Tak dibayar, 5 pendemo pro BBM naik terlantar

Rabu, 28 Maret 2012 - 15:51 WIB
Tak dibayar, 5 pendemo pro BBM naik terlantar
Tak dibayar, 5 pendemo pro BBM naik terlantar
A A A
Sindonews.com - Inilah akhir dari unjuk rasa pro kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Lima orang pengunjuk rasa terlantar setelah demo bubar. Pasalnya kelima orang ini tidak mendapatkan imbalan yang dijanjikan sebelumnya.

Salah seorang pengunjuk rasa itu bernama Eti (44). Warga Babakan Siliwangi, Bandung, ini kebingungan tak bisa pulang usai unjuk rasa mendukung kenaikan BBM di Gedung Sate, Bandung.

Sebelum mengikuti unjuk rasa, Eti dijanjikan akan diberi uang makan sebesar Rp50 ribu. Akan tetapi nahas bagi Eti, entah tidak kebagian atau dilupakan oleh si pemberi janji, Eti pun tak kebagian jatah Rp50 ribu tersebut.

Akibatnya, setelah dua jam mengikuti demo panas-panasan disambung audiensi dengan anggota dewan dari Fraksi Demokrat, Eti hampir tidak bisa pulang ke rumahnya karena tidak punya ongkos.

"Dijanjikan Rp50 ribu perorang. Ternyata yang mau ngasih uang itu malah lari. Sampai sekarang saya belum bisa pulang. Enggak punya ongkos," ungkap Eti, yang ditemui di sekitar lokasi demo, Jalan Diponegoro, Bandung, Rabu (28/3/2012).

Eti ternyata tidak sendiri. Ada empat orang lagi yang bernasib serupa, tidak kebagian jatah dari aksi dukungan terhadap kenaikan harga BBM itu.

"Tadinya saya mau bawa banyak orang, tapi takutnya kayak gini saya jadi bawa lima orang, kakak saya, adik, dan anak saya," paparnya, sambil menunjukkan poster bekas aksi bertulisan "Sejahterakan Kami!"

Dia mengaku diajak demo pro kenaikan BBM tadi pagi oleh seorang temannya di Jalan Cihampelas. Katanya, lanjut Eti, dirinya disuruh secepatnya bawa orang sebanyak mungkin untuk ikut demo besar-besaran dengan imbalan Rp50 ribu.

Begitu ikut aksi, orang yang menjanjikan itu memang ikut demo. Namun setelah selesai demo, orang tersebut menghilang. Eti dan empat saudaranya ditinggalkan begitu saja tanpa diberi uang.

"Saya sudah telepon dia, tetapi HP-nya engga aktif. Padahal anak saya mau beli minum juga enggak bisa," katanya.

Akhirnya Eti mengaku kecewa sama orang yang mengajak demo pro SBY itu. Padahal, dia mengaku berat dengan kenaikan harga BBM. Pasalnya, dengan naiknya harga BBM, otomatis kebutuhan pokok akan naik juga.

"Jika ada bantuan untuk orang miskin, silakan. Apalagi beras sekarang Rp10 ribu, sangat berat bagi orang seperti saya," ungkapnya.

Eti juga tampak ragu ketika ditanya kenapa setuju dengan kenaikan harga BBM. Namun dia berkilah ikut demo karena dibayar Rp50 ribu. "Saya pengen tahu aja pengalaman demo ini bagaimana. Jadi tidak hanya tahu di televisi saja," ujarnya.

Eti yang kebingungan untuk pulang, akhirnya diberi uang oleh seorang wartawan Rp20 ribu. Eti tampak senang sekali saat diberi uang tersebut.

Sebelumnya, ratusan massa yang menamakan dirinya Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB), organisasi di bawah Partai Demokrat berunjuk rasa mendukung kenaikan harga BBM.

Masyarakat juga mengikuti aksi pro-SBY ini, di antaranya tukang becak, ibu rumah tangga, pemulung, dan anak muda.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7146 seconds (0.1#10.140)