Ada buku porno, guru takut melapor
A
A
A
Sindonews.com - Terkait keberadaan buku brmatan pornografi dan kekerasan di Sekolah Dasar (SD), beberapa guru SD mengaku sudah lama mengetahui keberadaan buku tersebut. Akan tetapi, para guru bingung harus melapor.
Buntut dari sidak yang dilakukan Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, beberapa guru merasa bingung bahkan baru mengetahui jika ada buku berunsur pornografi.
Salah seorang guru SD Cempaka Arum, Eulis Arofah mengaku jika empat buku yang disidak oleh Wakil Walikota sudah beredar beberapa bulan yang lalu.
"Beberapa bulan yang lalu kamu temukan buku ini dan sudah dibaca oleh guru. Tapi, untungnya buku ini belum pernah dibaca siswa," tuturnya kepada wartawan di sela sidak, Senin (11/6/2012).
Dia juga bingung, dengan keberadaan buku-buku tersbebut. Selain itu, dirinya juga takut dan tidak tahu harus kemana harus melapor.
Eulis menjelaskan, keempat buku yang disidak pertama buku berjudul ' Tambelo Kembalinya si Burung Camar', yang bercerita seseorang guru terdampar di sebuah pulau memakai pakaian yang sangat seksi karena berada di kawasan pulau Irian Jaya.
Buku kedua berjudul Festival Syahadah, yang mengandung unsur kekerasan di Palestina yang saling membunuh. Ketiga berjudul 'Ada Duka di Wibeng' bercerita tentang sex yang di dalamnya mengandung kata-kata seronok.
Terakhir, buku berjudul 'Tidak Hilang Sebuah Nama' bercerita seorang Dokter Australia sedang mengajar kepada murid-murid soal sex.
Senada dengan Eulis, Kepala Sekolah SDN Sondariah, Sofian mengaku kaget dengan keberadaan buku ini di sekolahnya.
"Justru tahu dari media. Bahkan sekarang di sidak baru ketahuan ada buku ini," katanya.
Di sekolah SDN Sondariah, Wakil Walikota mendapatkan lima buku, empat diantaranya sama dengan SD Cempaka Arum. Sedangkan satu buku lagi berjudul 'Syahid Samurai' terbitan Era Adicitra Intermedia asal Kota Solo.(azh)
Buntut dari sidak yang dilakukan Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, beberapa guru merasa bingung bahkan baru mengetahui jika ada buku berunsur pornografi.
Salah seorang guru SD Cempaka Arum, Eulis Arofah mengaku jika empat buku yang disidak oleh Wakil Walikota sudah beredar beberapa bulan yang lalu.
"Beberapa bulan yang lalu kamu temukan buku ini dan sudah dibaca oleh guru. Tapi, untungnya buku ini belum pernah dibaca siswa," tuturnya kepada wartawan di sela sidak, Senin (11/6/2012).
Dia juga bingung, dengan keberadaan buku-buku tersbebut. Selain itu, dirinya juga takut dan tidak tahu harus kemana harus melapor.
Eulis menjelaskan, keempat buku yang disidak pertama buku berjudul ' Tambelo Kembalinya si Burung Camar', yang bercerita seseorang guru terdampar di sebuah pulau memakai pakaian yang sangat seksi karena berada di kawasan pulau Irian Jaya.
Buku kedua berjudul Festival Syahadah, yang mengandung unsur kekerasan di Palestina yang saling membunuh. Ketiga berjudul 'Ada Duka di Wibeng' bercerita tentang sex yang di dalamnya mengandung kata-kata seronok.
Terakhir, buku berjudul 'Tidak Hilang Sebuah Nama' bercerita seorang Dokter Australia sedang mengajar kepada murid-murid soal sex.
Senada dengan Eulis, Kepala Sekolah SDN Sondariah, Sofian mengaku kaget dengan keberadaan buku ini di sekolahnya.
"Justru tahu dari media. Bahkan sekarang di sidak baru ketahuan ada buku ini," katanya.
Di sekolah SDN Sondariah, Wakil Walikota mendapatkan lima buku, empat diantaranya sama dengan SD Cempaka Arum. Sedangkan satu buku lagi berjudul 'Syahid Samurai' terbitan Era Adicitra Intermedia asal Kota Solo.(azh)
()