri sungai-sungai yang juga melintasi DIY. Jika sebelumnya lahar dingin bisa terbentuk jika hujan turun 60mm perjam dan berlangsung dua jam tanpa henti, mungkin saat ini kurang dari 60mm perjam saja, lahar dingin sudah terbentuk. Dan melihat kondisi di puncak Merapi, jelas masih potensial terjadi,” tuturnya.
(rsa)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1149 seconds (0.1#10.24)