Kebakaran TPA, asap sampah selimuti Solo

Minggu, 01 Juli 2012 - 04:45 WIB
Kebakaran TPA, asap sampah selimuti Solo
Kebakaran TPA, asap sampah selimuti Solo
A A A
Sindonews.com - Ribuan warga di enam kelurahan di Kota Solo terkena polusi asap akibat kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Jebres. Akibatnya, kepulan asap nyaris menutup pandangan di area titik api.

Dalam sebulan terakhir, kebakaran di TPA seluas 17 hektare itu telah memicu keluhan masyarakat enam desa di sekitar TPA, yakni Kelurahan Mojosongo, Solo dan Gondangrejo,Karanganyar.

“Kalau asapnya ke utara mengganggu warga di Kalikebo, Ketelan,dan Malangrejo di wilayah Gondangrejo, Karanganyar. Sementara kalau asapnya ke selatan mengganggu warga di Kelurahan Mojosongo, yakni kampung Randusari, Jantirejo,dan Kepuhsari,” ungkap Ketua DPRD Kota Solo, YF Sukasno, saat meninjau TPA Putri Cempo, Sabtu 30 Juni 2012.

Perwakilan warga dari wilayah terdampak meminta Pemkot Solo menangani serius agar kebakarandi TPAsegeraditanggulangi. Melihat fakta di lapangan, Sukasno pesimistis hal itu bersolusi jangka panjang. Ini disebabkan peralatan di TPA sampah terhitung minim.

Hanya dua alat berat yang diandalkan untuk mengeruk sampah. Itu pun harus bekerja tanpa henti. Hingga kini mesin ekskavator dan backhoe difungsikan melokalisasi area titik api supaya tidak merembet ke bukit-bukit sampah lainnya. Dua alat berat tersebut membuat parit mengelilingi area titik api.

“Di area titik api ketebalan sampah mencapai 10 meter.Sebenarnya kalau alatnya cukup, pemindahan sampah dari bukit ini sebelah timur yang lebih rendah bisa 1–1,5 bulan,” papar Sukasno.

Petugas UPTD Putri Cempo Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo Suratman menilai kebakaran sampah merupakan hal yang lumrah. Tahun lalu kebakaran bahkan berlangsung sekitar empat bulan.Timbulnya reaksi kimia sampah ditambah kemarau berkepanjangan kian memperparah kondisi tersebut.

“Hujan dua hari pun tidak lantas membuat api padam. Tahun lalu empat bulan terus terbakar, bahkan areanya meluas sampai timbunan di depan kantor,” ungkapnya.

Beruntung, meski cukup terganggu akibat asap sampah terbakar, warga di sekitar cukup memahami hal itu. Petugas UPTD lainnya, Hariyanto menyatakan, tim DKP terus berusaha memadamkan kebakaran dan menutup titik api.

“Warga tahu kami pagi sampai sore mengerjakannya.Sampai sekarang belum ada yang sampai komplain ke kantor,” ujarnya.

Selain melokalisasi area kebakaran dengan membuat parit, petugas juga menjaga supaya sampah tetap basah. Kebakaran kali ini bertipe sama seperti tahun sebelumnya. Titik api berpindah mendekati area kering. Karena itu, lokalisasi titik api melalui area basah membutuhkan air cukup banyak.

“Sejauh ini mengandalkan dropping (bantuan) air truk DKP. Airnya butuh banyak karena kalau tidak banyak, cepat mengering,” ungkap Hariyanto.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 5.7071 seconds (0.1#10.140)