Tanggul jebol, ribuan warga mengungsi
A
A
A
Sindonews.com - Pemukiman warga Besikama, Kecamatan Malaka Barat, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali dilanda luapan banjir sungai Benenain dalam satu pekan terkahir. Akibatnya warga dari sepuluh desa itu harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Pemukiman warga lima desa mengalami kondisi yang parah. Lima desa tersebut diantaranya Desa Rabasa, Desa Rabasa hain, Rabasa haerain, Loofoun dan Desa Motaulun.
Sementara Desa Lasaen, Fafoe, Umatoos, Umalor dan desa Sikun masuk kategori terparah, ratusan ekor ternak milik warga hanyut terbawa banjir, seluruh lahan pertanian milik warga pun tergenang banjir.
Untuk menyelamatkan sanak saudara yang terkepung banjir, warga terpaksa menggunakan sampan, untuk mengungsikan mereka ke tempat yang lebih tinggi.
Wakil Bupati Belu, lodofikus Taolin, BA mengatakan warga lima desa yang telah mengungsi itu untuk sementara di tampung pada tenda-tenda darurat, kemudian diberikan bantuan makanan instant.
”Warga yang telah mengungsi itu, pemerintah Daerah sudah berikan bantuan darurat berupa makanan siap saji seperti, mie instant dan ikan kaleng,” ucap Taolin ketika dihubungi lewat handphone, Jumat, (18/05/2012).
Luapan banjir itu terjadi akibat tanggul penahan banjir yang telah selesai dibuat setahun yang lalu itu jebol. Akibat luapan Banjir itu, sekitar 600 rumah milik warga lima desa tidak bisa dihuni lagi, begitu pun ratusan hektare lahan pertanian warga terendam lumpur.
Luapan banjir yang menjebol tanggul itu merupakan banjir kiriman berasal dari Sungai Noelmina yang berhulu di Desa Nenas dan Sungai Noelfael dengan hulu di Desa Nuapin, Kabupaten Kupang.
Banjir kiriman lain berasal dari sungai Noelbessi yang berhulu di Desa Tasinifu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), semuanya bermuara ke hilir sungai Benenain di Kabupaten Belu.(azh)
Pemukiman warga lima desa mengalami kondisi yang parah. Lima desa tersebut diantaranya Desa Rabasa, Desa Rabasa hain, Rabasa haerain, Loofoun dan Desa Motaulun.
Sementara Desa Lasaen, Fafoe, Umatoos, Umalor dan desa Sikun masuk kategori terparah, ratusan ekor ternak milik warga hanyut terbawa banjir, seluruh lahan pertanian milik warga pun tergenang banjir.
Untuk menyelamatkan sanak saudara yang terkepung banjir, warga terpaksa menggunakan sampan, untuk mengungsikan mereka ke tempat yang lebih tinggi.
Wakil Bupati Belu, lodofikus Taolin, BA mengatakan warga lima desa yang telah mengungsi itu untuk sementara di tampung pada tenda-tenda darurat, kemudian diberikan bantuan makanan instant.
”Warga yang telah mengungsi itu, pemerintah Daerah sudah berikan bantuan darurat berupa makanan siap saji seperti, mie instant dan ikan kaleng,” ucap Taolin ketika dihubungi lewat handphone, Jumat, (18/05/2012).
Luapan banjir itu terjadi akibat tanggul penahan banjir yang telah selesai dibuat setahun yang lalu itu jebol. Akibat luapan Banjir itu, sekitar 600 rumah milik warga lima desa tidak bisa dihuni lagi, begitu pun ratusan hektare lahan pertanian warga terendam lumpur.
Luapan banjir yang menjebol tanggul itu merupakan banjir kiriman berasal dari Sungai Noelmina yang berhulu di Desa Nenas dan Sungai Noelfael dengan hulu di Desa Nuapin, Kabupaten Kupang.
Banjir kiriman lain berasal dari sungai Noelbessi yang berhulu di Desa Tasinifu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), semuanya bermuara ke hilir sungai Benenain di Kabupaten Belu.(azh)
()