Korban konflik Aceh tuntut realisasi rumah
A
A
A
Sindonews.com - Korban konflik dari Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah berunjuk rasa menuntut pembangunan rumah yang dijanjikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh. Massa yang diperkirakan berjumlah ratusan mendatangi kantor Gubernur Aceh sejak pagi tadi.
Pembangunan rumah di korban konflik di dua kabupaten tersebut bermasalah. Menurut pengunjuk rasa, ada korban yang tidak mendapatkan rumah, sementara warga yang bukan korban malah mendapatkan rumah pengganti. Atas kasus tersebut Gubernur Aceh pernah berjanji akan melakukan investigasi.
"Gubernur sudah berjanji melakukan investigasi dalam tiga bulan. Ini sudah tiga bulan sejak aksi kami sebelumnya, kami ingin tahu apa hasilnya," kata Maulana Ridha, koordinator massa saat menyambangi kantor Gubernur Aceh, Senin (23/4/2012).
Maulana menyatakan banyak korban konflik yang rumahnya dibakar belum mendapat bantuan. Ironisnya, nama-nama korban sudah masuk dalam daftar Badan Reintegrasi Aceh (BRA).
Maulana menambahkan, pihaknya mendata di Bener Meriah dan Aceh Tengah sedikitnya 1.600 korban konflik belum mendapat rumah bantuan. Ada banyak kasus bantuan tidak tepat sasaran.
"Rumah dibangun atas nama korban konflik, tetapi penerimanya malah orang lain yang bukan korban konflik," ujarnya.(azh)
Pembangunan rumah di korban konflik di dua kabupaten tersebut bermasalah. Menurut pengunjuk rasa, ada korban yang tidak mendapatkan rumah, sementara warga yang bukan korban malah mendapatkan rumah pengganti. Atas kasus tersebut Gubernur Aceh pernah berjanji akan melakukan investigasi.
"Gubernur sudah berjanji melakukan investigasi dalam tiga bulan. Ini sudah tiga bulan sejak aksi kami sebelumnya, kami ingin tahu apa hasilnya," kata Maulana Ridha, koordinator massa saat menyambangi kantor Gubernur Aceh, Senin (23/4/2012).
Maulana menyatakan banyak korban konflik yang rumahnya dibakar belum mendapat bantuan. Ironisnya, nama-nama korban sudah masuk dalam daftar Badan Reintegrasi Aceh (BRA).
Maulana menambahkan, pihaknya mendata di Bener Meriah dan Aceh Tengah sedikitnya 1.600 korban konflik belum mendapat rumah bantuan. Ada banyak kasus bantuan tidak tepat sasaran.
"Rumah dibangun atas nama korban konflik, tetapi penerimanya malah orang lain yang bukan korban konflik," ujarnya.(azh)
()