Tolak proyek SUTET, warga usir pekerja
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan warga Kelurahan Pattene, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo memprotes proyek pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang melintas di sekitar rumah mereka.
Sebagian warga yang tidak menerima permukimannya dipasangi bambu dan sejumlah alat penyangga tower SUTET, mengamuk dan merobohkan penyangga tersebut. Bahkan, sejumlah ibu rumah tangga juga keluar rumah membawa parang dan mengancam akan mengejar pekerja menara jika tetap melanjutkan pekerjaannya.
“Kami menolak keras karena dampak dari aliran listrik SUTET sangat berbahaya buat masyarakat, khususnya yang bermukim di bawah dan sekitar jaringan kabel SUTET,” ujar Darius Rombe, salah seorang warga Pattene yang ikut memprotes pembangunan SUTET itu, Selasa (15/5/2012).
Rombe menyebutkan, selama sembilan bulan warga setempat resah dan khawatir karena wilayah mereka menjadi lintasan atau jalur SUTET yang dibangun PT Poso Energi ini. Salah satu menara SUTET akan dibangun di Pattene yang akan menjadi menara penyambung kabel SUTET lintas Sulawesi yang berakhir di gardu induk Latuppa.
“Kami tidak menghalangi pembangunan SUTET, tetapi tolong juga perhatikan bahaya yang akan ditimbulkan SUTET bagi masyarakat sekitarnya. Siapa yang akan bertanggungjawab jika kelak ada warga yang terkena imbas,” ujar Rombe.
Beberapa waktu lalu saat pihak PT Poso Energy sebagai anak perusahaan Kalla Group mengadakan sosialisasi atas rencana pemasangan kabel SUTET, warga setempat telah menyatakan keberatannya. Tanpa dikomando,seluruh masyarakat yang hadir menolak rencana tersebut. Bahkan, saat pemilik Kalla Group, Jusuf Kalla menemui warga Pattene, sikap warga setempat tetap sama, yakni menolak keras pembangunan tersebut melintasi wilayah permukiman mereka.
Warga setempat juga menyoroti pemerintah kelurahan Pattene dan Kecamatan Wara Utara karena dinilai tutup mata atas keresahan warga.Warga mengaku sudah dua kali menyampaikan aspirasi penolakan SUTET ke DPRD,namun belum ditindaklanjuti sampai saat ini.
“Kemana lagi kami mau mengadu kalau bukan ke DPRD?” kata Rombe. Warga Pattene melancarkan protes karena pembangunan menara SUTET kembali dilanjutkan oleh pekerja PT Poso Energy.
Namun, karena diprotes warga,apalagi sebagian warga merobohkan bambu-bambu penyangga proyek listrik itu, pekerja akhirnya menghentikan pekerjaannya.
“Pemerintah saat ini tidak lagi peduli dengan kepentingan masyarakat bawah, terbukti pembangunan SUTET tetap dilanjutkan. Kami akan bertindak tegas juga, meski harus nyawa taruhannya,” tandas seorang ibu rumah tangga, Rifka.
Warga mengatakan, PT Poso Energy menjanjikan kompensasi bagi mereka yang rumahnya dilintasi kabel SUTET. Namun, tawaran itu ditolak.
“Kalau kami berada di bawah SUTET, kasihan anak cucu kami akan menerima dampak buruknya di kemudian hari,” kata Rifka.
Lurah Pattene Jhon Bandaso mengatakan, pihaknya sudah empat kali melakukan sosialisasi SUTET kepada warga. Dalam setiap sosialasasi ini, PT Poso Energy mendatangkan tim independen dari Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk menjelaskan bahwa SUTET tidak membahayakan dan tidak akan menimbulkan radiasi bagi masyarakat sekitarnya.
Dia juga mengakui, puluhan keluarga yang tinggal di daerah lintasan SUTET di Pattene menerima kompensasi dari PT Poso Energy. Bahkan, kata dia, tinggal dua keluarga yang menolak kompensasi ganti rugi.
