Rp25 ribu disebar jelang Pilkada Buleleng
A
A
A
Sindonews.com - Money politic diduga mewarnai Pilkada Buleleng. Warga di Desa Pengulon Kecamatan Gerogak diiming-imingi sejumlah uang guna memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati tertentu menjelang digelarnya Pikada Buleleng pada Minggu 22 April 2012.
Sehari menjelang pilkada, praktek politik uang terus terjadi. Warga Desa Pengulon melaporkan anggota tim sukses diduga dari pasangan Tutik Kusuma Wardani dan Komang Nova Sewi Putra (Tunov) yang diusung Partai Demokrat karena memberikan sejumlah uang.
Tiga orang warga masing-masing Subhan, Azwar Anas dan Taufiq mengaku diberi uang oleh anggota tim sukses untuk memilih pasangan Tunov.
"Mereka masing-masing diberi uang Rp25 ribu dan diminta agar memilih pasangan Tunov pada pemilihan besok," ujar Mulyadi, Wakil Ketua Tim Pemenangan Putu Agus Duradnyana-Ida Bagus Sutjidra, saat melaporkan dugaan money politik di Panwaslu Buleleng, Sabtu 21 April 2012 malam.
Ketiganya lanjut menyampaikan hal itu kepada Mulyadi yang langsung berinisiatif membawa kasus tersebut ke Panwaslu.
Mulyadi yang juga anggota Komisi D DPRD Buleleng dari PPP lanjut mengajak tiga saksi untuk melaporkan dugaan politik uang beserta barang bukti pecahan uang Rp20 ribu dan pecahan uang Rp5 ribu.
Dia mensinyalir praktek tersebut terjadi hampir merata di 14 desa di Kecamatan Gerogak, namun yang sempat ditemukan langsung adalah di Desa Pengulan.
Latarbelakang pelaporan kasus tersebut kata Mulyadi, semata tak lain agar ke depan praktek seperti itu tidak terulang lagi dan bisa menjadi pendidikan politik bagi masyarakat dan memperbaiki sistem.
Menanggapi laporan tersebut, Ketua Panwaslu Buleleng, I Ketut Rudia menyatakan, pihaknya segera menindaklanjutinya dengan melakukan klarifikasi ke saksi-saksi dan pengkajian.
Segera akan dilakukan pemanggilan terhadap terlapor yang diketahui bernama Asnawi yang disebut-sebut anggota tim sukses Tunov.
Setelah pencoblosan, pihaknya segera memanggil terlapor guna didengar keterangannya terkait dugaan politik uang.
"Kami masih punya waktu tujuh hari untuk bisa merampungkan kasus ini," imbuh mantan jurnalis ini.
Seperti diketahui, empat paket akan bertarung di Pilkada Buleleng. Mereka adalah paket nomor urut 1 Gede Ariadi dan Wayan Artha (Griya 12) diusung Partai Golkar, PKPB, dan PAN.
Paket nomor urut 2 Tutik Kusuma Wardani dan Komang Nova Sewi Putra (Tunov) yang diusung Partai Demokrat. Paket Nomor urut 3 Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra (PAS-Sutjidra) yang diusung PDI-P, PPP, PKB, PNIM dan PKS.
Sedangkan paket nomor urut 4 adalah pasangan I Gede Wenten Suparlan dan Ida Bagus Djodhi diusung oleh Partai Hanura, PKPI, Partai Pelopor, PNBKI, PPDI, PDP, dan Partai Gerindra.(azh)
Sehari menjelang pilkada, praktek politik uang terus terjadi. Warga Desa Pengulon melaporkan anggota tim sukses diduga dari pasangan Tutik Kusuma Wardani dan Komang Nova Sewi Putra (Tunov) yang diusung Partai Demokrat karena memberikan sejumlah uang.
Tiga orang warga masing-masing Subhan, Azwar Anas dan Taufiq mengaku diberi uang oleh anggota tim sukses untuk memilih pasangan Tunov.
"Mereka masing-masing diberi uang Rp25 ribu dan diminta agar memilih pasangan Tunov pada pemilihan besok," ujar Mulyadi, Wakil Ketua Tim Pemenangan Putu Agus Duradnyana-Ida Bagus Sutjidra, saat melaporkan dugaan money politik di Panwaslu Buleleng, Sabtu 21 April 2012 malam.
Ketiganya lanjut menyampaikan hal itu kepada Mulyadi yang langsung berinisiatif membawa kasus tersebut ke Panwaslu.
Mulyadi yang juga anggota Komisi D DPRD Buleleng dari PPP lanjut mengajak tiga saksi untuk melaporkan dugaan politik uang beserta barang bukti pecahan uang Rp20 ribu dan pecahan uang Rp5 ribu.
Dia mensinyalir praktek tersebut terjadi hampir merata di 14 desa di Kecamatan Gerogak, namun yang sempat ditemukan langsung adalah di Desa Pengulan.
Latarbelakang pelaporan kasus tersebut kata Mulyadi, semata tak lain agar ke depan praktek seperti itu tidak terulang lagi dan bisa menjadi pendidikan politik bagi masyarakat dan memperbaiki sistem.
Menanggapi laporan tersebut, Ketua Panwaslu Buleleng, I Ketut Rudia menyatakan, pihaknya segera menindaklanjutinya dengan melakukan klarifikasi ke saksi-saksi dan pengkajian.
Segera akan dilakukan pemanggilan terhadap terlapor yang diketahui bernama Asnawi yang disebut-sebut anggota tim sukses Tunov.
Setelah pencoblosan, pihaknya segera memanggil terlapor guna didengar keterangannya terkait dugaan politik uang.
"Kami masih punya waktu tujuh hari untuk bisa merampungkan kasus ini," imbuh mantan jurnalis ini.
Seperti diketahui, empat paket akan bertarung di Pilkada Buleleng. Mereka adalah paket nomor urut 1 Gede Ariadi dan Wayan Artha (Griya 12) diusung Partai Golkar, PKPB, dan PAN.
Paket nomor urut 2 Tutik Kusuma Wardani dan Komang Nova Sewi Putra (Tunov) yang diusung Partai Demokrat. Paket Nomor urut 3 Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra (PAS-Sutjidra) yang diusung PDI-P, PPP, PKB, PNIM dan PKS.
Sedangkan paket nomor urut 4 adalah pasangan I Gede Wenten Suparlan dan Ida Bagus Djodhi diusung oleh Partai Hanura, PKPI, Partai Pelopor, PNBKI, PPDI, PDP, dan Partai Gerindra.(azh)
()