Warga Gempol mulai setuju pembangunan huntap

Selasa, 25 September 2012 - 14:13 WIB
Warga Gempol mulai setuju pembangunan huntap
Warga Gempol mulai setuju pembangunan huntap
A A A
Sindonews.com - Warga Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) mulai melunak terkait penolakan terhadap relokasi dan pembangunan hunian tetap (huntap) yang merupakan program dari Pemerintah Kabupaten Magelang.

"Kami meminta maaf kepada pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan pemerintah kabupaten (Pemkab) terkait aksi penolakan relokasi yang digelar beberapa waktu lalu," ungkap Kepala Dusun Gempol Sudiyanto menjelaskan kepada wartawan, Selasa (24/9/2012).

Aksi penolakan tersebut menurut Sudiyanto berdasarkan atas ketidakpahaman warga secara detil terhadap program relokasi dan pembangunan huntap.

"Semua yang kami lakukan karena kekurangpahaman terhadap seluk-beluk program ini," paparnya.

Dia mengimbau kepada warga Dusun Gempol untuk bisa menciptakan suasana yang kondusif dan hidup berdampingan meskipun terjadi pro dan kontra mengenai relokasi dan pembangunan huntap. Secara tegas, Sudiyanto juga menuturkan permintaan maaf ini tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

"Kita semua bersaudara, untuk itu saya mohon kepada warga untuk tetap hidup rukun dan jangan mudah termakan oleh isu-isu yang menjadikan kita bermusuhan," tandasnya.

Kepala Desa Jumoyo, Sungkono mengaku menyambut baik dengan adanya permintaan maaf tersebut. Dia bahkan berencana akan mengundang warga untuk menggelar rekonsiliasi lanjutan, dalam waktu dekat ini.

"Kami akan bersosialisasi kembali secara detil program ini merupakan program nasional berupa bantuan kepada korban bencana. Jadi, ini bukan program desa seperti yang dinilai warga selama ini," ujarnya.

Disinggung mengenai dana bantuan dari donatur dua pengusaha untuk warga, Sungkono menjelaskan bahwa jumlah total bukanlah sebesar Rp100 juta tapi Rp70 juta. Dana tersebut akan diberikan kepada warga dalam bentuk bahan material terutama batako untuk membangun huntap.

"Saat ini batako sudah dalam proses pengerjaan. Memang sampai sekarang belum diberikan karena Dusun Gempol masih belum dipastikan aman. Sementara ini batako dikembangkan untuk bangunan Huntap. Jika berhasil meraup untung, hasilnya akan dikembalikan lagi kepada warga," ungkapnya.

Harapannya, warga Dusun Gempol mau menerima dan sepakat terhadap program relokasi dan pembangunan Huntap.

"Kami selaku pemerintah desa tidak ada keinginan lain kecuali untuk kebaikan bersama," tandasnya.

Camat Salam, Sukamtono mengatakan permintaan maaf dari Kepala Dusun Gempol bisa menjadi awal yang baik untuk membangun komunikasi pihak warga maupun pemerintah berkait.

"Terpenting, semua dikomunikasikan dengan baik supaya tidak ada lagi selahpahaman. Kami juga menyambut baik upaya pemerintah desa dalam menyelamatkan warganya dari ancaman bencana," ucapnya.

Dikatahui, sebanyak 106 kepala keluarga Dusun Gempol menyatakan menolak relokasi dan pembangunan Huntap dengan menggelar aksi unjuk rasa, Jumat 21 September.

Dalam aksi tersebut warga juga membubuhkan tandatangan di atas spanduk berukuran 40 meter, yang sebelumnya di arak dari hunian sementara (huntara) menuju Dusun Gempol.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6925 seconds (0.1#10.140)