Longsor di Ambon, 14 orang tertimbun tanah
A
A
A
Sindonews.com - Tanah longsor menimbun pemukiman warga di Kawasan Belakang Soya, RT 03/RW 01 Kelurahan Karang Panjang Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Maluku. Longsor menimbun 14 warga. Empat orang ditemukan tewas tertimbun tanah.
Tebing di atas pemukiman warga mengalami longsoran menyusul hujan deras yang terjadi di Kota Ambon sejak dua hari terakhir ini. Material longsoran dari tebing dengan ketinggian sekitar sepuluh meter itu menimpa dua rumah warga keluarga Manusiwa dan Keluarga Fun, dengan kedalaman tiga hingga enam meter.
"Peristiwa terjadi sekitar pukul 04.00 WIT. Saat longsor terjadi seluruh anggota keluarga saat itu tengah tertidur lelap, sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan terkubur di rumahnya," ungkap salah seorang saksi mata Beth Sopacua, Selasa (19/6/2012).
Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, Tim Serach and Resque (SAR) Ambon, taruna tanggap Bencana (Tagana) dan warga setempat berusaha mencari korban yang tertimbun tanah tersebut. Hingga Selasa sore, enam orang sudah ditemukan Tim SAR gabungan. Sedangkan delapan korban masih dilakukan pencarian.
Empat korban tewas tersebut yakni, Marthina Manusiwa alias Tentua (44), Kelvin Souhoka (4), Carolina Manusiwa (70), dan Jhony Manusiwa (72). Sedangkan korban selamat yakni, Ati Manusiswa (42) dan Cak Tentua (47). Korban yang ditemukan baik tewas dan luka langsung dilarikan ke sejumlah Rumah Sakit Tentara Ambon dan RSUD Dr Haulussy Ambon.
Sedangkan delapan korban yang belum ditemukan hingga Selasa sore diantaranya, JD Netty Ongirwalu, Barbalina Ongirwalu, Renny Anamofa, Swen Anamofa, Alisye Kheral, Meyvita Lekatompessy, Barbalina Fun, serta seorang lainnya belum diketahui identitasnya.
Petugas awalnya menemukan korban di dalam rumah keluarga Manusiwa, yang tidak terlalu dalam tertimbun material longsoran. Hingga kini petugas masih melakukan pencarian di rumah keluarga Fun.
Fokus pencarian korban dilakukan di rumah mereka yang berada di bawah tebing yang tertimbun longsor dengan kedalaman melebihi lima meter.
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy menyatakan longsoran terjadi akibat tanah di atas perbukitan labil sehingga terjadi longsor menyusul hujan deras yang mengguyur Kota Ambon sejak dua hari terakhir ini.
“Longsor ini terjadi karena hujan yang begitu ekstrem, sehingga struktur tanah di perbukitan menjadi labil dan mengalami longsoran,” kata Richard.
Hingga kini ratusan aparat gabungan bersama warga berusaha mencari korban. Pencarian awalnya dilakukan dengan alat seadanya, namun kini petugas sudah mengerahkan sebuah alat berat yang diharapkan dapat membantu proses pencarian korban. Sejumlah kendaraan ambulans juga disiagakan di lokasi longsoran tersebut.(azh)
Tebing di atas pemukiman warga mengalami longsoran menyusul hujan deras yang terjadi di Kota Ambon sejak dua hari terakhir ini. Material longsoran dari tebing dengan ketinggian sekitar sepuluh meter itu menimpa dua rumah warga keluarga Manusiwa dan Keluarga Fun, dengan kedalaman tiga hingga enam meter.
"Peristiwa terjadi sekitar pukul 04.00 WIT. Saat longsor terjadi seluruh anggota keluarga saat itu tengah tertidur lelap, sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri dan terkubur di rumahnya," ungkap salah seorang saksi mata Beth Sopacua, Selasa (19/6/2012).
Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, Tim Serach and Resque (SAR) Ambon, taruna tanggap Bencana (Tagana) dan warga setempat berusaha mencari korban yang tertimbun tanah tersebut. Hingga Selasa sore, enam orang sudah ditemukan Tim SAR gabungan. Sedangkan delapan korban masih dilakukan pencarian.
Empat korban tewas tersebut yakni, Marthina Manusiwa alias Tentua (44), Kelvin Souhoka (4), Carolina Manusiwa (70), dan Jhony Manusiwa (72). Sedangkan korban selamat yakni, Ati Manusiswa (42) dan Cak Tentua (47). Korban yang ditemukan baik tewas dan luka langsung dilarikan ke sejumlah Rumah Sakit Tentara Ambon dan RSUD Dr Haulussy Ambon.
Sedangkan delapan korban yang belum ditemukan hingga Selasa sore diantaranya, JD Netty Ongirwalu, Barbalina Ongirwalu, Renny Anamofa, Swen Anamofa, Alisye Kheral, Meyvita Lekatompessy, Barbalina Fun, serta seorang lainnya belum diketahui identitasnya.
Petugas awalnya menemukan korban di dalam rumah keluarga Manusiwa, yang tidak terlalu dalam tertimbun material longsoran. Hingga kini petugas masih melakukan pencarian di rumah keluarga Fun.
Fokus pencarian korban dilakukan di rumah mereka yang berada di bawah tebing yang tertimbun longsor dengan kedalaman melebihi lima meter.
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy menyatakan longsoran terjadi akibat tanah di atas perbukitan labil sehingga terjadi longsor menyusul hujan deras yang mengguyur Kota Ambon sejak dua hari terakhir ini.
“Longsor ini terjadi karena hujan yang begitu ekstrem, sehingga struktur tanah di perbukitan menjadi labil dan mengalami longsoran,” kata Richard.
Hingga kini ratusan aparat gabungan bersama warga berusaha mencari korban. Pencarian awalnya dilakukan dengan alat seadanya, namun kini petugas sudah mengerahkan sebuah alat berat yang diharapkan dapat membantu proses pencarian korban. Sejumlah kendaraan ambulans juga disiagakan di lokasi longsoran tersebut.(azh)
()