Gunung anak krakatau keluarkan lava pijar

Senin, 03 September 2012 - 17:01 WIB
Gunung anak krakatau keluarkan lava pijar
Gunung anak krakatau keluarkan lava pijar
A A A
Sindonews.com - Gunung anak krakatau (GAK) yang terletak di Perairan Selat Sunda kembali menunjukan aktifitasnya dengan mengeluarkan lava pijar dengan ketinggan 200 hingga 300 meter sejak Minggu 2 September 2012, sekira pukul 11.30 WIB. Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung tersebut dijarak satu kilo meter.

Petugas Pemantaun GAK di Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Pripambudi mengatakan, sejak kemarin sekira pukul 11.30 WIB, gunung Krakatau berstatus level II atau waspada. Sejak ditingkatkanya status waspada itu, aktifitas Krakatau terus mengalami gempa tremor.

"Hingga pukul 01.00 WIB ini masih terjadi aktifitas kegempaan tremor. Bahkan tadi malam juga terlihat lontaran lava pijar dengan ketinggian kurang lebih 200-300 meter dari puncak secara menerus," ujar Anton, Banten, Senin (3/9/2012).

Anton juga mengatakan, meski terjadi kenaikan aktifitas, namun letusan anak Krakatau tidak akan menyebabkan Tsunami. Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa.

"Namun kami mengimbau kepada wisatawan ataupun nelayan agar tidak mendekati Krakatau dalam radius satu kilometer dari titik letusan," tegasnya.

Menurut Anton, status Krakatau dari tahun 2007 hingga sekarang selalu menunjukan aktifitasnya. Namun baru kali ini mengalami letusan tremor hingga terus menerus.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di wilayah sepanjang Pantai Anyer, meski merasakan guncangan akibat letusan Gunung Krakatau, warga dan nelayan tidak merasa terpengaruh. Para nelayan disepanjang pantai mengaku sudah terbiasa dengan aktifitas Krakatau.

Halim (30), warga sekitar Pantai Pasauran, Kabupaten Serang, mengatakan, akibat aktifitas Krakatau mengakibatkan kaca-kaca rumahnya bergetar. Bahkan kalau rumah warga yang terbuat dari kayu terasa goyang.

"Kondisi ini terjadi sejak kemarin, tapi karena masyarakat terbiasa mengalami hal ini, jadi tetap biasa saja," terangnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8356 seconds (0.1#10.140)