Sengketa tanah, ratusan petani babat sawit
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan petani menebangi pohon sawit yang masih produktif. Aksi ini dilakukan sebagai protes terkait sengketa lahan antara warga dengan PT SMART yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Petani menebangi kelapa sawit menggunakan gergaji mesin di perkebunan Kampung Baru Sido Mukti, Kecamatan Aek Kuo Padang Halaban, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.
Selain menebang pohon, ratusan petani ini juga menduduki dan menguasai lahan tersebut.
Safii Maulana, koordinator petani, Senin (6/2/2012), mengungkapkan para petani mengancam terus menebang jika perusahaan dan pemerintah tidak segera merealisasikan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan sebelumnya.
Bahkan mereka mengancam akan menebang seluruh sawit di lahan seluas 3.000 hektare itu. Para petani mengklaim lahan tempat berdirinya pepohonan sawit adalah tanah mereka yang dirampas perusahaan.
Sejumlah petani terlihat mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Senjata itu dipersiapkan warga untuk mengantisipasi massa tandingan yang mungkin didatangkan pihak perkebunan.
Akibat aksi tersebut aktivitas perkebunan lumpuh. Di pintu masuk hanya terlihat sekuriti yang mengawasi truk pengangkut hasil perkebunan. Sedangkan pihak perkebunan sendiri yang hendak dimintai keterangan seputar masalah sengketa tanah ini tidak berada di tempat.
Petani menebangi kelapa sawit menggunakan gergaji mesin di perkebunan Kampung Baru Sido Mukti, Kecamatan Aek Kuo Padang Halaban, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara.
Selain menebang pohon, ratusan petani ini juga menduduki dan menguasai lahan tersebut.
Safii Maulana, koordinator petani, Senin (6/2/2012), mengungkapkan para petani mengancam terus menebang jika perusahaan dan pemerintah tidak segera merealisasikan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan sebelumnya.
Bahkan mereka mengancam akan menebang seluruh sawit di lahan seluas 3.000 hektare itu. Para petani mengklaim lahan tempat berdirinya pepohonan sawit adalah tanah mereka yang dirampas perusahaan.
Sejumlah petani terlihat mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Senjata itu dipersiapkan warga untuk mengantisipasi massa tandingan yang mungkin didatangkan pihak perkebunan.
Akibat aksi tersebut aktivitas perkebunan lumpuh. Di pintu masuk hanya terlihat sekuriti yang mengawasi truk pengangkut hasil perkebunan. Sedangkan pihak perkebunan sendiri yang hendak dimintai keterangan seputar masalah sengketa tanah ini tidak berada di tempat.
()