2015, Maros bebas buta aksara

2015, Maros bebas buta aksara
A
A
A
Sindonews.com - Penduduk buta aksara dan kategori usia produktif Maros masih ada sekitar 2059 jiwa. Angka tersebut menurun drastis bila dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 4.425.
Kepala Dinas Pendidikan Maros, Ibrahim Dachlan menuturkan, angka tersebut akan dituntaskan sebelum tahun 2015. Karena sesuai dengan MoU dengan Milenium developmant Golds (MDG's), tidak ada lagi daerah yang memiliki masyarakat buta aksara.
"Tahun 2015 semuanya harus sudah tuntas. Jadi kita bertekad akan membebaskan Maros dari buta aksara. Kalau diurut-urut, sejak tahun 2010, buta aksara capai angka 4.000-an," ungkap Ibrahim menjelaskan kepada wartawan, Jumat (2/11/2012).
Keseriusan memberantas buta aksara tersebut kata Ibrahim, merupakan hal yang utama. Karenanya ditahun 2013 mendatang, pihaknya memasukkannya dalam APBD Pokok, khusus untuk kegiatan pemberantasan buta aksara.
"Kita memprogramkan khusus di APBD pokok 2013 mendatang dengan memprogramkan diwujudkan dengan memasukkan kegiatan itu di APBD pokok. Karena dalam pemberantasan buta aksara diperlukan biaya, untuk tenaga pengajarnya," tandasnya.
Dia menjelaskan, dalam pendataan buta aksara tersebut, dilakukan secara langsung ke lapangan. Sehingga data yang dimiliki betul-betul rill. Untuk di daerah Maros, ada tiga kecamatan yang buta aksaranya tinggi, yakni kecamatan Tompobulu, Tanralili dan Moncongloe. Di kecamatan Tompobulu, hampir 30 persen dari jumlah penduduknya masih buta aksara.
"Paling banyak kecamatan Tompobulu dan Tanralili, serta Moncongloe. Semua kecamatan ini menjadi sasaran utama," katanya.
Mantan Kepala BKD ini menuturkan, Pemberantasan buta aksara, yang disebar di setiap desa dan dusun itu melibatkan petugas luar sekolah sampai 59 orang. Guna memudahkan, pemberantasan buta aksara juga dikerjasamakan dengan PKK kabupaten untuk menangani 20 kelompok.
Dia berharap, pelaksanaan ini dapat berjalan lancar, karenya dia sangat meminta pihak perusahaan swasta besar yang ada di Maros dapat membantu.
"Kami sudah mengajukan permohonan bantuan ke beberapa perusahaan, tapi hanya dari bank Sulsel cabang Maros yang telah terealisasi," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Maros, Ibrahim Dachlan menuturkan, angka tersebut akan dituntaskan sebelum tahun 2015. Karena sesuai dengan MoU dengan Milenium developmant Golds (MDG's), tidak ada lagi daerah yang memiliki masyarakat buta aksara.
"Tahun 2015 semuanya harus sudah tuntas. Jadi kita bertekad akan membebaskan Maros dari buta aksara. Kalau diurut-urut, sejak tahun 2010, buta aksara capai angka 4.000-an," ungkap Ibrahim menjelaskan kepada wartawan, Jumat (2/11/2012).
Keseriusan memberantas buta aksara tersebut kata Ibrahim, merupakan hal yang utama. Karenanya ditahun 2013 mendatang, pihaknya memasukkannya dalam APBD Pokok, khusus untuk kegiatan pemberantasan buta aksara.
"Kita memprogramkan khusus di APBD pokok 2013 mendatang dengan memprogramkan diwujudkan dengan memasukkan kegiatan itu di APBD pokok. Karena dalam pemberantasan buta aksara diperlukan biaya, untuk tenaga pengajarnya," tandasnya.
Dia menjelaskan, dalam pendataan buta aksara tersebut, dilakukan secara langsung ke lapangan. Sehingga data yang dimiliki betul-betul rill. Untuk di daerah Maros, ada tiga kecamatan yang buta aksaranya tinggi, yakni kecamatan Tompobulu, Tanralili dan Moncongloe. Di kecamatan Tompobulu, hampir 30 persen dari jumlah penduduknya masih buta aksara.
"Paling banyak kecamatan Tompobulu dan Tanralili, serta Moncongloe. Semua kecamatan ini menjadi sasaran utama," katanya.
Mantan Kepala BKD ini menuturkan, Pemberantasan buta aksara, yang disebar di setiap desa dan dusun itu melibatkan petugas luar sekolah sampai 59 orang. Guna memudahkan, pemberantasan buta aksara juga dikerjasamakan dengan PKK kabupaten untuk menangani 20 kelompok.
Dia berharap, pelaksanaan ini dapat berjalan lancar, karenya dia sangat meminta pihak perusahaan swasta besar yang ada di Maros dapat membantu.
"Kami sudah mengajukan permohonan bantuan ke beberapa perusahaan, tapi hanya dari bank Sulsel cabang Maros yang telah terealisasi," paparnya.
(azh)