Perbatasan RI-Timor Leste rawan uang palsu
A
A
A
Sindonews.com - Maraknya peredaran uang palsu di daerah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan negara Timor Leste membuat warga harus lebih waspada, saat ini di NTT diketahui beredar uang palsu mencapai puluhan juta rupiah.
Fenomena peredaran uang palsu di Indonesia menjadi perhatian khusus Bank Indonesia (BI). Untuk mengantisipasi beredarnya uang palsu dalam jumlah banyak, BI Cabang Kupang, NTT, melakukan sosialisasi pengenalan uang rupiah asli kepada sejumlah warga dari berbagai kalangan di Kefamenanu NTT.
Peredaran uang palsu biasanya terjadi pada masyarakat kecil, khusus di daerah perbatasan. Modus itu sering terjadi pada saat transaksi jual beli hewan di perbatasan.
Rendahnya pengetahuan masyarakat soal keaslian uang menjadi sasaran empuk pengedar. Kebanyakan yang dipalsukan berkisar pada pecahan uang RP50 ribu dan Rp100 ribu.
Sesuai data yang dipaparkan BI, saat ini di NTT sudah teridentifikasi peredaran uang palsu dari setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2009 silam sebesar Rp1,9 juta, tahun 2010 sebesar Rp13.160.000, tahun 2011 meningkat menjadi Rp17 juta, sementara tahun 2012 hingga akhir maret sudah mencapai Rp1 juta.
Dalam acara sosialisasi itu, pimpinan BI Cabang Kupang, Lukdir Gultom, memberikan trik membedakan uang asli dan palsu.
”Ada lima cara untuk membedakan uang palsu dengan uang asli rupiah, yakni dengan cara uang itu dilihat, diraba, diterawang, diintip dan digoyang,” jelas Gultom, di sela kegiatan sosialisasi di Hotel Livero Kefamenanu, Rabu 4 April 2012.(azh)
Fenomena peredaran uang palsu di Indonesia menjadi perhatian khusus Bank Indonesia (BI). Untuk mengantisipasi beredarnya uang palsu dalam jumlah banyak, BI Cabang Kupang, NTT, melakukan sosialisasi pengenalan uang rupiah asli kepada sejumlah warga dari berbagai kalangan di Kefamenanu NTT.
Peredaran uang palsu biasanya terjadi pada masyarakat kecil, khusus di daerah perbatasan. Modus itu sering terjadi pada saat transaksi jual beli hewan di perbatasan.
Rendahnya pengetahuan masyarakat soal keaslian uang menjadi sasaran empuk pengedar. Kebanyakan yang dipalsukan berkisar pada pecahan uang RP50 ribu dan Rp100 ribu.
Sesuai data yang dipaparkan BI, saat ini di NTT sudah teridentifikasi peredaran uang palsu dari setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 2009 silam sebesar Rp1,9 juta, tahun 2010 sebesar Rp13.160.000, tahun 2011 meningkat menjadi Rp17 juta, sementara tahun 2012 hingga akhir maret sudah mencapai Rp1 juta.
Dalam acara sosialisasi itu, pimpinan BI Cabang Kupang, Lukdir Gultom, memberikan trik membedakan uang asli dan palsu.
”Ada lima cara untuk membedakan uang palsu dengan uang asli rupiah, yakni dengan cara uang itu dilihat, diraba, diterawang, diintip dan digoyang,” jelas Gultom, di sela kegiatan sosialisasi di Hotel Livero Kefamenanu, Rabu 4 April 2012.(azh)
()