Warga dan seniman ruwat pusaka dunia

Jum'at, 27 April 2012 - 09:30 WIB
Warga dan seniman ruwat...
Warga dan seniman ruwat pusaka dunia
A A A
Sindonews.com– Ritual ruwat rawat Borobudur mengawali rangkaian peringatan Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day) di Candi Borobudur,Kabupaten Magelang, kemarin.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Warung Info Jagat Cleguk, ini menampilkan beragam acara. Termasuk peluncuran buku bunga rampai ”Jantung Hati Borobudur” yang disusun sejumlah akademisi,penulis,dan seniman. Acara yang mengusung tema ”Merajut Harmonisasi 3 Sisi” ini melibatkan beberapa pihak. Di antaranya masyarakat sekitar Candi Borobudur, seperti penderes kelapa,pemecah batu, penganyam pandan, pedagang asongan, dan permainan anak-anak. Mereka melakukan performance art yang menggambarkan kehidupan masyarakat di sekitar Candi Borobudur sesuai profesi masing-masing.

”Borobudur yang megah dan bisa mendatangkan banyak wisatawan ini, yang terjadi hanya sebagai sebuah simbol. Kenyataannya, masih ada dan bicara kemiskinan, kesejahteraan masyarakat sekitarnya, yang dialami pemecah batu, penganyam, dan lainnya. Artinya, ada sesuatu yang salah, perlu diruwat untuk mencari solusinya secara bersama,” kata Sucoro, pimpinan Warung Info Jagad Cleguk Borobudur Ritual ruwat rawat Borobudur ini diawali dengan penampilan kesenian pitutur (sejarah) Borobudur.

Kemudian pelepasan burung,geguritan,performance art, dan permainan kesenian tradisional anakanak. Lalu, prosesi menuju halaman Candi Borobudur, peletakan banten-banten di tujuh titik, kilas meditasi, pradaksina, dan tumpengan. Salah satu upaya melestarikan sejarah, pusaka, dan nilainilai keberadaan Borobudur juga diluncurkan buku ”Jantung Hati Borobudur”oleh Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) Dorojatun Kuncoro Jakti.

Mantan Menko Perekonomian ini mengungkapkan, dulu Candi Borobudur dibangun kembali secara susah payah dengan 38 negara. Wakil Ketua II BPPI Pia Alisjahbana menambahkan, 18 April 1982 telah ditetapkan UNESCO sebagai Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day). Seluruh masyarakat di dunia perlu merayakannya dengan memberikan apresiasi terhadap pusaka masing-masing.Seperti kegiatan ritual ruwat rawat Borobudur ini yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Borobudur meskipun masih dalam sekup kecil.

Di Yogyakarta, belasan orang yang tergabung dalam berbagai elemen peduli warisan budaya melakukan aksi dalam rangka Hari Warisan Budaya Dunia. Menurut Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA) Jhohannes Marbun,warisan budaya dunia merupakan aset kekayaan dan kemakmuran bersama sebuah peradaban. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7504 seconds (0.1#10.140)