Pemkot Bandung tarik peredaran novel porno
A
A
A
Sindonews.com - Novel berisi pornografi dan kekerasan yang sempat beredar sudah ditarik dari perpustakaan Sekolah Dasar (SD) di Kota Bandung.
Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda menjamin pihaknya sudah menarik peredaran novel dewasa di sekolah-sekolah. Untuk membuktikan sudah tidak adanya novel yang berisi kata-kata porno dan kekerasan itu, Ayi melakukan sidak di SMP 44, Jalan Cimanuk, Bandung.
Sidak didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Oji Mahroji dan Sekjen FGII Iwan Hermawan. Dalam sidak tidak ditemukan buku non teks yang diadakan Dana Alokasi Khusus pengadaan Maret 2011.
"Tidak ada novel itu. Kata laporan kepala sekolah memang novel itu belum sempat disimpan di perpustakaan sehingga belum dibaca anak-anak," kata Ayi, di sela kunjungan, Jumat (15/6/2012).
Oji mengatakan, pihaknya menerima laporan novel itu sudah tersebar di 208 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan di 171 SD di Bandung.
Begitu mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung memerintahkan setiap kepala sekolah untuk segera menarik novel tak layak baca bagi anak usia SD.
"Begitu mendapat kabar temuan novel, kita langsung menghubungi semua kepala sekolah untuk melakukan pengecekan. Sekarang tidak ditemukan," katanya.
Menurutnya, novel tersebut sangat tidak layak bagi anak sekolah. "Bukan SD saja, SMP dan SMA juga tidak layak membacanya," tukas Oji.
Sidak tersebut menindaklanjuti temuan tiga novel berbau porno yang meresahkan pihak sekolah. Novel pertama kali ditemukan di SD Cempaka Arum, berjudul Tambelo Kembalinya Si Burung Camar yang dikarang Redhite Kurniawan, dan novel berjudul Tidak Hilang Sebuah Nama (Galang Lutfiyanto). Belakangan ditemukan juga novel berjudul Ada Duka di Wibeng. Ketiga buku tersebut diterbitkan PT Era Adicitra Intermedia, Solo, 2008.(azh)
Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda menjamin pihaknya sudah menarik peredaran novel dewasa di sekolah-sekolah. Untuk membuktikan sudah tidak adanya novel yang berisi kata-kata porno dan kekerasan itu, Ayi melakukan sidak di SMP 44, Jalan Cimanuk, Bandung.
Sidak didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Oji Mahroji dan Sekjen FGII Iwan Hermawan. Dalam sidak tidak ditemukan buku non teks yang diadakan Dana Alokasi Khusus pengadaan Maret 2011.
"Tidak ada novel itu. Kata laporan kepala sekolah memang novel itu belum sempat disimpan di perpustakaan sehingga belum dibaca anak-anak," kata Ayi, di sela kunjungan, Jumat (15/6/2012).
Oji mengatakan, pihaknya menerima laporan novel itu sudah tersebar di 208 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan di 171 SD di Bandung.
Begitu mendapat laporan tersebut, pihaknya langsung memerintahkan setiap kepala sekolah untuk segera menarik novel tak layak baca bagi anak usia SD.
"Begitu mendapat kabar temuan novel, kita langsung menghubungi semua kepala sekolah untuk melakukan pengecekan. Sekarang tidak ditemukan," katanya.
Menurutnya, novel tersebut sangat tidak layak bagi anak sekolah. "Bukan SD saja, SMP dan SMA juga tidak layak membacanya," tukas Oji.
Sidak tersebut menindaklanjuti temuan tiga novel berbau porno yang meresahkan pihak sekolah. Novel pertama kali ditemukan di SD Cempaka Arum, berjudul Tambelo Kembalinya Si Burung Camar yang dikarang Redhite Kurniawan, dan novel berjudul Tidak Hilang Sebuah Nama (Galang Lutfiyanto). Belakangan ditemukan juga novel berjudul Ada Duka di Wibeng. Ketiga buku tersebut diterbitkan PT Era Adicitra Intermedia, Solo, 2008.(azh)
()