Pilot nyabu lemahnya pengawasan perusahaan maskapai
A
A
A
Sindonews.com - Kasus tertangkapnya pilot dari perusahaan penerbangan Lion Air tak saja mencoreng dunia penerbangan secara nasional namun juga bisa internasional. Penangkapan dua kali secara berturu-turut oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) tentu saja terdengar sampai ke luar negeri.
Hal itu tidak hanya merugikan perusahaan bersangkutan namun juga perusahaan penerbangan secara keseluruhan di Indonesia. Banyak pihak meminta agar ada kaderisasi dari pilot yang baik dan benar segera dilakukan selain juga desakan terhadap perusahaan maskapai untuk meningkatkan aturan ketat terhadap para pilot.
Dimintai pendapatnya mengenai kasus itu, Pengamat Penerbangan Chappy Hakim mengaku sangat menyesali sikap dan mental para pilot itu. Dua kali tertangkap dengan waktu relatif dekat, menurut mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ini sangat memprihatinkan.
Menurut Chappy, rendahnya mental para pilot itu menunjukan lemahnya perusahaan maskapai dalam melakukan pengawasan dan pembinaan. Jika benar perusahaan maskapai itu telah melaksanakan aturan yang berlaku di dunia penerbangan tidak mungkin pilotnya bisa nyambu.
"Regulasi dan ketentuan perusahaan maskapai sangat jelas. Pilot setiap enam bulan sekali dilakukan general check up. Updating konidis fisik para pilot terpantau. Regulasi ini sangat ketat," kata mantan purnawirawan jenderal bintang empat Angkatan Udara ini ketika berbincang dengan Sindo Radio, Senin (6/2/2012).
Pilot itu menurut Chappy bukan pekerja biasa, dia (pilot) memiliki tanggung jawab besar mengoperasionalkan pesawat. Bayangkan saja, jika kemudian pilot mengonsumsi sabu sesaat sebelum akan melakukan penerbangan di banyak rute.
"Akibat pengaruh narkoba di jalanan saja menyebabkan sembilan orang meninggal. Tidak bisa dibayangkan jika pilot membawa ratusan penumpang akibat narkoba kemudian jatuh di pemukiman warga, berapa ratus korban yang meninggal," kata Chappy.
Jika seorang pilot tak mematuhi aturan, akibatnya harus dibayar sangat mahal. Terakhir, Chappy mendesak agar perusahaan maskapai penerbangan melakukan pembinaan terhadap para pilot sejak awal.
Sebelumnya, seorang pilot dari perusahaan penerbangan PT Lion Air berinisial SS tertangkap sedang menggunakan narkoba jenis sabu-sabu di sebuah hotel di Surabaya pada Sabtu 4 Febaruari.
Pada saat ditangkap oleh petugas polisi, SS sedang bermain kartu bersama tiga pilot lainnya di kamar hotel nomer 2109. Dari hasil tes urine diketahui SS positif menggunakan sabu, sedangkan hasil tes urine terhadap tiga pilot lainnya adalah negatif. SS sendiri memiliki jadwal menerbangkan pesawat dari Surabaya ke Makassar pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Sebelumnya, BNN juga berhasil menangkap empat pilot sedang pesta sabu di sebuah tempat hiburan di Makasar. (lin)
Hal itu tidak hanya merugikan perusahaan bersangkutan namun juga perusahaan penerbangan secara keseluruhan di Indonesia. Banyak pihak meminta agar ada kaderisasi dari pilot yang baik dan benar segera dilakukan selain juga desakan terhadap perusahaan maskapai untuk meningkatkan aturan ketat terhadap para pilot.
Dimintai pendapatnya mengenai kasus itu, Pengamat Penerbangan Chappy Hakim mengaku sangat menyesali sikap dan mental para pilot itu. Dua kali tertangkap dengan waktu relatif dekat, menurut mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ini sangat memprihatinkan.
Menurut Chappy, rendahnya mental para pilot itu menunjukan lemahnya perusahaan maskapai dalam melakukan pengawasan dan pembinaan. Jika benar perusahaan maskapai itu telah melaksanakan aturan yang berlaku di dunia penerbangan tidak mungkin pilotnya bisa nyambu.
"Regulasi dan ketentuan perusahaan maskapai sangat jelas. Pilot setiap enam bulan sekali dilakukan general check up. Updating konidis fisik para pilot terpantau. Regulasi ini sangat ketat," kata mantan purnawirawan jenderal bintang empat Angkatan Udara ini ketika berbincang dengan Sindo Radio, Senin (6/2/2012).
Pilot itu menurut Chappy bukan pekerja biasa, dia (pilot) memiliki tanggung jawab besar mengoperasionalkan pesawat. Bayangkan saja, jika kemudian pilot mengonsumsi sabu sesaat sebelum akan melakukan penerbangan di banyak rute.
"Akibat pengaruh narkoba di jalanan saja menyebabkan sembilan orang meninggal. Tidak bisa dibayangkan jika pilot membawa ratusan penumpang akibat narkoba kemudian jatuh di pemukiman warga, berapa ratus korban yang meninggal," kata Chappy.
Jika seorang pilot tak mematuhi aturan, akibatnya harus dibayar sangat mahal. Terakhir, Chappy mendesak agar perusahaan maskapai penerbangan melakukan pembinaan terhadap para pilot sejak awal.
Sebelumnya, seorang pilot dari perusahaan penerbangan PT Lion Air berinisial SS tertangkap sedang menggunakan narkoba jenis sabu-sabu di sebuah hotel di Surabaya pada Sabtu 4 Febaruari.
Pada saat ditangkap oleh petugas polisi, SS sedang bermain kartu bersama tiga pilot lainnya di kamar hotel nomer 2109. Dari hasil tes urine diketahui SS positif menggunakan sabu, sedangkan hasil tes urine terhadap tiga pilot lainnya adalah negatif. SS sendiri memiliki jadwal menerbangkan pesawat dari Surabaya ke Makassar pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Sebelumnya, BNN juga berhasil menangkap empat pilot sedang pesta sabu di sebuah tempat hiburan di Makasar. (lin)
()