Keluarga TKI tewas tunggu kejelasan

Keluarga TKI tewas tunggu kejelasan
A
A
A
Sindonews.com - Nasib Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang tewas di Dubai, sejak 18 Oktober 2012 lalu Darni Binti Eli Maklun (33), warga Maros, hingga saat ini belum ada kejelasan soal pemulangan jenazahnya ke tanah air.
Sementara pihak keluarga yang kini tinggal di BTN Batangngase Permai Blok B9 No 19, Maros, Sulawesi Selatan, menuntut Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Prima Duta Persada yang beralamat di Jalan Sarbini No 20,RT 01/04, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur, untuk mempercepat pemulangan jenazah Darni.
"Yang mengirim korban menjadi tenaga pembantu rumah tangga di Dubai harus bertanggungjawab. Setidaknya kalau memang benar dia meninggal, maka tolong pemulangan jenazahnya dipercepat," jelas suami Darni, Darwin, Jumat 16 November 2012.
Menurut Darwin, PT Prima Duta Persada pernah mengatakan, pengurusan pemulangan jenazah itu memakan waktu yang lama.
"Bahkan kami pihak keluarga diharuskan menunggu sekira 13 bulan," tegasnya.
Berdasarkan surat pemberitahuan dari Direktur Operasional PT Prima Duta Persada M Pristiwanto, yang dibuat 5 November 2012, Darni meninggal karena bunuh diri. Surat itupun baru diterima oleh pihak keluarga 8 November 2012 lalu.
Dalam surat yang diperlihatkan Darwin saat ditemui di rumahnya, terlampir surat keterangan kronologi kematian korban dari pihak Rumah Sakit Umum (Kalba) di Fujairah Dubai.
Surat itu menjelaskan almarhum meninggal mengenakan baju hijau dan celana putih biru, kerudung kuning, dengan cara bunuh gantung diri menggunakan kabel listrik di dalam kamar.
Hasil pemeriksaan terhadap tubuh korban, pihak rumah sakit setempat dalam bahasa arab yang telah diartikan menyatakan, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Dia tidak bisa bernafas karena terjadi penyempitan didalam pernapasan.
“Meski ada keterangan seperti itu kami tidak yakin, dia meninggal karena bunuh diri dan kami minta pihak perusahaan penyalurnya betanggungjawab memulangkan jenazahnya. Kami hanya ingin istri saya dikebumikan di kampung halaman," kata Darwin.
Sementara pihak keluarga yang kini tinggal di BTN Batangngase Permai Blok B9 No 19, Maros, Sulawesi Selatan, menuntut Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Prima Duta Persada yang beralamat di Jalan Sarbini No 20,RT 01/04, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Keramat Jati, Jakarta Timur, untuk mempercepat pemulangan jenazah Darni.
"Yang mengirim korban menjadi tenaga pembantu rumah tangga di Dubai harus bertanggungjawab. Setidaknya kalau memang benar dia meninggal, maka tolong pemulangan jenazahnya dipercepat," jelas suami Darni, Darwin, Jumat 16 November 2012.
Menurut Darwin, PT Prima Duta Persada pernah mengatakan, pengurusan pemulangan jenazah itu memakan waktu yang lama.
"Bahkan kami pihak keluarga diharuskan menunggu sekira 13 bulan," tegasnya.
Berdasarkan surat pemberitahuan dari Direktur Operasional PT Prima Duta Persada M Pristiwanto, yang dibuat 5 November 2012, Darni meninggal karena bunuh diri. Surat itupun baru diterima oleh pihak keluarga 8 November 2012 lalu.
Dalam surat yang diperlihatkan Darwin saat ditemui di rumahnya, terlampir surat keterangan kronologi kematian korban dari pihak Rumah Sakit Umum (Kalba) di Fujairah Dubai.
Surat itu menjelaskan almarhum meninggal mengenakan baju hijau dan celana putih biru, kerudung kuning, dengan cara bunuh gantung diri menggunakan kabel listrik di dalam kamar.
Hasil pemeriksaan terhadap tubuh korban, pihak rumah sakit setempat dalam bahasa arab yang telah diartikan menyatakan, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Dia tidak bisa bernafas karena terjadi penyempitan didalam pernapasan.
“Meski ada keterangan seperti itu kami tidak yakin, dia meninggal karena bunuh diri dan kami minta pihak perusahaan penyalurnya betanggungjawab memulangkan jenazahnya. Kami hanya ingin istri saya dikebumikan di kampung halaman," kata Darwin.
(rsa)