Waspada, Garut endemis DBD

Selasa, 06 November 2012 - 15:20 WIB
Waspada, Garut endemis...
Waspada, Garut endemis DBD
A A A
Sindonews.com – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria mengancam warga Kabupaten Garut. Tercatat, beberapa wilayah di Garut merupakan wilayah endemis DBD.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut Dede Rohmansyah mengatakan, ancaman mewabahnya DBD dan malaria ini disebabkan oleh faktor kiriman atau penularan dari luar Garut dan adanya daerah endemis.

Tercatat, daerah endemis DBD terletak di kawasan Garut Utara seperti Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Malangbong, Cibatu, dan lainnya. Sedangkan daerah endemis malaria, sebut Dede, terdapat di seluruh kawasan Garut Selatan.

“Untuk DBD, selain faktor adanya daerah endemis, ada faktor lain yaitu kiriman atau penularan dari daerah lain. Maksudnya, hal itu terjadi pada warga Garut yang umumnya bekerja di luar sebagai buruh. Semisal bekerja di Bandung, Bekasi, dan Tangerang. Ada kalanya mereka pulang. Dan di saat pulang itu, penularan terjadi,” ungkap Dede menjelaskan kepada wartawan, Selasa (6/11/2012).

Pada faktor kiriman ini, penularan tidak hanya disebabkan oleh warga Garut yang bekerja di luar daerah. Melainkan pula karena wilayah Garut Utara telah menjadi jalur arus lalu lintas antar daerah.

“Kasus yang umum terjadi adalah ketika ada orang dari luar daerah melintasi kawasan Garut Utara untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanannya. Bisa jadi, orang tersebut telah membawa kuman DBD dari daerah lainnya. Di saat yang sama, orang tersebut digigit oleh nyamuk. Kuman DBD yang ada di tubuhnya kemudian dibawa nyamuk dan berkembang biak. Selanjutnya, penularan pun terjadi saat nyamuk-nyamuk berkuman ini menggigit warga sekitar,” urainya.

Per tanggal 16 Oktober hingga 1 November lalu, ungkap Dede, tercatat sebanyak 15 suspect DBD dari wilayah Kecamatan Limbangan dan Cibiuk menjalani perawatan di Puskesmas Limbangan. Bila dirinci, jumlah itu terdiri dari enam orang warga Kecamatan Limbangan.

“Dan sembilan orang sisanya dari Kecamatan Cibiuk. Namun saat ini semua kondisi warga yang terjangkit sudah membaik. Sebagai antisipasi agar tidak mewabah, kami sudah sampaikan surat edaran ke seluruh kecamatan dan puskesmas di Garut. Harapannya, bila ada warga yang mengalami gejala-gejala mirip DBD dan malaria, sebaiknya segera mendatangi puskesmas terdekat untuk diperiksa dan dirawat,” ucapnya.

Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinkes Garut Yeti Heryati mengatakan, di 2012 ini, jumlah total kasus DBD yang menyerang warga tercatat sebanyak 378 kali. Jumlah ini terdiri dari 282 kasus demam dengue (DD) dan 96 kasus DBD.

“DBD dan DD sebenarnya hampir sama karena disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Yang membedakan, DBD tingkatannya lebih parah yaitu dengan adanya pendarahan. Sedangkan DD belum. Dari seluruh kasus yang terjadi di tahun ini, tidak ada warga yang sampai meninggal dunia,” katanya.

Menurut Yeti, kasus DBD di 2012 ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun lalu. Di 2011, jumlah warga Garut yang terjangkit DBD sebanyak 558 kasus, yaitu 242 kasus DD dan 316 kasus sisanya DBD.

Terpisah, Kepala RSUD Pameungpeuk Nadia Fachruddin mengatakan, dominasi antara penyakit DBD dengan malaria di kawasan Garut Utara dan selatan berbeda. Menurut Nadia, di kawasan Garut Selatan penyakit malaria lebih mendominasi bila dibandingkan dengan DBD.

“Semua wilayah di kawasan Garut selatan adalah endemis malaria jenis tersiana. Penyakit yang disebabkan oleh adanya kuman vivax ini menjadi endemis di daerah selatan karena kontur wilayah yang memiliki pantai,” tandasnya.

Beberapa contoh wilayah endemis malaria ini adalah Kecamatan Cibalong, Cikelet, Pameungpeuk, Caringin, dan lainnya. Meski kasus malaria dinyatakan selalu terjadi di setiap tahun, Nadia belum bisa memperinci berapa jumlah warga yang terjangkit penyakit ini.

“Saya tidak bisa memastikan secara keseluruhan karena datanya tersebar di masing-masing puskesmas kecamatan. Untuk di RSUD Pameungpeuk saja misalnya, setiap bulan pasti ada dua atau bahkan lebih warga yang terjangkit malaria,” katanya.
(azh)
Berita Terkait
Cegah DBD, Enesis Group...
Cegah DBD, Enesis Group Lakukan Edukasi di Jawa Tengah
Peran Masyarakat dalam...
Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga dari Ancaman DBD
Takeda dan Alodokter...
Takeda dan Alodokter Berkolaborasi Melawan DBD di Indonesia
Waspada DBD di Masa...
Waspada DBD di Masa Pandemi Covid-19
Saat Pendemi Covid-19,...
Saat Pendemi Covid-19, Ratusan Anak di Blitar Terserang DBD
Angkak dan Sari Kurma...
Angkak dan Sari Kurma Bantu Trombosit Pasien DBD Naik? Ini Faktanya!
Berita Terkini
IAI Gelar Sosialisasi...
IAI Gelar Sosialisasi Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur
1 jam yang lalu
Banjir Meluas, 7 Kecamatan...
Banjir Meluas, 7 Kecamatan di Muarojambi Terendam
2 jam yang lalu
Reses di 6 Lokasi, Anggota...
Reses di 6 Lokasi, Anggota DPRD dari Partai Perindo Komitmen Wujudkan Aspirasi Warga
3 jam yang lalu
Dirlantas Polda Banten...
Dirlantas Polda Banten Terapkan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Merak saat Mudik Mulai 27 Maret
3 jam yang lalu
Sanitasi Rusak, Siswa...
Sanitasi Rusak, Siswa SDN Babakan Kencana Sukabumi Semringah Dibantu MNC Peduli dan MNC Bank
4 jam yang lalu
Kapten Muljono: Legenda...
Kapten Muljono: Legenda Penerbang Tempur Indonesia yang Menggetarkan Nyali Penjajah
7 jam yang lalu
Infografis
Waspada, Berikut 6 Penyakit...
Waspada, Berikut 6 Penyakit yang Dilarang Minum Kopi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved