Publikasi karya ilmiah cukup lewat internet

Sindonews.com - Wacana mewajibkan publikasi karya ilmiah di Jurnal sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa dinilai sangat memberatkan, karena bisa memperlambat kelulusan.

Ketua Independent Research Institute (IRI), Mulyadi Nurdin mengatakan, hal ini terjadi mengingat jurnal yang tersedia saat ini masih sangat terbatas.

"Jurnal ilmiah yang ada belum mampu memuat semua karya tulis mahasiswa, kalau ini dipaksakan pasti akan banyak mahasiswa yang terhambat kelulusannya karena menunggu karyanya dipublikasi," katanya dalam siaran pers, Selasa (6/3/2012).

Ditambahkan dia, jangankan jurnal internasional sebagaimana yang disyaratkan bagi mahasiswa program doktor, jurnal berstandar nasional saja jumlahnya masih terbatas.

"Jurnal internasional tidak gampang memuat karya mahasiswa, coba hitung ada berapa jurnal yang bertaraf internasional di Indonesia," ujarnya.

Mulyadi berpendapat, karya tulis ilmiah cukup dipublikasi secara online di internet, karena di sana bisa dicek kalau kemungkinan ada plagiarisme.

Menurutnya upaya menumbuhkan semangat meneliti di Indonesia memang patut didukung semua pihak, karena selama ini semangat meneliti dan menulis masih sangat kurang. "Bagaimanapun kita tetap mendukung program meningkatkan budaya menulis dan meneliti," kata Mulyadi.

Kewajiban publikasi karya Ilmiah ditetapkan oleh pemerintah melalui Surat Dirjen Dikti Nomor 152/E/T/2012, tertanggal 27 Januari 2012, yang berlaku mulai kelulusan setelah Agustus 2012. Untuk lulus program sarjana, ketentuannya harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah.

Untuk lulus program magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional diutamakan yang terakreditasi Dikti, sedangkan untuk lulus program Doktor harus telah menghasilkan makalah diterima untuk terbit pada jurnal internasional. (san)