“Makanya kami juga heran kalau puluhan warga menolak SUTET itu. Setahu saya tinggal dua kepala keluarga yang menolak kompensasi perusahaan,” ujar Jhon.(azh)
Sebagian warga yang tidak menerima permukimannya dipasangi bambu dan sejumlah alat penyangga tower SUTET, mengamuk dan merobohkan penyangga tersebut. Bahkan, sejumlah ibu rumah tangga juga keluar rumah membawa parang dan mengancam akan mengejar pekerja menara jika tetap melanjutkan pekerjaannya.
“Kami menolak keras karena dampak dari aliran listrik SUTET sangat berbahaya buat masyarakat, khususnya yang bermukim di bawah dan sekitar jaringan kabel SUTET,” ujar Darius Rombe, salah seorang warga Pattene yang ikut memprotes pembangunan SUTET itu, Selasa (15/5/2012).
Rombe menyebutkan, selama sembilan bulan warga setempat resah dan khawatir karena wilayah mereka menjadi lintasan atau jalur SUTET yang dibangun PT Poso Energi ini. Salah satu menara SUTET akan dibangun di Pattene yang akan menjadi menara penyambung kabel SUTET lintas Sulawesi yang berakhir di gardu induk Latuppa.
“Kami tidak menghalangi pembangunan SUTET, tetapi tolong juga perhatikan bahaya yang akan ditimbulkan SUTET bagi masyarakat sekitarnya. Siapa yang akan bertanggungjawab jika kelak ada warga yang terkena imbas,” ujar Rombe.
Beberapa waktu lalu saat pihak PT Poso Energy sebagai anak perusahaan Kalla Group mengadakan sosialisasi atas rencana pemasangan kabel SUTET, warga setempat telah menyatakan keberatannya. Tanpa dikomando,seluruh masyarakat yang hadir menolak rencana tersebut. Bahkan, saat pemilik Kalla Group, Jusuf Kalla menemui warga Pattene, sikap warga setempat tetap sama, yakni menolak keras pembangunan tersebut melintasi wilayah permukiman mereka.
Warga setempat juga menyoroti pemerintah kelurahan Pattene dan Kecamatan Wara Utara karena dinilai tutup mata atas keresahan warga.Warga mengaku sudah dua kali menyampaikan aspirasi penolakan SUTET ke DPRD,namun belum ditindaklanjuti sampai saat ini.
“Kemana lagi kami mau mengadu kalau bukan ke DPRD?” kata Rombe. Warga Pattene melancarkan protes karena pembangunan menara SUTET kembali dilanjutkan oleh pekerja PT Poso Energy.
Namun, karena diprotes warga,apalagi sebagian warga merobohkan bambu-bambu penyangga proyek listrik itu, pekerja akhirnya menghentikan pekerjaannya.
“Pemerintah saat ini tidak lagi peduli dengan kepentingan masyarakat bawah, terbukti pembangunan SUTET tetap dilanjutkan. Kami akan bertindak tegas juga, meski harus nyawa taruhannya,” tandas seorang ibu rumah tangga, Rifka.
Warga mengatakan, PT Poso Energy menjanjikan kompensasi bagi mereka yang rumahnya dilintasi kabel SUTET. Namun, tawaran itu ditolak.
“Kalau kami berada di bawah SUTET, kasihan anak cucu kami akan menerima dampak buruknya di kemudian hari,” kata Rifka.
Lurah Pattene Jhon Bandaso mengatakan, pihaknya sudah empat kali melakukan sosialisasi SUTET kepada warga. Dalam setiap sosialasasi ini, PT Poso Energy mendatangkan tim independen dari Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk menjelaskan bahwa SUTET tidak membahayakan dan tidak akan menimbulkan radiasi bagi masyarakat sekitarnya.
Dia juga mengakui, puluhan keluarga yang tinggal di daerah lintasan SUTET di Pattene menerima kompensasi dari PT Poso Energy. Bahkan, kata dia, tinggal dua keluarga yang menolak kompensasi ganti rugi.
“Makanya kami juga heran kalau puluhan warga menolak SUTET itu. Setahu saya tinggal dua kepala keluarga yang menolak kompensasi perusahaan,” ujar Jhon.(azh)
()