Tiga orangutan direlokasi dari kawasan HTI
Sabtu, 08 September 2012 - 23:27 WIB

Tiga orangutan direlokasi dari kawasan HTI
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak tiga ekor orangutan Kalimantan direlokasi dari kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI). Upaya relokasi ini dilakukan untuyk menyelamatkan orangutan yang sering berkonflik dengan perusahaan-perusahaan yang merambah hutan. Lokasi yang dipilih dianggap sebagai tempat yang cocok untuk kehidupan orangutan yang lebih baik.
Secara simbolis Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari menyerahkan tiga ekor orangutan ke Satuan Tugas (Satgas) Orangutan untuk selanjutnya di bawa ke Taman Nasional Kutai di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim). Ketiga orangutan ini ditemukan di kawasan HTI milik PT Surya Hutani Jaya dan PT Sumalindo Surya Hutani Jaya II yang berada di Desa Puan Cepak, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedua perusahaan ini merupakan mitra dan unit usaha Asian Pulp and Paper (APP).
Mengingat kawasan HTI termasuk tidak cocok untuk dijadikan habitat orangutan, Satgas Orangutan kemudian memindahkannya ke habitat baru yang lebih baik. Selain melepas, Bupati Rita Widyasari juga memberikan nama bagi ketiga orang utan tersebut.
Taman Nasional Kutai berjarak 35 kilometer dari kawasan HTI milik Asian Pulp and Paper. Dengan jarak yang masih cukup dekat, kawasan TNK masih dianggap satu habitat dengan lokasi ditemukannya orangutan ini. Untuk memindahkan tiga orangutan ini dibutuhkan waktu dua hari.
“Orangutan ini kami tangkap pada 2 September 2012 lalu. Ketiganya terjebak di kawasan HTI,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Hutan Trophis Universitas Mulawarman Yaya Rayadin yang menjadi koordinator relokasi usai melepas orangutan di kawasan Taman Nasional Kutai, Sabtu (8/9/2012).
Ketiga orangutan yang ditangkap adalah satu induk bersama bayi orangutan. Sedangkan satu orangutan masih remaja. “Umur induk orangutan 20 tahun dengan berat 25 kilogram, sedangkan bayinya berumur dua sampai tiga tahun dengan berat enam kilogram. Untuk orangutan remaja berumur delapan sampai 10 tahun dengan berat 21 kilogram,” kata Yaya.
Saat ditangkap, Satgas Orangutan menggunakan obat bius dengan dosis yang berbeda. Hanya induk orangutan yang ditembak bius, sementara anaknya tidak dibius. Sedangkan orangutan remaja menggunakan tembakan bius dengan kadar yang lebih rendah.
Secara simbolis Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari menyerahkan tiga ekor orangutan ke Satuan Tugas (Satgas) Orangutan untuk selanjutnya di bawa ke Taman Nasional Kutai di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim). Ketiga orangutan ini ditemukan di kawasan HTI milik PT Surya Hutani Jaya dan PT Sumalindo Surya Hutani Jaya II yang berada di Desa Puan Cepak, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kedua perusahaan ini merupakan mitra dan unit usaha Asian Pulp and Paper (APP).
Mengingat kawasan HTI termasuk tidak cocok untuk dijadikan habitat orangutan, Satgas Orangutan kemudian memindahkannya ke habitat baru yang lebih baik. Selain melepas, Bupati Rita Widyasari juga memberikan nama bagi ketiga orang utan tersebut.
Taman Nasional Kutai berjarak 35 kilometer dari kawasan HTI milik Asian Pulp and Paper. Dengan jarak yang masih cukup dekat, kawasan TNK masih dianggap satu habitat dengan lokasi ditemukannya orangutan ini. Untuk memindahkan tiga orangutan ini dibutuhkan waktu dua hari.
“Orangutan ini kami tangkap pada 2 September 2012 lalu. Ketiganya terjebak di kawasan HTI,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Hutan Trophis Universitas Mulawarman Yaya Rayadin yang menjadi koordinator relokasi usai melepas orangutan di kawasan Taman Nasional Kutai, Sabtu (8/9/2012).
Ketiga orangutan yang ditangkap adalah satu induk bersama bayi orangutan. Sedangkan satu orangutan masih remaja. “Umur induk orangutan 20 tahun dengan berat 25 kilogram, sedangkan bayinya berumur dua sampai tiga tahun dengan berat enam kilogram. Untuk orangutan remaja berumur delapan sampai 10 tahun dengan berat 21 kilogram,” kata Yaya.
Saat ditangkap, Satgas Orangutan menggunakan obat bius dengan dosis yang berbeda. Hanya induk orangutan yang ditembak bius, sementara anaknya tidak dibius. Sedangkan orangutan remaja menggunakan tembakan bius dengan kadar yang lebih rendah.
(azh)