Walaupun panik, warga Aceh sudah sadar gempa
A
A
A
Sindonews.com - Respon masyarakat Aceh pada gempa berkekuatan 8,5 skala Richter (SR) dinilai sudah tepat. Respon yang diberikan warga Aceh menggambarkan warga Aceh sadar gempa.
Peneliti Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Alam Puslip Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Hananto mengatakan, respon masyarakat Sumatera, khususnya Aceh, terhadap gempa Selasa 11 April kemarin sudah tepat.
Dia melihat, masyarakat Aceh sadar akan gempa. Meskipun ada kepanikan dan ketakutan, tentu masih wajar mengingat kekuatan gempa yang mencapai 8,5 SR.
"Panik iya, tapi paniknya itu sudah terarah. Saat terjadi gempa bumi masyarakat langsung sadar untuk menyelematkan diri ke tempat atau dataran yang lebih tinggi tanpa harus diarahkan," ujar Nugroho dalam diskusi gempa bersama wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (12/4/2012).
Dia menilai, antisipasi yang dilakukan masyarakat Aceh sudah benar. Langkah antisipasi spontan tersebut sangat baik dibanding gempa dan Tsunami pada 2004.
“Antisipasi bencana gempa bumi yang terjadi kemarin jauh sudah sangat bagus dibandingkan dengan respon masyarakat saat terjadi gempa bumi di Aceh pada 2004,” tuturnya.
Dia menuturkan, peringatan terpadu juga berjalan dengan baik. Misalnya, di televisi juga muncul informasi gempa. Hal itu tidak lepas dari jalannya sosialiasi dan edukasi mengenai gempa bumi kepada masyarakat.
"Edukasi yang dilakukan semua pihak juga berjalan dengan baik," katanya.
Meski begitu, dia tetap mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap setiap gempa yang terjadi. Masyarakat disarankan selalu patuh kepada otoritas yang ada seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) jika terjadi gempa bumi di daerahnya. Sehingga, mereka bisa segera bertindak untuk menyelamatkan diri.
"Masyarakat jangan sampai tidak percaya pada otoritas yang ada, karena ini penting," ujarnya.(azh)
Peneliti Bidang Dinamika Bumi dan Bencana Alam Puslip Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Hananto mengatakan, respon masyarakat Sumatera, khususnya Aceh, terhadap gempa Selasa 11 April kemarin sudah tepat.
Dia melihat, masyarakat Aceh sadar akan gempa. Meskipun ada kepanikan dan ketakutan, tentu masih wajar mengingat kekuatan gempa yang mencapai 8,5 SR.
"Panik iya, tapi paniknya itu sudah terarah. Saat terjadi gempa bumi masyarakat langsung sadar untuk menyelematkan diri ke tempat atau dataran yang lebih tinggi tanpa harus diarahkan," ujar Nugroho dalam diskusi gempa bersama wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (12/4/2012).
Dia menilai, antisipasi yang dilakukan masyarakat Aceh sudah benar. Langkah antisipasi spontan tersebut sangat baik dibanding gempa dan Tsunami pada 2004.
“Antisipasi bencana gempa bumi yang terjadi kemarin jauh sudah sangat bagus dibandingkan dengan respon masyarakat saat terjadi gempa bumi di Aceh pada 2004,” tuturnya.
Dia menuturkan, peringatan terpadu juga berjalan dengan baik. Misalnya, di televisi juga muncul informasi gempa. Hal itu tidak lepas dari jalannya sosialiasi dan edukasi mengenai gempa bumi kepada masyarakat.
"Edukasi yang dilakukan semua pihak juga berjalan dengan baik," katanya.
Meski begitu, dia tetap mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap setiap gempa yang terjadi. Masyarakat disarankan selalu patuh kepada otoritas yang ada seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) jika terjadi gempa bumi di daerahnya. Sehingga, mereka bisa segera bertindak untuk menyelamatkan diri.
"Masyarakat jangan sampai tidak percaya pada otoritas yang ada, karena ini penting," ujarnya.(azh)
()